Jalan Asia-Afrika, Kawasan Bersejarah dan Pusat Kota Tua di Bandung

Merdeka.com - Berkunjung ke Tanah Pasundan tak lengkap tanpa mengunjungi Jalan Asia-Afrika, Bandung. Jalan bersejarah di Kota Kembang ini merupakan spot favorit bagi wisatawan saat berlibur di Kota Bandung. Pasalnya, jalan ini menghadirkan wisata bernuansa tempo dulu yang kental dengan bangunan Art Deco yang klasik.

Jalan Asia-Afrika merupakan ruas protokol tertua di Kota Bandung. Pasalnya, ruas jalan ini dibangun oleh zaman pemerintahan Daendels. Dalam proses pembuatannya, jalan yang membentang dari Anyer sampai Panarukan sepanjang 1.000 km ini telah memakan korban sampai 30.000 jiwa. Tak ayal, jalan ini sarat akan makna sejarah yang dalam.

Sebelumnya, Jalan Asia-Afrika memiliki nama Groote Postweg atau Jalan Raya Pos. Nama itu juga mengikuti fungsi dan keberadaan Gedung Raya Pos atau Kantor Pos Besar dari zaman kolonial. Menjadi salah satu bangunan peninggalan zaman kolonial, fungsi kantor Pos Besar Bandung tak berubah hingga kini.

Jalan Asia-Afrika ini pun disebut sebagai titik 0 (Nol) kilometer, awal pusat perkembangan di kota Paris Van Java ini. Pada waktu itu pemerintahan Bandung yang berada di wilayah Krapyak atau Dayeuh Kolot dipindahkan ke wilayah ini pada 1810. Jalan Asia-Afrika menjadi salah satu kawasan bersejarah dan pusat Kota Tua di Bandung.

Manisnya jalan Asia-Afrika ini juga diabadikan Pemerintah Kota Bandung di dinding tiang beton Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jalan Asia-Afrika. Ungkapan "Bumi Pasundan Lahir Ketika Tuhan Sedang Tersenyum" dari M.A.W. Brouwer ini menjadi spot foto favorit para wisatawan.
(mdk/Tys)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya