Payung-payung cantik bakal bikin Candi Borobudur berwarna-warni
Merdeka.com - Ada yang beda di Festival Payung Indonesia 2018 ini. Setelah pada tahun lalu digelar di Solo, kali ini festival akan hadir dengan anggun pada tempat asalnya, Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah. Yaitu pada 7–9 September 2018.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengapresiasi pelaksanaan festival ini. Menpar mengatakan, banyak wisatawan mancanegara (wisman) kepicut untuk menyambangi atraksi-atraksi baru di Borobudur.
Bila candi yang berada di Magelang ini sering menjadi tempat berbagai atraksi, bukan tak mungkin kawasan Borobudur akan semakin dipadati wisatawan.
-
Apa saja wisata hits di Magelang? Berikut beberapa wisata Magelang yang indah dan memesona, di antaranya: Borobudur Land, Omah Kembang Merbabu, Air Terjun Grenjengan Kembar, Kali Mudal Gumuk, Propang Ranch, Candi Borobudur, Gereja Ayam.
-
Apa yang terkenal dari wisata Magelang? Salah satu daya tarik utama di Magelang adalah Candi Borobudur, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang menjadi salah satu candi Buddha terbesar di dunia.
-
Dimana letak candi Borobudur? Candi ini terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah dan menjadi salah satu destinasi wisata sejarah sekaligus religi favorit di Indonesia.
-
Kenapa wisata di Magelang menarik? Magelang memesona para pengunjung dengan keindahan alam dan warisan budayanya yang kaya.
-
Apa yang istimewa dari Candi Borobudur? Candi Borobudur merupakan monumen Budha terbesar di dunia, sebuah situs kuno yang secara luas dianggap sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.
-
Mengapa Candi Jabung menarik untuk dikunjungi? Candi ini didirikan pada tahun 1276 Saka (1354 M) yang merujuk pahatan angka tahun pada ambang pintu candi.
"Borobudur itu sudah kami tetapkan sebagai destinasi prioritas dengan program ‘Joglosemar’. Ini merupakan salah satu langkah positif untuk mengundang wisatawan datang ke Candi Borobudur. Apalagi Borobudur merupakan sumber inspirasi yang sudah diakui dunia. Warisan budaya dunia dengan logo UNESCO," kata Menpar Arief Yahya.
Menurutnya, keberadaan atraksi akan semakin mengoptimalkan potensi Candi Borobudur. Dimana area ini terbagi dalam empat Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Wilayah yang bersinggungan dengan Borobudur diantaranya Yogyakarta, Dataran Tinggi Dieng, Semarang, dan Solo.
"Kawasan Candi Borobudur sangat strategis dengan didukung dengan faktor 3A yang baik. Yaitu Akses, Amenitas dan Atraksi. Pembentukan sentra meditasi ini semakin mengukuhkan atraksi kelas dunia yang dimiliki Borobudur," tegas Arief Yahya lagi.
Selama tiga hari pelaksanaan, akan ada berbagai ragam payung Nusantara. Tema yang diangkat adalah Lalitavistara. Tema diambil dari kisah yang terpapar pada relief Borobudur. Tepatnya yang merayakan payung sebagai penanda kelahiran, berbagai tahap kehidupan, keagungan dan kematian. Payung menjadi simbol sekaligus penanda dalam siklus kehidupan dan perekat keberagaman.
"Candi Borobudur simbol inspiratif. Sebuah tempat yang pas untuk mencari inspirasi baru. Kami ingin memfasilitasi itu. Sehingga Borobudur menjadi pemersatu beragam latar belakang agama, politik, sosial, dan budaya. Semua melebur berharmonisasi di sini," kata Asisten Deputi Pemasaran 1 Regional II Kemenpar, Sumarni di Jakarta, Kamis (30/8).
Sumarni juga menjelaskan, Borobudur dipilih sebagai penyelenggaraan FPI bukan tanpa alasan. Sebagai salah satu dari UNESCO Heritage Site, Candi Borobudur memancarkan aura yang tidak biasa. Candi Buddha terbesar di Dunia terlihat begitu anggun dan megah. Sebanyak 2.672 ukiran relief dan 600 patung dan stupa Buddha yang ada di sana dinilai sebagai keajaiban karya manusia. Tak bisa ditemui di belahan dunia manapun. Harmonisasi kehidupan bersatu begitu menenangkan.
Festival ini menjadi perayaan rakyat terbesar yang dihadiri berbagai kalangan masyarakat. Perayaan kehangatan yang digelar dalam ‘Sepayung Indonesia’.
Sementara Itu Kabid Pemasaran Area I Wawan Gunawan mengatakan, partisipan festival tidak hanya dari dalam negeri. Ada juga melainkan juga dari Jepang, India, Pakistan dan Thailand. Untuk delegasi Thailand memang sudah rutin selalu hadir. Karena Festival Payung Indonesia dan Bo Sang Umbrella Festival (Tonpao, Provinsi Chiang Mai, Thailand) sudah melakukan hubungan sister-festival sejak 2016. Visinya pun sama. Yaitu menuju Asian Umbrella Community.
"Nantinya akan dibuka oleh Arak-Arakan Payung Nusantara yang mengelilingi Borobudur, menapaki kembali jalan purba yang dilalui para peziarah dunia bersama masyarakat sekitar. Pagi, siang, dan sore hari terdapat pentas tari dan musik, workshop pembuatan payung, workshop payung ecoprint, dan pameran payung lontar," kata Wawan.
Sedangkam Ketua Penyelenggara yang juga inisiator Festival Payung Indonesia, Heru Mataya menjelaskan, selain festival payung, juga ada sajian kuliner. Wisatawan nantinya diajak menjelajahi citarasa sajian kuliner klasik Rasakal, yang meramu kembali kekayaan rasa yang digali kembali dari artefak sunyi Borobudur. Malam hari para wisatawan diajak mendengarkan lantunan sunyi Ata Ratu dari Sumba Timur, Ada juga suara Semesta Ayu Laksmi dari Bali, dan kidung kontemporer dari Endah Laras.
Di puncak acara, terdapat Anugerah Payung Indonesia untuk Ibu Syofyani Yusaf, maestro tari dari Padang; Ata Ratu, maestro musik Jungga (alat musik tradisional Sumba Timur), dan Mukhlis Maman, maestro musik Kuriding (alat musik tradisional Kalimantan Selatan).
Festival Payung Indonesia merupakan festival rakyat yang diselenggarakan, didukung dan diperuntukkan bagi masyarakat kreatif. Komunitas lokal dilibatkan sejak dalam perencanaan dan bersama-sama menyelenggarakan dan menyambut pengunjung dengan terbuka.
Kemeriahan juga diselenggarakan di lima Balkondes (Balai Perekonomian Desa) yang tersebar di Wanurejo, Ngadiharjo, Borobudur, Karangrejo dan Bumiharjo.
"Pada penyelenggaraan ini kami targetkan 15.000 orang wisatawan nusantara per hari dan 1.000 orang wisatawan mancanegara per hari," ujar Heru.
Selama tiga hari pengunjung akan dimanjakan dengan berbagai ragam tradisi payung dari pelosok tanah air Jepara, Banyumas, Tasikmalaya, Tegal, Kendal, Malang, dan Juwiring (Klaten). Beragam grup tari, musik, fashion dan komunitas kreatif dari Lumajang, Padang, Makassar, Banjarbaru (Kalsel), Bengkulu, Lampung Utara, Sumba Timur, Bali, Malang, Surabaya, Solo, Jakarta, Yogyakarta dan berbagai daerah lainnya berpartisipasi – juga para perancang busana muda.
Festival Payung Indonesia mempertemukan perajin payung, seniman, pekerja seni dan komunitas kreatif untuk melestarikan payung tradisional Indonesia dan mengeksplorasi tradisi payung Indonesia hingga batas terjauhnya dengan melibatkan partisipasi beragam masyarakat. (mdk/hrs)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak destinasi wisata candi paling eksotis di Indonesia berikut ini. Wajib dikunjungi saat liburan bareng keluarga.
Baca SelengkapnyaSalah satu daya tarik utama di Magelang adalah Candi Borobudur, sebuah situs warisan dunia UNESCO yang menjadi salah satu candi Buddha terbesar di dunia.
Baca SelengkapnyaAda banyak pilihan wisata di Magelang yang sayang untuk dilewatkan.
Baca SelengkapnyaHarga hotel maupun makanan di Yogyakarta terkenal murah dibandingkan kota wisata lainnya.
Baca SelengkapnyaWisata Magelang hits ini sayang dilewatkan jika berkunjung ke kota ini.
Baca SelengkapnyaJogja memiliki objek wisata alam yang indah dan memukau.
Baca SelengkapnyaJawa Tengah adalah provinsi yang kaya akan keindahan wisata alam, budaya, dan sejarah.
Baca SelengkapnyaJika Anda sedang berada di Jawa Tengah atau sekitarnya, tempat wisata Ungaran mungkin bisa menjadi destinasi saat waktu libur tiba.
Baca SelengkapnyaJogja kini menjadi salah satu destinasi wisata turis domestik maupun asing.
Baca SelengkapnyaBali Baru merupakan objek wisata selain Bali dipopulerkan pemerintah sejak 2016.
Baca SelengkapnyaDi Gunung Boga pengunjung dapat menikmati view hamparan awan yang menggumpal.
Baca SelengkapnyaPotret Candi Borobudur sebelum dipugar beredar di media sosial.
Baca Selengkapnya