Profil
Fadli Zon
Fadli Zon lahir di Jakarta, 1 Juni 1971. Kini menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Dia adalah salah satu orang kepercayaan Prabowo Subianto sejak lama. Fadli Zon menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) periode 2014-2019. Dia juga menjadi Chairman of Global Organization of Parliamentarians Against Corruption (GOPAC) atau Presiden Organisasi Parlemen Antikorupsi Sedunia.
Latar belakang
Fadli Zon menghabiskan masa kecilnya di kawasan Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Dia sulung dari tiga bersaudara pasangan Zon Harjo dan Ellyda Yatim. Kedua orang tuanya berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat.
Ayahnya meninggal dalam kecelakaan saat Fadli masih remaja. Hal ini membuat ibunya harus bekerja keras menyekolahkan ketiga anaknya. Fadli Zon kemudian menjadi pemburu beasiswa. Dia sadar hanya dengan itu dia bisa sekolah setinggi-tingginya.
Fadli belajar selama dua tahun di SMA Negeri 31, Jakarta Timur, sebelum akhirnya mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat.
Fadli kemudian melanjutkan studinya di program Studi Rusia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (FIB UI). Semasa kuliah, Fadli aktif di berbagai organisasi, baik intra maupun ekstra kampus. Dia juga sering mendapat aneka penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi. Dia juga mendapat kesempatan untuk mengikuti aneka seminar dan konferensi di luar negeri.
Tahun 2002, dia mendapat kesempatan belajar di London School of Economics and Political Science (LSE). Banyak pengalaman berharga yang didapatnya terutama mendapat kuliah dari intelektual-intelektual ternama. Fadli langsung berada di bawah pembimbing Prof. John Harriss, PhD (Director of Development Studies Institute, LSE) dan Prof. Robert Wade, PhD. Ia ikut beberapa organisasi seperti ASEN dan menjadi aktivis di LSE Stop the War Coalition (2002-2003) yang menentang invasi AS ke Irak.
Karir politik
Fadli Zon menjadi Direktur Eksekutif Center for Policy and Development Studies (CPDS) pada 1995-1997, sebuah lembaga think tank dan penelitian. Dia juga pernah menjadi anggota MPR RI (1997-1999).
Pada 1998 dia ikut mendirikan Partai Bulan Bintang (PBB) dan menjadi salah satu Ketua hingga mundur tahun 2001.
Fadli lalu mendirikan Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) tahun 2008 bersama Prabowo Subianto. Fadli menjadi wakil ketua umum dan segera menjadi ujung tombak partai berlambang kepala burung garuda itu.
Dia maju dalam Pemilu 2009 di daerah pemilihan Sumatera Barat II. Namun saat itu Fadli hanya mendapat 11.077 suara dan gagal melenggang ke Senayan.
Tahun 2014, Fadli Zon kembali maju lewat Partai Gerindra di daerah pemilihan Jabar V. Kali ini dia mendapat 79.074 suara dan berhasil menjadi anggota DPR. Saat pemilihan Fadli Zon terpilih menjadi wakil ketua DPR RI.
Aktivitas budaya
Fadli Zon adalah seorang budayawan. Penggiat kebudayaan sejak masih remaja. Ia mendirikan Fadli Zon Library di Jakarta Pusat. Perpustakaan Fadli Zon itu memiliki koleksi ribuan buku kuno dan langka. Fadli memang gemar berburu buku-buku lawas.
Fadli Zon juga mendirikan Rumah Budaya di Aie Angek, Tanah Datar, Sumatera Barat. Dia juga menjadi Ketua Lingkaran Keris Indonesia (Indonesia Keris Circle) yang bertujuan memajukan keris nusantara. Fadli Zon menjadi Redaktur dan Dewan Redaksi majalah sastra Horison sejak 1993.
Fokus di DPR
Fadli Zon duduk di Komisi II yang membidangi Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria.
Sebagai oposisi dia juga aktif mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai tidak sesuai. Fadli dikenal karena komentarnya yang kritis di media massa.
Aktivitas bisnis
Fadli Zon juga aktif dalam dunia bisnis. Kini menjadi Komisaris PT Tidar Kerinci Agung sejak 2009, (Direktur 2007-2009) bidang kelapa sawit. Direktur PT Padi Nusantara (sejak 2005). Pernah menjadi Direktur Umum Golden Spike Energy Indonesia Ltd (2002-2005) sebuah perusahaan minyak dan gas swasta; dan sebelumnya Nusantara Energy Ltd (1999-2001).
Keluarga
Fadli Zon menikah dengan Katharine Grace dan memiliki dua orang putri, Shafa Sabila Fadli dan Zara Saladina Fadli. Fadli mengaku nama putri bungsunya Saladina, berasal dari nama pahlawan besar Islam Salahuddin Al Ayubbi.
Motto hidup
Carpe Diem. Sebuah frasa dalam Bahasa Latin. Artinya kira-kira rebutlah hari ini, atau gunakan hari ini dengan sebaik-baiknya karena kita tak tahu apa yang akan terjadi esok hari.
Riset dan analisa oleh Tim Merdeka