Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Seruan Mahathir Mohamad agar hak veto lima negara di PBB dihapus

Seruan Mahathir Mohamad agar hak veto lima negara di PBB dihapus Perdana Menteri Mahathir Mohamad. Reuters

Merdeka.com - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menyampaikan seruan dialamatkan kepada negara-negara adidaya dalam pidato di sidang Majelis Umum PBB pada Jumat (28/9). Pada kesempatan itu, dia meminta reformasi besar-besaran dalam organisasi tersebut.

Pria 93 tahun itu meminta agar PBB menghapus kekuatan veto lima negara yang sudah sangat ketinggalan zaman. Menurutnya, negara-negara kuat itu tidak memiliki hak untuk mengubah rezim di negara lain padahal mereka tidak bisa benar-benar menjalankan demokrasi.

"Ini bukan hal yang baik. Ini munafik. Di satu sisi, kalian meminta agar kami bersikap demokratis, tetapi yang kalian lakukan justru mendesak perubahan rezim di suatu negara dan menyebabkan perang sipil atas nama demokrasi," katanya, dikutip dari Straits Times, Sabtu (29/9).

Orang lain juga bertanya?

"Di sini, di PBB, yang bisa kalian lakukan ada mengeluarkan hak veto saat tidak menyetujui sesuatu," lanjutnya.

Mahathir menilai, sistem veto di PBB tidak efektif dalam mengambil sebuah keputusan menyangkut negara lain. Oleh karena itu, dia meminta agar organisasi dunia itu mengakhiri dominasi kekuatan dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yakni China, Prancis, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.

Seruan agar dilakukan reformasi ini sebenarnya sudah disampaikan Mahathir 15 tahun lalu saat masih menjabat sebagai PM. Namun sampai sekarang belum ada hasil yang diinginkan.

Mahathir juga menyarankan agar hak veto tidak hanya dikeluarkan oleh satu anggota tetap, tetapi setidaknya dua kekuatan yang didukung oleh tiga anggota tetap Dewan Keamanan PBB.

"Jika sudah demikian, Majelis Umum harus mendukung keputusan mayoritas," ujarnya.

Selain menyampaikan seruannya, Mahathir juga menyinggung soal masalah lain terkait kebijakan Malaysia di Laut China Selatan.

"Kami tidak terlibat perselisihan antara negara manapun. Sejauh yang kami tahu, jika Laut China Selatan serta Selat Malaka terbuka, termasuk lewatnya kapal perang, tetapi tidak ditempatkan di daerah itu, itu tidak masalah bagi kami," jelasnya.

Mahathir menambahkan bahwa Malaysia adalah negara perdagangan. Karenanya, dia memerlukan tempat agar kapal yang mengangkut barang-barangnya bisa melintas dari satu negara ke negara lain di Asia Tenggara.

(mdk/ias)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Di Hadapan Pimpinan Negara G20, Puan Dukung Reformasi PBB Untuk Selesaikan Masalah Global
Di Hadapan Pimpinan Negara G20, Puan Dukung Reformasi PBB Untuk Selesaikan Masalah Global

Puan meminta komunitas internasional untuk memastikan tata global saat ini pun dapat mengatasi tantangan Abad ke-21, khususnya PBB.

Baca Selengkapnya
Malaysia Desak PBB Usir Israel dari Daftar Negara Anggota
Malaysia Desak PBB Usir Israel dari Daftar Negara Anggota

Belum lama ini Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk situasi HAM di Palestina, mendesak penangguhan keanggotaan Israel di PBB.

Baca Selengkapnya
Menlu Retno Sebut Veto AS Tak Hentikan Dukungan Indonesia bagi Palestina
Menlu Retno Sebut Veto AS Tak Hentikan Dukungan Indonesia bagi Palestina

Retno menegaskan, sejak awal sikap RI sudah jelas adalah menjadi salah satu yang mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.

Baca Selengkapnya
Komisi I DPR dan Pemerintah Setuju 5 RUU Kerja Sama Pertahanan Dibawa ke Rapat Paripurna
Komisi I DPR dan Pemerintah Setuju 5 RUU Kerja Sama Pertahanan Dibawa ke Rapat Paripurna

Prabowo Subianto menyampaikan terima kasih karena kelima RUU tersebut sudah diselesaikan di tengah ketidakpastian kondisi global.

Baca Selengkapnya
Pidato Menggelegar Perdana Menteri Malaysia di PBB, Blak-blakan Beberkan Kekejaman Terhadap Palestina
Pidato Menggelegar Perdana Menteri Malaysia di PBB, Blak-blakan Beberkan Kekejaman Terhadap Palestina

Menurutnya, dunia harus segera mencari solusi dan tak hanya berpangku tangan.

Baca Selengkapnya
Rapat Paripurna Terakhir DPR Periode 2019-2024 Sahkan 5 RUU Kerja Sama Pertahanan Sekaligus
Rapat Paripurna Terakhir DPR Periode 2019-2024 Sahkan 5 RUU Kerja Sama Pertahanan Sekaligus

Lima RUU kerja sama bidang pertahanan yang baru disahkan menjadi undang-undang.

Baca Selengkapnya
Menhan Prabowo Subianto: Lima RUU Kerja Sama Bidang Pertahanan Penting Bagi Indonesia
Menhan Prabowo Subianto: Lima RUU Kerja Sama Bidang Pertahanan Penting Bagi Indonesia

Prabowo menyebut RUU tersebut menjadi penting sebab negara-negara tersebut memiliki peran dan teknologi yang cukup baik dalam bidang pertahanan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Pidato Menggelegar Prabowo Depan PBB & Pemimpin Dunia, Dorong Palestina Merdeka
VIDEO: Pidato Menggelegar Prabowo Depan PBB & Pemimpin Dunia, Dorong Palestina Merdeka

Prabowo dengan tegas mengatakan Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina yang berdaulat.

Baca Selengkapnya
PBB Akhiri 32 Tahun Embargo AS Terhadap Kuba, Cuma 2 Negara Ini yang Menolak
PBB Akhiri 32 Tahun Embargo AS Terhadap Kuba, Cuma 2 Negara Ini yang Menolak

Tuntutan penghentian embargo dimulai sejak tahun 1960.

Baca Selengkapnya
Hasil Rakernas V PDIP Minta Megawati Jadi Ketum Lagi hingga Desak Penurunan UKT, Berikut Isi Lengkapnya
Hasil Rakernas V PDIP Minta Megawati Jadi Ketum Lagi hingga Desak Penurunan UKT, Berikut Isi Lengkapnya

17 poin rekomendasi eksternal Rakernas V PDIP yang dibacakan langsung Puan Maharani

Baca Selengkapnya
Hasto PDIP Luruskan Bamsoet soal Usulan Megawati Amandemen UUD: Tak Ubah Sistem Pilpres
Hasto PDIP Luruskan Bamsoet soal Usulan Megawati Amandemen UUD: Tak Ubah Sistem Pilpres

PDIP tak masalah amandemen UUD 1945, akan tetapi tidak mengubah sistem Pilpres

Baca Selengkapnya
Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes Amerika Berakhir, Ini Tuntutan Massa
Aksi Bela Palestina di Depan Kedubes Amerika Berakhir, Ini Tuntutan Massa

Aksi berakhir pada pukul 10.00 WIB. Arus lalu lintas di sekitar lokasi berangsur normal.

Baca Selengkapnya