Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Unjuk rasa antipemerintah di Iran, aparat tangkap pendemo

Unjuk rasa antipemerintah di Iran, aparat tangkap pendemo demo di Iran. ©ncr-iran.org

Merdeka.com - Polisi Iran membubarkan massa antipemerintah di Kermanshah, Iran bagian barat, kemarin. Kantor berita The Fars melaporkan massa menyebar hingga Tehran dan beberapa kota lain, sehari setelah unjuk rasa di sebelah timur laut Iran.

Unjuk rasa hari kedua itu menggambarkan rakyat Iran merasa tidak puas karena kenaikan harga dan dugaan korupsi, serta kekhawatiran keterlibatan Iran dalam konflik di Suriah dan Irak, seperti dilansir laman CNBC, Sabtu (30/12).

Seorang pejabat mengatakan beberapa pendemo ditangkap di Teheran.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan aksi demo yang terjadi di sejumlah kota. Demo ini dinilai yang terbesar setelah gelombang unjuk rasa di Iran sejak 2009.

Cuplikan video yang belum diverifikasi memperlihatkan unjuk rasa terjadi di kota lain seperti Sari dan Rasht di bagian utara Iran, Qom di selatan Teheran, Hamadan di sebelah Barat.

Sekitar 300 pengunjuk rasa berkumpul di Kermanshah sambil meneriakkan 'tahanan politik harus dibebaskan' dan 'merdeka atau mati' seraya merusak sejumlah fasilitas umum.

Dalam video itu pula, pendemo meneriakkan "Orang-orang mengemis, ulama bertindak seperti Tuhan".

Berita ILNA melaporkan, Wakil Kepala Keamanan Iran Mohsen Nasj Hamadani mengatakan sekitar 50 orang melakukan demonstrasi di lapangan Alun-Alun Teheran. Sebagian besar pendemo kemudian pulang setelah ditanya-tanya oleh polisi, mereka yang menolak ditahan sementara

Selain di Kermanshah, pendemo juga melakukan aksinya di Isfahan. Mereka bergabung dengan pendemo pekerja pabrik yang menuntut upah naik.

"Slogan-slogan demoa dengan cepat berubah dari isu ekonomi ke isu menentang (Presiden Hassan) Rouhani dan Pemimpin Tertinggi (Ayatollah Ali Khamenei)," kata seorang penduduk melalui telepon.

Polisi menangkap 52 orang dalam aksi demonstrasi hari dua hari lalu.

Protes terkait masalah politik memang jarang terjadi di Iran. Terakhir, kerusuhan besar terjadi pada 2009, saat Mahmoud Ahmadinejad kembali terpilih sebagai Presiden. Saat itu demonstrasi terjadi selama delapan bulan. Kubu pro-reformasi mengatakan pemilu itu dicurangi.

Namun unjuk rasa terkait soal pemecatan kerja atau soal gaji lebih sering terjadi.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP