Permintaan Sepi, Produsen Bir Australia kini Beralih Membuat Hand Sanitizer
Merdeka.com - Permintaan bir dan minuman beralkohol di Australia turun drastis sejak pemerintah mengumumkan penutupan bar dan restoran pekan lalu untuk mencegah penyebaran virus corona. Para produsen bir pun mengalihkan produksinya untuk membuat alkohol yang menjadi bahan baku hand sanitizer.
Sejak wabah Covid-19 merebak, hand sanitizer merupakan produk yang paling diburu oleh warga di belahan dunia manapun. Demikian juga di Australia. Rak-rak di toko ritel kekurangan pasokan karena permintaan tinggi.
Dikutip dari Reuters, Badan Regulator Obat-obatan Australia mengubah peraturannya pada hari Senin (30/3) untuk memudahkan pembuat bir kecil dan penyuling membuat pembersih tangan setara yang digunakan di rumah sakit. Permintaan hand sanitizer melonjak drastis terutama dari fasilitas medis dan rumah sakit di pinggiran kota, termasuk dari panti-panti jompo.
-
Kenapa orang beralih ke minuman non-alkohol? Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa kesadaran akan kesehatan, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk menghindari efek negatif alkohol seperti mabuk adalah alasan utama mengapa orang beralih ke minuman non-alkohol.
-
Apa itu Hari Bir Internasional? Hari Bir Internasional berlangsung setiap tahun. Tahun 2023 ini, Hari Bir Internasional jatuh pada Jumat, tanggal 4 Agustus. Peringatan Hari Bir Internasional ini pertama kali dirayakan pada Agustus 2008.
-
Siapa yang perlu mengurangi konsumsi alkohol? Menurut George Koob, PhD, setiap orang perlu mencermati hubungannya dengan alkohol dalam bentuk apapun.
-
Bagaimana dampak bir non-alkohol bagi kesehatan? 'Dari perspektif kesehatan, jumlah alkohol yang sangat kecil dalam minuman Anda mungkin tidak membuat perbedaan yang besar,' ujar John Holmes, seorang profesor kebijakan alkohol di Universitas Sheffield, Inggris dilansir dari CNA.
-
Mengapa alkohol berbahaya bagi kesehatan? Mengkonsumsi alkohol baik dalam bentuk anggur, bir atau minuman keras lainnya dapat menjadi penyebab utama munculnya kanker di dalam tubuh.
-
Kenapa minuman manis dihindari? Keinginan mengonsumsi makanan dan minuman manis ini penting untuk dihindari agar tidak terjadi secara berlebihan.
Dengan perubahan aturan ini, tempat penyulingan bir tidak perlu lagi mendapatkan izin pemerintah untuk memproduksi cairan pembersih tangan. Asalkan, mereka membuat komposisi hand sanitizer berdasarkan rekomendasi WHO.
Menteri Kesehatan Greg Hunt mengatakan, keputusan ini akan membantu menambah pasokan hand sanitizer di masyarakat. Di sisi lain, hal ini akan memberikan peluang usaha bagi kalangan bisnis Australia untuk melakukan diversifikasi di masa yang sulit seperti sekarang.
"Pabrik anggur dan petani anggur yang dipengaruhi oleh kerusakan asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan baru-baru ini, dan tempat penyulingan yang telah hilang karena kekurangan turis, beralih ke pembuatan alkohol, bahan utama dalam sanitizer," katanya dalam sebuah pernyataan.
Salah satu produsen bir yang terkenal di Australia, Microbrewery One Drop mengaku telah mematikan keran-keran tangki penyulingan bir miliknya. Kini mereka memproduksi alkohol yang menjadi bahan baku cairan pembersih tangan. Padahal, bir yang mereka produksi sedang digemari oleh warga Australia sebelum penutupan pub dan bar dilakukan pekan lalu.
"Semua momentum yang kita miliki telah hilang," kata kepala pembuat bir Nick Calder-Scholes.
"Semua tank kami kosong. Kami tidak akan menghasilkan bir lagi, itu sia-sia. Kami akan menggunakan keahlian kami untuk membantu membuat pembersih tangan," tuturnya.
Calder-Scholes mengatakan seluruh industri pembuatan bir kini saling bekerja sama untuk mengubah produksi. Dia mengatakan, pemasok buah untuk bir Peach Sour One Drop akan memasok gula untuk etanol.
"Tidak ada dari kita yang pernah melakukan ini sebelumnya, tetapi kita semua bersama-sama melakukan ini."
Karena kesulitan mendapatkan botol ukuran 500 ml, Calder-Scholes mengatakan pihaknya memproduksi hand sanitizer dalam kemasan botol 200ml yang akan dijual seharga AUS 10 atau sekitar Rp100.000.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Produsen bir ini meyakini ada peran perusahaan besar yang membuat pabrik ini bangkrut.
Baca SelengkapnyaSelama masa pandemi pada 2020-2021 merupakan masa-masa sulit bagi industri minuman di dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaHal itu dampak dari rencana Kementerian Keuangan yang akan menerapkan cukai Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK).
Baca SelengkapnyaAnchor memulai bisninya pada tahun 1896 di San Francisco, menjadi tempat pembuatan bir pertama di AS. Fritz Maytag, membeli Anchor pada tahun 1965.
Baca SelengkapnyaPemda Bali telah menggelar rapat bersama seluruh wali kota setempat untuk menyepakati besaran tarif pajak hiburan karaoke hingga spa di bawah 40 persen.
Baca SelengkapnyaKonsumsi bir non-alkohol jadi salah satu alternatif dari konsumsi alkohol. Namun bisakah minuman ini membatasi konsumsi alkohol seseorang?
Baca SelengkapnyaPemerintah resmi mencabut aturan menggunakan masker
Baca SelengkapnyaTren perubahan minuman alkohol di anak muda dipengaruhi TikTok.
Baca SelengkapnyaTren ini berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat untuk berwisata.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca Selengkapnya