Ratusan Ribu Warga Hong Kong Demo Tolak RUU Ekstradisi ke China
Merdeka.com - Krisis politik baru terjadi di Hong Kong pada Minggu (9/6) malam setelah lebih dari setengah juta orang turun ke jalan menolak usulan undang-undang ekstradisi ke China daratan bagi para tersangka yang tersangkut sejumlah kasus.
Koordinator aksi mengatakan jumlah massa yang turun ke jalan melampaui demonstrasi pada tahun 2003 ketika 500.000 orang turun ke jalan untuk menantang rencana pemerintah terkait penerapan hukum keamanan nasional yang lebih ketat. Undang-undang itu kemudian ditangguhkan dan seorang pejabat penting pemerintah terpaksa mengundurkan diri.
Unjuk rasa pada Minggu kemarin telah meningkatkan tekanan pada pemerintahan Kepala Eksekutif Hong Kong Carrie Lam dan pendukung resminya di Beijing.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang memprotes kejadian tersebut? Diketahui, terekam video yang beredar di media sosial salah satu pendukung mengacungkan tiga jari saat debat capres berlangsung. Hal tersebut pun menuai protes dari pihak 02 yakni Grace Natalie.
-
Siapa yang berdemo di DPR? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023).
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
"Dia harus menarik RUU dan mengundurkan diri," kata anggota parlemen veteran Partai Demokrat James To kepada massa di luar parlemen kota dan markas pemerintah pada Minggu malam.
"Seluruh Hong Kong menentangnya," lanjutnya, dilansir dari Reuters, Senin (10/6).
Setelah To berpidato, ribuan massa terus berdatangan, setelah memulai pawai lima jam sebelumnya, mengisi empat lajur jalan raya utama. Sejumlah massa duduk di taman terdekat menyanyikan "Haleluya" sementara jumlah polisi terus bertambah di sekitar daerah tersebut.
Carrie Lam belum mengomentari aksi unjuk rasa ini. Demonstrasi ini mengakhiri kemarahan selama beberapa pekan yang meningkat dalam komunitas bisnis, diplomatik, dan hukum, yang takut terjadi korosi otonomi hukum Hong Kong dan sulitnya memastikan perlindungan peradilan dasar di China daratan.
Aksi unjuk rasa berujung bentrok pada Senin dini hari ketika ratusan demonstran bentrok dengan polisi di luar parlemen kota.
Para pengunjuk rasa menembus garis polisi demi memaksa masuk ke gedung Dewan Legislatif, dan polisi berusaha menghalangi para pengunjuk rasa dengan semprotan lada, setelah memperingatkan para pengunjuk rasa. Kebuntuan berakhir pada dini hari Senin.
Berdasarkan laporan Reuters, jalanan penuh sesak di sepanjang rute unjuk rasa. Seruan "No China extradition, no law evil" bergema di jalan-jalan kota, sementara pawai lainnya menyerukan Lam dan pejabat senior lainnya untuk mundur.
Penentangan terhadap RUU tersebut telah menyatukan berbagai komunitas, mulai dari pebisnis dan pengacara yang pro-kemapanan hingga mahasiswa, tokoh pro-demokrasi dan kelompok agama.
Agen asuransi, eksekutif dan pengusaha kecil bergabung dengan pengemudi bus dan mekanik di jalan-jalan pada hari Minggu. Sejumlah pengunjuk rasa mengatakan kepada Reuters bahwa itu adalah aksi protes pertama mereka.
"Saya datang ke sini untuk berjuang," kata seorang lelaki berusia 78 tahun yang duduk di kursi roda.
Garry Chiu, seorang guru, bergabung dengan demonstran bersama istri dan putrinya yang berusia 1 tahun, mengatakan, "Ini bukan lagi tentang saya."
"Saya harus menyelamatkan putri saya. Jika undang-undang itu diterapkan, siapa pun bisa menghilang dari Hong Kong. Tidak ada yang akan mendapatkan keadilan di China. Kami tahu tidak ada hak asasi manusia," tambah Chiu.
"RUU ekstradisi akan secara langsung mengancam nilai-nilai inti Hong Kong dan aturan hukum," kata Kelvin Tam, seorang mahasiswa berusia 21 tahun di London. "Ini akan merobohkan dinding independensi peradilan Hong Kong," kata dia.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaBuruh meminta stop PHK buruh tekstil hingga mencabut Permendag Nomor 8 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDemo ini menuntut DPR agar tidak mengesahkan RUU Pilkada.
Baca SelengkapnyaMassa berhasil berhasil menggeruduk halaman gedung MK, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaPolisi menyiapkan skenario pengalihan arus lalu di lintas di sekitar kawasan gedung DPR/MPR Jakarta Pusat, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaRombongan massa aksi mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait Undang-Undang Pilkada mulai berdatangan ke Gedung MK.
Baca SelengkapnyaIbu-ibu ini mengaku tidak memiliki koordinator. Mereka urunan membeli sejumlah makanan dan minuman ringan.
Baca SelengkapnyaMantan aktivis 98 itu mengaku akan mengadvokasi para demonstran yang ditangkap polisi.
Baca SelengkapnyaKe-50 orang yang segera dibebaskan itu dipastikan tidak terlibat tindak pidana berat saat kericuhan di sekitar gedung DPR, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaLautan massa buruh tampak memadati ruas Jalan Jenderal MH Thamrin, Jakarta Pusat saat melakukan longmarch menuju kawasan Patung Kuda.
Baca SelengkapnyaPengunjuk rasa juga menuntut seluruh komisioner KPU agar dipecat karena bertanggung jawab atas penyelenggaraan Pemilu yang diduga penuh kecurangan.
Baca SelengkapnyaDeretan hal menarik yang terjadi di tengah aksi demonstrasi tolak pengesahan RUU Pilkada di gedung DPR RI.
Baca Selengkapnya