Ratusan media AS kecam Trump yang nyatakan perang terhadap pers
Merdeka.com - Berbagai surat kabar di Amerika Serikat, baik besar maupun kecil, hari ini mengecam sikap Presiden Donald Trump yang menyerang media. Koran-koran itu menulis tajuk rencana yang menekankan pentingnya kebebasan pers.
Koran yang memimpin kritikan terhadap Trump ini di antaranya ada The Boston Globe, yang menyerukan tagar #EnemyofNone dan diikuti oleh sekitar 200 koran di seantero AS.
"Hari ini Amerika Serikat punya presiden yang menciptakan mantra, semua media yang secara terang-terangan tidak mendukung kebijakan pemerintah adalah 'musuh dari rakyat'," tulis editorial Globe,seperti dilansir France24, Kamis (16/8).
-
Siapa yang digugat Trump? Gugatan yang diajukan oleh Trump Media di 24 Maret ditujukan kepada Andy Litinsky dan Wes Moss, dua mantan kontestan reality show Trump yang kemudian menjadi salah satu pendiri calon dari Partai Republik untuk perusahaan teknologi Presiden.
-
Siapa yang meramalkan Trump? Ramalannya itu dilakukan oleh seorang paranormal bernama Paula Roberts yang disiarkan oleh Fox News pada Januari lalu.
-
Siapa yang mewakili The New York Times? Pernyataan ini diajukan oleh Jennifer Maisel, seorang pengacara yang mewakili organisasi berita tersebut, untuk secara resmi memberi tahu pengadilan tentang apa yang terjadi.
-
Siapa yang mendorong boikot? YKMI Telah Menerbitkan Rekomendasi Direktur Eksekutif Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI), Ahmad Himawan, telah mengumumkan 10 produk asing yang terafiliasi konflik Israel dalam diskusi publik yang mengusung tema 'Ramadan Tanpa Produk Genosida' di Jakarta.
-
Apa yang diboikot? Sejumlah responden di Saudi dan UEA juga mengatakan mereka kini memilih produk lokal dibanding produk luar.
Sikap Trump terhadap pers membuat orang kuat lainnya seperti Vladimir Putin di Rusia dan Recep Tayyip Erdogan di Turki juga menganggap jurnalis adalah musuh, kata the Globe.
Koran the New York Times yang kerap menjadi sasaran kritik dari Trump, menulis editorial pendek sepanjang tujuh paragraf dengan judul ditulis huruf besar "Kebebasan Pers Membutuhkan Anda".
"Tapi berkeras mengatakan kebenaran yang tidak kita sukai adalah 'berita palsu' adalah bahaya bagi denyut nadi demokrasi. Dan menyebut jurnalis sebagai musuh rakyat itu bahaya, titik," tulis The New York Times.
Di seantero Amerika, koran-koran lain ikut bergabung menyatakan sikap mereka untuk menjunjung tinggi kebenaran.
"Di tataran praktis, kami jurnalis hanya duduk mendengarkan rapat pemerintah yang membosankan dan belajar soal rumusan pembiayaan sekolah. Kesemua itu tidak seharusnya kami dijalani. Tugas kami memang tidak semulia kalimat Amandemen Pertama, tapi ini layak dilakukan."
Kelompok pengacara pendukung kebebasan pers mengatakan Trump adalah ancaman sesungguhnya bagi peran pers.
"Menurut saya pers tidak akan tinggal diam dan menerima begitu saja. Mereka akan bersikap ketika orang terkuat di dunia ingin melecehkan Amandemen Pertama," kata Ken Paulson, mantan pemimpin redaksi USA Today yang mengepalai Pusat Informasi Amandemen Perama dan Dekan Komunikasi di Universitas Middle Tennessee.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah Situs Berita Hoaks di AS Lebih Banyak Dari Surat Kabar Resmi, Ini Perbandingan Jumlahnya
Baca SelengkapnyaSejumlah mata-mata Israel terungkap bekerja di media AS untuk membuat pemberitaan yang pro-Israel.
Baca SelengkapnyaIni persoalan X yang dijauhi para pengiklan sehingga memperburuk keuangan mereka.
Baca SelengkapnyaSejumlah anggota Demokrat juga memboikot pidato Netanyahu di Kongres AS.
Baca SelengkapnyaSiapa pun yang menjadi presiden AS, baik Donald Trump atau Kamala Harris, dukungan AS untuk Israel tetap sama.
Baca SelengkapnyaIni adalah aksi bakar diri kedua di AS sebagai protes terhadap perang Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaSebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.
Baca SelengkapnyaDemo bela Palestina di berbagai kampus di AS meningkat dalam beberapa pekan terakhir.
Baca SelengkapnyaBeberapa merek atau produk bahkan telah menyatakan diri independen setelah kampanye boikot di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaSurvei Global: 1 dari 3 Orang di Dunia Boikot Produk karena Perang Israel di Gaza, Termasuk Orang Indonesia
Baca SelengkapnyaEditor media ternama Amerika ini mengeluarkan memo terkait larangan tersebut.
Baca Selengkapnya83 Persen Unggahan di Internet Kecam Israel dalam Perang di Gaza
Baca Selengkapnya