Nilai Filosofi di Balik 4 Monumen Bersejarah di Jakarta yang Jarang Diketahui Warga
Merdeka.com - Sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian, Jakarta menyimpan banyak situs sejarah. Ibukota juga memiliki sejumlah monumen bersejarah. Salah satu yang paling dikenal mungkin Monumen Nasional alias Monas.
Meski sering dilalui, tak semua peristiwa di balik pendirian monumen-monumen itu diketahui oleh masyarakat. Bahkan oleh mereka yang tinggal di ibukota sekalipun.
Seperti apa cerita di balik monumen-monumen ikonis seperti Patung Dirgantara dan Tugu Selamat Datang? Berikut ini penjelasan singkat yang bisa Anda simak.
-
Dimana monumen misterius itu ditemukan? Arkeolog di Institut Nasional untuk Pemeliharaan Penelitian Arkeologi Prancis (Inrap) menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai monumen yang 'belum pernah ada sebelumnya' di Marliens, dekat Dijon, Prancis.
-
Apa yang menarik dari wisata di Jakarta? Bagi introvert yang tinggal di Jakarta, ada banyak tempat wisata unik yang cocok jadi tempat healing untuk kalian.
-
Apa yang unik dari tempat-tempat ini? Itu karena di negara ini, matahari tak terbenam bahkan selama 70 hari berturut-turut.
-
Siapa yang menemukan monumen misterius itu? Arkeolog di Institut Nasional untuk Pemeliharaan Penelitian Arkeologi Prancis (Inrap) menemukan apa yang mereka gambarkan sebagai monumen yang 'belum pernah ada sebelumnya' di Marliens, dekat Dijon, Prancis.
-
Mengapa makam kuno ini unik? Salah satu keunikan pemakaman ini adalah liang lahat menghadap ke selatan dan barat, bukan utara.
-
Kenapa Kota Tua Jakarta memiliki sejarah penting? Kota ini menjadi markas besar VOC di Hindia Timur dan berkembang pesat dari perdagangan rempah-rempah.
Monumen Nasional
Monumen ini lebih dikenal orang dengan singkatannya, Monas. Arsitek dari monumen ini adalah Frederich Silaban dan R M Soedarsono. Tugu ini merupakan tugu peringatan kegigihan rakyat Indonesia melawan penjajahan Pemerintah Hindia Belanda yang berkuasa ratusan tahun.
Jakarta-tourism.go.id
Pembangunan tugu ini lahir dari pemikiran Presiden Ir Soekarno pada 1949 yang pada saat itu Indonesia sudah menyatakan merdeka, tapi Belanda masih terus bernafsu menguasai kembali Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden Ir Soekarno bermaksud menjunjung kebesaran negara dengan simbol yaitu monumen.
Pada 1961, Monumen Nasional mulai didirikan di Gambir, Jakarta Pusat, dan selesai pada 12 Juli 1975. Kini, Monas telah menjadi salah satu ikon Jakarta, dan tempat rekreasi hingga wisata edukasi masyarakat lokal maupun luar daerah.
Monumen Selamat Datang
Walaupun hanya patung yang tidak terlalu besar, karena tempat berdirinya di Bundaran HI ini membuatnya jadi yang paling terkenal di Jakarta. Monumen ini dibuat atas perintah Presiden Ir Soekarno untuk mempercantik wajah Jakarta dalam rangka persiapan Asian Games ke-4. Saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah.
Liputan6.com/Faizal Fanani
Sketsa dasar monumen ini dibuat oleh seniman Henk Ngantung dan dikerjakan oleh pematung Edhi Soenarso. Monumen ini selesai dibangun pada tahun 1962. Bentuk monumennya yaitu terdapat muda mudi yang tengah berdiri melambaikan tangan sambil membawa buket bunga.
Patung ini mencirikan bahwa Indonesia memiliki keramahtamahan dalam menyambut tamu. Kalau dilihat, monumen ini memang sedikit mirip dengan rancangan monumen Vera Mukhina untuk Pavilium Uni Soviet di Expo pada 1937.
Monumen Patung Dirgantara
Karena didirikan di sekitar daerah Pancoran, Jakarta Selatan, orang-orang sering menyebutnya patung Pancoran. Padahal, patung ini dibangun karena ingin memberi penghormatan terhadap Angkatan Udara yang gugur dalam perang Kemerdekaan Indonesia. Itulah sebabnya patung ini memiliki nama asli Patung Dirgantara.
Shutterstock
Lagi-lagi, monumen ini adalah karya seniman patung Edhi Soenarso. Patung ini dibuat oleh Edhi dengan bentuk seseorang yang mengacungkan tangannya ke udara. Acungan tangannya itu mengarah ke Bandar Udara Internasional Kemayoran, yang saat itu adalah bandara yang melayani seluruh rute penerbangan.
Saat ini bandara itu sudah pindah menjadi ke Bandara Internasional Soekarno Hatta di Cengkareng. Proses pembuatan patung ini sedikit tersendat karena peristiwa G30SPKI pada tahun 1965. Monumen akhirnya selesai dibangun pada 1966.
Monumen Pembebasan Irian Barat
Patung ini berbentuk seorang laki-laki yang mematahkan rantai dengan kedua tangannya dan kakinya yang menghadap ke arah Barat. Ini menggambarkan alasan dinamakan Monumen Pembebasan Irian Barat yaitu karena Irian Barat telah lepas dari belenggu kekejaman Belanda.
Liputan6.com/Fery Pradolo
Patung setinggi 9 meter ini lagi-lagi adalah karya dari pematung Edhi Soenarso yang sketsanya dibuat dari seniman Henk Ngantung. Diresmikan pada 1963 oleh Presiden Ir Soekarno, monumen ini juga memiliki filosofi lain yaitu pecahnya demonstrasi massa di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, tempat berdirinya monumen tersebut.
Monumen ini menampilkan orang dengan otot menonjol dimaksudkan pematung sebagai simbol tekad masyarakat Indonesia untuk lepas dari belenggu Belanda. Kala itu, Belanda berkeras tak mau melepaskan Papua dari tanggannya. Hingga kini, monumen ini masih berdiri kokoh di Lapangan Banteng. Lapangan Banteng juga sering dijadikan tempat olahraga santai di pagi maupun sore hari.
Reporter: Ossid Duha Jussas Salma/Putu ElmiraSumber: Liputan6.com
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Desain arsitektur rumah khas Jawa tidak dibentuk secara sembarangan namun memiliki sejumlah nilai filosofis di baliknya.
Baca SelengkapnyaBerikut ini ada beberapa rekomendasi tempat wisata di Jakarta yang murah dan penuh cerita. Yuk, simak ada tempat wisata apa aja!
Baca SelengkapnyaKota Tua, jalur perdagangan strategis dan cukup populer di masa lalu. Kini, daerah tersebut menjelma menjadi destinasi wisata yang penuh dengan sejarah bangsa.
Baca SelengkapnyaNasDem menilai Jakarta tidak bisa lepas dari sejarah sebagai kota perjuangan, kota proklamasi, kota politik.
Baca SelengkapnyaTak hanya untuk ibadah, gereja juga kerap dijadikan tempat wisata.
Baca SelengkapnyaDestinasi wisata di Jakarta ini menjadi pilihan langganan sebagian masyarakat saat libur panjang tiba.
Baca SelengkapnyaPotret kehidupan masyarakat di ibu kotayang tinggal di bawah jalan tol.
Baca SelengkapnyaBanyak museum yang menyimpan benda-benda unik dan bersejarah.
Baca SelengkapnyaBanyak pengguna kendaraan yang terjebak belasan jam usai berlibur dari Puncak.
Baca SelengkapnyaJaket Bung Karno, Komitmen Pemimpin Daerah Lanjutkan Perjuangan Sejahterakan Masyarakat
Baca SelengkapnyaBanyak orang yang mengira, kawasan Kota Tua hanya ada di Semarang dan Jakarta.
Baca SelengkapnyaSampai sekarang belum diketahui secara pasti kisah dari bebatuan yang penuh misteri ini.
Baca Selengkapnya