Alasan Buya Hamka Tolak Pangkat Mayor Jenderal Tituler
Merdeka.com - Sosok ulama besar Indonesia Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau yang lebih dikenal sebagai Buya Hamka. ternyata pernah ditawari pangkat Mayor Jenderal TNI tituler. Apa alasan beliau tak mau menerimanya?
Sekitar tahun 1960an, Buya Hamka dipanggil menghadap Jenderal AH Nasution yang saat itu menjabat Panglima Angkatan Bersenjata dan Menteri Pertahanan.
Buya akan dianugerahi pangkat mayor jenderal tituler. Hal ini diberikan mengingat jasa-jasa Buya dalam perang kemerdekaan dulu di Sumatera Barat dan Riau. Pangkat mayor jenderal tituler adalah pangkat kehormatan. Namun dalam aturan, Buya tetap akan menerima hak dan fasilitas sebagai perwira tinggi.
-
Kapan Buya Hamka meninggal? Tepat hari ini, 24 Juli pada 1981 lalu, Buya Hamka meninggal dunia.
-
Siapa yang Buya Hamka maksud dengan orang berakal? Orang berakal hidup untuk masyarakatnya, bukan buat dirinya sendiri.
-
Kapan Buya Hamka meninggal dunia? Selain foto bersama tokoh Indonesia lainnya, ada pula beberapa foto Buya Hamka saat masih kanak-kanak hingga foto usai dirinya meninggal dunia pada tahun 1981.
-
Kenapa Deddy Corbuzier menghormati Habib Umar? Setelah menjadi mualaf, Deddy Corbuzier merasa bahagia bisa bertemu dan menghormati Habib Umar dengan memberikan cium tangan.
-
Apa karya fenomenal Buya Hamka? Sebagai sastrawan, Hamka telah melahirkan karya-karya fenomenal seperti Di Bawah Lindungan Ka’bah (1936), Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1937), dan masih banyak lagi.
-
Apa gelar KH Hasyim Asy'ari? KH Hasyim Asy'ari juga dikenal sebagai seorang pahlawan nasional, yang berjasa dalam gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Beliau juga memiliki julukan Hadratussyaikh yang berarti Maha Guru, dan gelar Syaikhu al-Masyayikh atau Gurunya Para Guru.
Buya pun berdiskusi dengan istrinya, Hj Siti Raham binti Rasul Sutan Endah yang biasa dipanggil Ummi.
Lebih Mulia di Jalan Dakwah
Sang istri memberi pertimbangan pada Buya Hamka untuk menolak. Menurut Ummi, lebih mulia jika Buya Hamka tetap berada di jalan dakwah saja. Buya pun menerima pandangan istrinya. Dia tak mau menerima pangkat mayor jenderal tituler itu.
"Saya sudah dianggap ulama oleh masyarakat dan hobi saya hanya menulis. Tentu hal-hal tersebut sedikit banyak akan mengganggu tugas saya sebagai mayor jenderal walau Tituler," demikian alasan Buya yang disampaikan pada Jenderal Nasution.
Nasution pun bisa menerima pertimbangan Buya Hamka tersebut.
Demikian ditulis Irfan Hamka dalam bukunya, Ayah, Kisah Buya Hamka yang diterbitkan oleh Republika Penerbit tahun 2013.
Tolak Jadi Dubes Arab Saudi
Masih ada cerita lagi soal teladan Buya Hamka. Sekitar tahun 1970an, Buya Hamka dipanggil oleh Menteri Agama Mukti Ali, ke kantornya.
Begitu sampai Kemenag, Buya langsung diberi ucapan selamat. Rupanya Buya akan diangkat menempati posisi istimewa sebagai duta besar Indonesia di Kerajaan Arab Saudi. Dari semua nama yang diusulkan pada Presiden Soeharto, Buya Hamka dinilai sosok paling tepat.
Anak-anak Buya Hamka yang mendengar kabar tersebut sangat gembira. Mereka dapat tinggal dan belajar di Arab Saudi. Namun, tidak demikian dengan istri Buya Hamka.
Apa alasan Ummi menolak tawaran mentereng sebagai duta besar untuk Arab Saudi?
Ummi memberi saran, lebih baik Buya Hamka melanjutkan dakwah di masjid dekat rumahnya. Masjid itu adalah Masjid Agung Kebayoran, yang kini diubah namanya menjadi Masjid Al-Azhar.
Jadi Dubes Sangat Sibuk
Beliau mengingatkan pekerjaan sebagai duta besar akan sangat menyita waktu. Buya tak akan punya waktu untuk belajar dan mengajarkan agama lagi.
"Hampir tiap malam nanti Angku Haji harus menghadiri jamuan makan malam yang diselenggarakan duta besar lain. Lalu kapan waktu mengaji Alquran yang tidak pernah ditinggalkan sejak kecil?" kata istrinya.
Sang istri mengingatkan dakwah yang dimulai oleh Buya Hamka di Masjid Agung Kebayoran sudah mulai semarak. Dia menilai mengembangkan dakwah di sana lebih bernilai daripada menjadi Duta Besar di Arab Saudi.
"Lebih baik masjid di depan rumah saja Angku Haji kelola dengan baik. Pahalanya dapat dirasakan oleh umat dan InsyaAllah diridhai oleh Allah SWT," kata Ummi, dengan lembut.
Mendengar pandangan dari pasangan hidupnya, Buya Hamka pun kembali ke Kantor Kementerian Agama dan menolak jabatan duta besar tersebut dengan halus. Buya dan istrinya memang sosok luar biasa. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut foto lawas Buya Hamka saat menjadi Imam salat jenazah Soekarno.
Baca SelengkapnyaUstaz Das'ad Latif menolak dengan halus ajakan Jusuf Hamka untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAyah dari Buya Hamka ini adalah sosok ulama tersohor dan pelopor reformis Islam di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMomen jenderal berprestasi sematkan baret cokelat ke ulama ternama Indonesia.
Baca SelengkapnyaJusuf diminta menerima amanat itu sebagai bentuk pengabdian terhadap masyarakat
Baca SelengkapnyaHendropriyono berperan dalam pembebasan Jusuf Hamka yang dituduh terlibat dalam pembajakan pesawat Garuda Woyla.
Baca SelengkapnyaBuya Hamka merupakan seorang ulama, aktivis politik, dan sastrawan.
Baca SelengkapnyaBabah Alun memperlihatkan surat pengunduran diri kepada wartawan.
Baca SelengkapnyaBerikut anak pantai yang jatuh cinta pada Angkatan Laut malah menjadi perwira Angkatan Darat.
Baca SelengkapnyaGolkar kini sedang menjajaki koalisi dengan partai politik demi mengusung Jusuf Hamka.
Baca SelengkapnyaMakamnya jadi salah satu destinasi wisata religi penting di Surabaya
Baca SelengkapnyaMomen kerendahan hati Habib dari Solo bikin Buya Yahya kaget dan istigfar.
Baca Selengkapnya