Tolak berdamai, Duterte ingin semua militan Maute dihabisi
Merdeka.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte dibuat geram oleh kelompok militan Maute yang beraksi di Kota Marawi. Para teroris itu membuat Duterte kehilangan pasukan tentara dan polisi yang dibanggakannya. Oleh karena itu, Duterte ingin teroris yang bersembunyi di kota itu seluruhnya mati.
"Saya tidak mau bicara (baik-baik) dengan mereka. Apapun yang pemimpin kelompok mereka katakan, saya tidak peduli. Karena itu saya harap mereka bertempur dengan baik karena saya sudah memerintahkan pasukan saya untuk membawa kepala orang-orang itu ke hadapan saya," kata Duterte, seperti dilansir dari laman Inquirer, Senin (5/6).
"Saya telah memerintahkan pasukan untuk menembak mati para teroris itu," sambungnya.
-
Siapa yang mengkritik presiden Filipina? Sejumlah video dan foto Marcos Jr dan istrinya Liza Araneta-Marcos yang menonton konser musik band asal Inggris itu menjadi bulan-bulanan kritik netizen di media sosial.
-
Siapa pemimpin pemberontakan Batipuh? Rakyat Batipuh pun memutuskan untuk angkat senjata tepat pada 22 Februari 1841 yang dipimpin langsung oleh Tuan Gadang.
-
Kenapa rakyat Batipuh memberontak? Pemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.
-
Siapa pemimpin People Power di Filipina? Puncak dari gerakan ini terjadi pada pemilihan presiden kilat pada tahun 1986, dimana Marcos secara kontroversial dinyatakan sebagai pemenang. Hal ini memicu protes massal di seluruh negeri yang dipimpin oleh istri dari Benigno 'Ninoy' Aquino, yaitu Corazon Aquino.
-
Siapa yang memimpin pembantaian? Pembantaian Westerling adalah sebuah peristiwa pembunuhan ribuan rakyat sipil yang berlangsung di Sulawesi Selatan oleh pasukan Depot Speciale Troepen yang dipimpin oleh Pierre Paul Westerling.
-
Dimana pusat pemberontakan Batipuh? Rakyat Batipuh pun memutuskan untuk angkat senjata tepat pada 22 Februari 1841 yang dipimpin langsung oleh Tuan Gadang.
Pernyataan itu diungkapkan Duterte dalam sebuah pidato di Pangkalan Udara Mactan-Benito Ebuen di Kota Lapu-Lapu, Provinsi Cebu seiring dengan serangan udara yang terus dikerahkan pasukan Filipina ke tempat-tempat diduga jadi sarang teroris.
Kekesalan Duterte terhadap teroris memuncak saat pasukan keamanan dan kelompok militer memutuskan untuk melakukan gencatan selama empat jam untuk mengevakuasi warga sipil. Namun rupanya para militan berkhianat dan malah mengacaukan situasi dengan melepaskan tembakan dari penembak jitu.
Evakuasi itu dipimpin oleh lima tim anggota Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Mereka pergi ke zona perang untuk mengajak sekitar 2.000 penduduk yang telah bersembunyi selama 13 hari untuk keluar.
"Kami berhasil mengevakuasi 134 orang termasuk anak, orang tua, dan orang sakit," kata Penasihat Presiden untuk Sekretariat Asisten Proses Perdamaian, Dickson Hermoso kepada wartawan.
Tim penyelamat berhenti mengevakuasi saat tiba-tiba kelompok militan menghujani mereka dengan tembakan. Akibatnya, seorang wanita tewas tertembak sementara yang lainnya terpaksa harus kembali bersembunyi sampai si penembak jitu berhenti beraksi. (mdk/pan)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi menerima surat kepercayaan dari sembilan duta negara-negara sahabat
Baca SelengkapnyaPuan Maharani merespons isu Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin menemui Megawati.
Baca SelengkapnyaTegas! Jokowi Perintahkan Semua Menteri Waspada, Singgung Kedatangan Presiden Baru.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden Jokowi Sedih Minta Maaf Kepada Rakyat Jelang Akhir Jabatan.
Baca SelengkapnyaPara pemenang lomba Busana Adat Nusantara di upacara HUT ke-79 RI di Ibu Kota Nusantara.
Baca SelengkapnyaDepan Presiden Jokowi Pidato Kapolri Minta Maaf ke Rakyat.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut tiga bidang kerja sama yang akan diperkuat oleh kedua negara.
Baca SelengkapnyaRUU Masyarakat Adat dinilai janji Jokowi 10 tahun lalu
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi membagikan alasan HUT ke-79 RI di IKN belum bisa menerima 8 ribu tamu undangan hingga dipangkas besar-besaran.
Baca Selengkapnya