Kekurangan limbah, Swedia sampai harus impor sampah dari negara lain

Merdeka.com - Kalau timbunan sampah menjadi masalah di negara-negara berkembang, Swedia justru menganggap limbah sebagai berkah. Salah satu negara makmur di Eropa ini bahkan 'mengimpor' dari negara-negara lain untuk memenuhi kebutuhan sampah mereka.
Swedia punya sistem pengolahan sampah yang canggih. Dilansir The Huffington Post, Swedia menerapkan manajamen sampah dengan konsep waste-to-energy (WTE). Di sini limbah rumah tangga diolah lewat proses pembakaran. Uap panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran ini lalu dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Kemudian listrik didistribusikan ke rumah-rumah di seluruh negeri.
Pembangkit listrik berbahan bakar sampah ini telah memasok kebutuhan panas bagi 950.000 rumah tangga dan memenuhi kebutuhan listrik bagi 260.000 rumah tangga di seluruh Swedia.
Photo source: www.webholism.com
Yang jadi masalah, pengelolaan sampah di setiap rumah tangga Swedia pun sudah sangat rapi. Limbah rumah tangga dan industri dipilah, dikelola, serta didaur ulang dengan baik sehingga tak lebih dari 1 persen limbah yang berakhir di tempat pembuangan sampah.
Inilah yang menyebabkan pembangkit listrik Swedia kekurangan bahan bakar. Akibatnya, Swedia harus memenuhi bahan baku dengan impor limbah dari Norwegia, Irlandia, Italia, dan Inggris. Dilansir Aljazeera America (27/3), pada tahun 2014 saja Swedia sampai harus mendatangkan 800.000 ton sampah dari negara lain.
Sebuah ide yang cemerlang untuk mengatasi permasalahan sampah. Bagaimana jadinya kalau sistem seperti ini diterapkan di Indonesia? Menurut kamu bakal berhasil atau tidak?
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya