Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penjelasan Psikolog Mengapa Badut Menyeramkan Bagi Sebagian Orang

Penjelasan Psikolog Mengapa Badut Menyeramkan Bagi Sebagian Orang badut seram. ©Getty Images

Merdeka.com - Sejak lama Hollywood sudah mengaduk-aduk perasaan kita tentang badut. Sebut saja badut jahat, Pennywise, yang diciptakan Stephen King dalam film baru-baru ini berjudul "It Chapter Two," sementara musuh bebuyutan Batman, The Joker yang diperankan oleh Joaquin Phoenix, juga muncul sebagai antihero dalam "Joker".

Bagaimana bisa sosok yang sering muncul dalam pesta ulang tahun anak ini menjadi wujud jahat sebagaimana digambarkan dalam film Hollywood tersebut?

Faktanya, dalam sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan di Inggris mengungkapkan bahwa hanya sedikit anak-anak yang suka badut. Profesor psikologi dari Knox College, Frank T. McAndrew dan Cornelia H. Dudley menyampaikan dalam sebuah tulisan yang dilansir dari laman Time, Jumat (1/11), pihaknya tak hanya tertarik mempelajari bagaimana badut bisa menciptakan rasa takut, namun juga tertarik meneliti kenapa mereka bisa mengganggu.

Pada 2016, McAndrew mempublikasikan kajian berjudul "On the Nature of Creepiness" dengan salah seorang muridnya bernama Sara Koehnke, dalam jurnal New Ideas in Psychology. Sementara penelitian ini tidak secara khusus melihat keseraman badut, namun menjelaskan sejumlah fenomena menarik.

Pawai Para Badut

Karakter badut telah ada sejak sekitar ribuan tahun. Sejarahnya, pelawak dan badut menjadi medium satir dan cara menegur orang-orang berkuasa. Mereka memiliki katup pengaman untuk melepaskan uap dan mereka diberikan kebebasan berekspresi yang unik - selama lawakan yang mereka lontarkan tidak mengganggu kenyamanan penguasa.

Pelawak dan orang yang suka melontarkan satir ini berasal dari Mesir kuno, dan kata Inggris "clown" pertama kali muncul sekitar tahun 1500-an, ketika Shakespeare menggunakan istilah ini untuk menggambarkan karakter-karakter bodoh dalam beberapa permainannya. Badut sirkus yang sekarang akrab - dengan wajah dicat, wig dan pakaian besar - muncul pada abad ke-19 dan hanya mengalami sedikit perubahan selama 150 tahun terakhir.

Kiasan badut jahat juga bukan sesuatu yang baru. Pada tahun 2016, penulis Benjamin Radford menerbitkan "Bad Clowns" yang melacak evolusi historis badut menjadi makhluk tak terduga yang mengancam.

Kemudian selama beberapa bulan pada 2016, badut menyeramkan ini meneror Amerika. Sosok badut jahat muncul setelah pembunuh berantai John Wayne Gacy ditangkap. Pada 1970, Gacy muncul di pesta ulang tahun anak-anak sebagai "Pogo si Badut" dan kerap melukis gambar badut. Ketika pihak keamanan mengungkap dia membunuh sedikitnya 33 orang, mengubur sebagian besar korban di sebuah ruang dalam rumahnya di Chicago, pinggiran kota, hubungan antara badut dan perilaku psikopat yang berbahaya selamanya terpaku pada ketidaksadaran kolektif orang Amerika.

Laporan muncul dari setidaknya 10 negara bagian yang berbeda. Di Florida, badut jahat terlihat bersembunyi di sisi jalan. Di South Carolina, badut dilaporkan mencoba memikat perempuan dan anak-anak ke hutan.

Tidak jelas insiden mana yang merupakan kisah badut dan yang benar-benar mengancam upaya penculikan. Meskipun demikian, para pelaku tampaknya memanfaatkan ketakutan paling mendasar yang dialami oleh begitu banyak anak - dan lebih dari beberapa orang dewasa - di hadapan badut.

Sifat Menyeramkan

Psikologi dapat membantu menjelaskan kenapa badut - yang seharusnya menjadi sumber lelucon - seringkali membuat bergidik.

Berdasarkan penelitian empiris tentang kengerian oleh dua psikolog tersebut, perasaan bergidik mungkin ada hubungannya dengan ambiguitas - tentang tidak benar-benar yakin bagaimana harus bereaksi terhadap seseorang atau situasi.

"Kami merekrut 1.341 sukarelawan berusia 18 tahun sampai 77 tahun untuk mengisi jajak pendapat daring. Pada bagian pertama survei, peserta kami menilai kemungkinan hipotesis "orang menyeramkan" akan menunjukkan 44 perilaku yang berbeda, seperti pola kontak mata yang tidak biasa atau karakteristik fisik seperti tato yang terlihat," jelasnya.

"Pada bagian kedua survei, peserta menilai kengerian dari 21 pekerjaan yang berbeda, dan di bagian ketiga mereka hanya menuliskan daftar dua hobi yang mereka anggap menyeramkan. Pada bagian terakhir, peserta mencatat seberapa besar mereka setuju dengan 15 pernyataan tentang sifat orang yang menyeramkan," lanjutnya.

Hasil penelitian menunjukkan, orang yang kita anggap menyeramkan jauh lebih mungkin laki-laki daripada perempuan, ketidakpastian adalah komponen penting dari kengerian dan pola kontak mata yang tidak biasa dan perilaku nonverbal lainnya memicu detektor kengerian untuk waktu yang lama.

Karakteristik fisik yang tidak biasa atau aneh seperti mata melotot, senyum aneh atau jari yang panjang, bisa membuat orang menilai seseorang menyeramkan. Saat responden diminta menilai tingkat kengerian dari jenis pekerjaan yang berbeda, yang berada di posisi teratas adalah badut.

"Hasilnya konsisten dengan teori saya bahwa "bergidik" adalah respons terhadap ambiguitas ancaman dan hanya ketika kita dihadapkan dengan ketidakpastian tentang ancaman, maka kita akan merinding," jelasnya.

"Sebagai contoh, akan dianggap tidak sopan dan aneh untuk melarikan diri di tengah percakapan dengan seseorang yang mengirimkan getaran menyeramkan tetapi sebenarnya tidak berbahaya; pada saat yang sama, bisa berbahaya untuk mengabaikan intuisi Anda dan terlibat dengan individu itu jika dia, pada kenyataannya, adalah ancaman. Ambivalensi membuat Anda membeku di tempat, berkubang dalam ketidaknyamanan," lanjutnya.

indonesia di cfd

Liputan6.com/Faizal Fanani

Rami Nader, seorang psikolog Kanada meneliti coulrophobia, ketakutan terhadap badut. Rami Nader percaya bahwa fobia badut disebabkan fakta bahwa badut menggunakan riasan wajah dan penyamaran yang menyembunyikan identitas dan perasaan mereka yang sebenarnya.

"Ini sangat konsisten dengan hipotesis saya bahwa ambiguitas yang melekat di sekitar badut yang membuat mereka menyeramkan. Mereka tampak bahagia, tetapi apakah mereka benar-benar bahagia? Dan mereka nakal, yang membuat orang terus waspada," jelasnya.

"Ciri-ciri fisik badut yang sangat tidak biasa - wig, hidung merah, riasan, pakaian aneh - kian memperbesar ketidakpastian tentang hal yang mungkin dilakukan badut selanjutnya," pungkasnya.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Benarkah Tidur Bersama dengan Anak Bisa Pengaruhi Perkembangan Psikologinya?
Benarkah Tidur Bersama dengan Anak Bisa Pengaruhi Perkembangan Psikologinya?

Tidur bersama anak apakah sebenarnya berdampak baik atau buruk bagi psikologis mereka?

Baca Selengkapnya
Apakah Hantu Benar-Benar Ada? Begini Kata Sains
Apakah Hantu Benar-Benar Ada? Begini Kata Sains

Hantu adalah topik yang cukup populer dan banyak orang menganggapnya menarik, kendati menyeramkan.

Baca Selengkapnya
Mengenal Agalmatophilia, Kelainan Seksual yang Terobsesi Boneka
Mengenal Agalmatophilia, Kelainan Seksual yang Terobsesi Boneka

Ada banyak jenis kelainan seksual yang ada di dunia ini, salah satunya agalmatophilia.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Mengapa Manusia Takut Hantu
Ini Alasan Mengapa Manusia Takut Hantu

Hal ini yang menurut ilmuwan menjadi alasan manusia takut hantu.

Baca Selengkapnya
Penelitian Temukan Sering Pindah Rumah Saat Kecil Bisa Picu Depresi di Kemudian Hari
Penelitian Temukan Sering Pindah Rumah Saat Kecil Bisa Picu Depresi di Kemudian Hari

Banyak anak yang harus berpindah-pindah di masa kecil karena mengikuti tugas orangtua yang bisa berdampak pada kesehatan mental mereka saat dewasa.

Baca Selengkapnya
Mitos Potong Rambut Malam Hari, Mendatangkan Roh Jahat hingga Sulit Jodoh
Mitos Potong Rambut Malam Hari, Mendatangkan Roh Jahat hingga Sulit Jodoh

Mitos potong rambut di malam hari tidak memiliki bukti ilmiah.

Baca Selengkapnya
Ahli Kesehatan Jiwa Ungkap Ide Mengakhiri Hidup Bisa Terdeteksi saat Remaja, Kenali Ciri-Cirinya
Ahli Kesehatan Jiwa Ungkap Ide Mengakhiri Hidup Bisa Terdeteksi saat Remaja, Kenali Ciri-Cirinya

ide mengakhiri hidup bisa terdeteksi pada remaja, menurut hasil studi

Baca Selengkapnya
5 Taktik yang Bisa Dilakukan Orangtua untuk Menenangkan Anak yang Takut Hantu
5 Taktik yang Bisa Dilakukan Orangtua untuk Menenangkan Anak yang Takut Hantu

Ketakutan anak terhadap hantu perlu disikapi secara tepat oleh orangtua dengan berbagai cara berikut.

Baca Selengkapnya
Air Galon Berbahan Polikarbonat Sebabkan Anak jadi Autis? Begini Kata Ahli
Air Galon Berbahan Polikarbonat Sebabkan Anak jadi Autis? Begini Kata Ahli

Air Galon Berbahan Polikarbonat Sebabkan Anak jadi Autis?

Baca Selengkapnya