Sampaikan pidato di Majelis Umum PBB, Mahathir kutuk pembantaian warga Rohingya

Merdeka.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad dalam sidang Majelis Umum PBB kemarin, menyampaikan kutukan kepada pemerintah Myanmar atas pembantaian warga Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.
"Saya tahu bahwa tidak ada yang berhak ikut campur dalam urusan internal negara. Namun, apakah dunia akan diam saja saat menyaksikan pembantaian yang dilakukan mereka?" ungkap Mahathir yang dilansir dari Channel News Asia, Sabtu (29/9).
"Negara memang bersifat independen, namun apakah dengan demikian mereka berhak membantai warganya?" lanjutnya.
Mahathir mengatakan bahwa operasi dikerahkan oleh pasukan militer Myanmar telah menyebabkan hilangnya nyawa, hancurnya rumah, dan mengungsinya penduduk Rohingya dari Myanmar. Namun, pemimpin Aung San Suu Kyi masih mengelak fakta ini.
"Di Myanmar, warga Muslim di Negara Bagian Rakhine dibunuh. Rumah mereka dibakar dan jutaan orang melarikan diri untuk mengungsi," jelasnya.
"Para pengungsi tenggelam di laut lepas, tinggal di gubuk darurat, tanpa makanan dan tanpa sanitasi yang memadai. Namun pemerintah Myanmar termasuk 'si penerima Nobel Perdamaian' masih menyangkal terjadinya hal ini," lanjutnya.
Sebagaimana diketahui, pemerintah dan militer Myanmar selalu membantah adanya kesalahan atas tindakan mereka. Namun, PBB sudah mencari fakta-fakta yang membuktikan pasukan militer Myanmar memang melakukan 'pembersihan etnis'.
(mdk/ias)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya