Diduga Peninggalan Kerajaan Medang, Ini Kisah Penemuan Harta Karun di Klaten
Merdeka.com - Rabu, 17 Oktober 1990 bukan hari yang biasa bagi warga Dusun Plosokuning, Desa Wonoboyo, Klaten. Pada hari itu, sebidang lahan sawah milik Ny. Cipto Suwarno sedang digali oleh Witomoharjo dan lima orang lainnya. Mereka menggali lahan itu untuk keperluan pembangunan saluran irigasi agar air bisa turun ke sawah tersebut.
Ketika penggalian mencapai kedalaman 2,5 meter, cangkul Witomoharjo membentur benda keras yang diduga batu. Setelah digali dengan hati-hati ternyata benda itu merupakan sebuah guci keramik dari Cina yang berukuran besar. Setelah dibuka, ternyata di dalam guci itu tersimpan banyak artefak emas.
Lalu bagaimana kelanjutan dari penemuan harta karun ini? Berikut selengkapnya:
-
Kapan harta karun itu ditemukan? Mereka menemukan artefak tersebut tahun lalu di tiga lokasi terpisah yang tersebar di pedesaan Jerman, menurut sebuah pernyataan yang diterjemahkan, dikutip dari Live Science, Minggu (4/8).
-
Kapan harta karun ditemukan? Harta karun itu ditemukan sekira satu tahun lalu saat penelitian rutin di sebuah ladang dekat kota BudynÄ› nad OhÅ™Ã, sekitar 40 kilometer di barat laut Praha.
Harta Karun Emas
©wikipedia.org
Setelah menemukan guci berisi emas, Witomoharjo langsung melaporkan penemuannya kepada perangkat desa setempat. Setelah dilakukan penggalian lagi, ternyata ada dua guci lain yang ditemukan. Masing-masing guci diperkirakan memiliki berat 8 kg. Selain itu, ditemukan juga mangkuk serta piring berbahan emas. Desa pun menjadi heboh dan banyak warga yang ingin melihat penemuan itu.
“Saat itu di sekitar lokasi hingga balai desa penuh warga yang ingin melihat. Di balai desa, warga tidak boleh masuk ke dalam dan hanya bisa melihat dari kaca. Saat dipukul dengan pacul, ternyata guci tetap tidak bisa dibuka. Akhirnya terpaksa dibongkar setelah dipanaskan menggunakan las,” kata Widodo, salah satu penemu guci itu, dikutip dari Klatenkab.go.id.
Penelitian oleh Arkeolog
©wikipedia.org
Setelah penemuan itu, para arkeolog melakukan penelitian di tanah milik Nyonya Cipto dan menyewanya selama 3 tahun. Sementara itu enam warga yang menemukan harta karun itu menerima uang dari pemerintah sebagai apresiasi.
“Jangka waktunya tidak lama, cuma dua bulan setelah penemuan. Uang itu diberikan langsung oleh Pak Soeharto (presiden saat itu) di Prambanan,” kata Widodo.
Setelah dilakukan penelitian, terungkaplah bahwa harta karun itu merupakan peninggalan Kerajaan Medang (Mataram Kuno) pada abad ke-9.
Didirikan Museum
©Klatenkab.go.id
Pada tahun 2017, didirikan museum di tempat penemuan harta karun itu menggunakan dana kas desa. Kepala Desa Wonoboyo, Supandiyono mengatakan bahwa museum itu dibangun untuk pembelajaran pada generasi muda bahwa di tempat itu pernah ditemukan emas kuno yang disebut-sebut sebagai penemuan terbesar pada tahun 1990.
Walaupun demikian, emas-emas yang ditemukan di situs itu sudah disimpan di Museum Nasional. Sebagai gantinya, di sana akan dipajang replika emas serta foto-foto saat penggalian.
“Dalam Perda Nomor 11/2011 tentang RT/RW di Klaten disebutkan bahwa wilayah kami disebut Situs Wonoboyo. Kemudian dari RPJM desa dikembangkan dan kami membangun museum itu,” kata Supandiyono dikutip dari Klatenkab.go.id.
Kontroversi Seputar Penemuan
Hingga kini, penemuan besar harta karun di Wonoboyo masih menyimpan kesimpangsiuran mengenai berat temuannya. Dari kesaksian salah seorang warga desa yang menemukannya, seharusnya total berat penemuan benda-benda di sana mencapai 100 kg lebih, bahkan bisa mencapai dua kuintal. Dilansir dari Wikipedia, warga desa itu menggambarkan bahwa temuan itu sangat berat, bahkan sampai memecahkan ban sepeda motor saat diangkut.
Sementara itu angka yang juga berbeda diungkap sejarahwan Timbul Haryono. Ia menuliskan dalam laporannya tentang penelitian di situs itu, temuan harta karun emas di Wonoboyo mencapai 30 kilogram. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cerita penemuan harta karun bermula ketika keenam buruh sedang menggali tanah sawah untuk dijual sebagai tanah urug.
Baca SelengkapnyaKawasan hutan jati di Mojokerto, Jawa Timur diduga kampung kerajaan yang hilang. Di sana ditemukan bata merah, benda pusaka, hingga cincin.
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai pemakaman umum, di makam Bergota Semarang terdapat beberapa makam tokoh pribumi penting pada masanya.
Baca SelengkapnyaSeorang warga pengrajin batu bata di Mojokerto, Jawa Timur tidak sengaja menemukan puluhan sumur saat mencangkul tanah.
Baca SelengkapnyaDengan menggunakan detektor logam, seorang arkeolog menemukan sekumpulan benda logam yang tersembunyi di bawah tanah.
Baca SelengkapnyaHarta karun ini ditemukan saat sang petani sedang membersihkan batu di ladangnya.
Baca SelengkapnyaHarta karun tersebut ditemukan dekat kuburan kuno yang keberadaannya dikuak gelombang tsunami dahsyat yang melantak Aceh pada 2004.
Baca SelengkapnyaArkeolog Temukan Senjata dan Perhiasan Berusia 3.600 Tahun Terkubur di Ladang, Ada Cincin, Kapak, dan Tombak
Baca SelengkapnyaPeninggalan masa Kerajaan Sriwijaya berupa kawasan permukiman sekaligus barang-barang yang digunakan manusia pada saat itu.
Baca SelengkapnyaPrasasti yang menandai lahirnya Kabupaten Trenggalek ini sangat berarti bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaKupatan Jolosutro merupakan tradisi yang telah berlangsung lama di daerah Piyungan, Bantul..
Baca SelengkapnyaArtefak serupa juga ditemukan di Situs Trowulan, Mojokerto
Baca Selengkapnya