Seorang pria, yang istrinya ditangkap saat operasi antinarkoba, batuk di luar jendela sementara putrinya bermain dengan lilin di dalam sebuah gubuk di Navotas, Manila, Filipina, pada 6 Desember 2017. Ketika malam tiba, sekitar 700 keluarga yang tinggal di kawasan kumuh pelabuhan atau lebih dikenal dengan Market 3 itu memberanikan diri keluar dari rumah mereka.

Gubuk-gubuk kumuh di kawasan tersebut menjadi saksi bisu perang berdarah terhadap pengedar narkoba yang digencarkan oleh Rodrigo Duterte sejak Juni 2016 lalu.

Di bawah bayang-bayang perang antinarkoba tersebut, warga Market 3 hidup dalam ketakutan akan orang-orang misterius. Orang-orang misterius yang dimaksud adalah aparat dalam operasi "Tokhang" yang memburu pengedar narkoba.

Operasi "Tokhang" telah membunuh ribuan orang, sebagian besar di kawasan kumuh seperti Market 3.

Banyak warga di kawasan kumuh tersebut terjerumus ke lembah hitam narkoba karena putus asa dengan masalah perekonomian, terutama akibat mahalnya bahan bakar untuk melaut.

Seorang pria, yang istrinya ditangkap saat operasi anti-narkoba dan ditemukan tewas sehari kemudian, tidur di kasur di samping keponakannya.

Seorang wanita yang anaknya terbunuh dalam operasi anti-narkoba, bermain dengan anjing peliharaannya.

Anak-anak bermain air di antara kapal-kapal yang sedang bersandar.

Sejumlah warga asyik berkaraoke di sebuah kedai di kawasan Market 3, Navotas, Metro Manila, Filipina, 28 Oktober 2017.

Market 3 sudah ada sejak penjajahan Spanyol. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan.