Jenderal Soedirman Ternyata Pelihara Sepasang Ular Besar, Berkeliaran di Halaman
Merdeka.com - Tak banyak yang tahu, ternyata Panglima Besar Jenderal Soedirman hobi memelihara sepasang ular sanca atau piton besar di rumahnya. Ular-ular itu dibiarkan saja bebas berkeliaran di halaman.
"Setiap hari dilepas demikian saja di halaman dan sesekali mengelilingi gedung tempat kediaman Panglima Besar," ujar Mayjen Pranoto Reksosamodra
Untuk merawat ular-ular itu, ada petugas khusus yang menjadi pawang ular. Namanya Kopral Karman. Kebolehannya memanggil dan menjinakkan ular memang sudah diakui di kalangan prajurit TNI.
-
Dimana ular 'keramat' tersebut ditemukan? Para ahli percaya bahwa ular terbesar yang pernah tercatat telah ditemukan di hutan hujan Amazon di Ekuador oleh kru film dokumenter Will Smith.
-
Siapa yang meneliti ular? Dalam sebuah penelitian terbaru yang dilaporkan Scientific American, Senin (24/7), bisa disimpulkan bahwa ular menggunakan pendengarannya untuk menginterpretasikan dunia terhadap suara di udara. Penelitian ini melibatkan 19 ular berbeda dari tujuh spesies.
-
Siapa yang meneliti ular tersebut? Penelitian Awal Newsweek menghubungi penulis penelitian melalui email untuk mendapatkan komentar terkait penemuan spesies ular baru.
-
Apa fungsi tongkat ular? Koivisto dan rekannya Antti Lahelma merupakan penulis studi terkait ular kayu yang dipublikasikan dalam jurnal Antiquity. Mereka menyakini tongkat ini digunakan dalam ritual magis oleh seorang cenayang atau dukun, yaitu orang yang dapat berkomunikasi dengan roh-roh dengan cara yang mirip dengan 'orang kedokteran' dalam kepercayaan tradisional suku asli Amerika.
-
Siapa yang menemukan ular? Ular yang panjangnya tak sampai satu meter itu ditemukan di sebuah rumah warga yang terendam banjir.
-
Spesies ular apa yang ditemukan? Temuan didokumentasikan dalam jurnal Animals. Memiliki Kebiasaan Khusus ‘Kebiasaan khusus ini juga memberi mereka keuntungan yang signifikan dalam ceruk tersebut, sehingga mereka menempati wilayah yang luas dari Sundalandia hingga India timur laut dan Tiongkok selatan.'
Hal itu diceritakan Pranoto dalam biografinya Catatan Jenderal Pranoto Reksosamodra, dari RTM Boedi Oetomo sampai Nirbaya. Buku ini ditulis Imelda Bachtiar dan diterbitkan Penerbit Kompas tahun 2014.
Tahun 1947, Pranoto diangkat menjadi Komandan Resimen XXI/Divisi IX/Diponegoro. Salah satu batalion di bawahnya, ditugaskan mempertahankan pesisir pantai di Kaliori, Rembang dan Lasem saat agresi militer Belanda.
Syarat Panggil Ular
Dalam batalion itu, rupanya Kopral Karman ikut bergerilya. Banyak prajurit yang penasaran dengan kemampuan tamtama itu memanggil ular. Ada yang percaya, ada yang tidak. Hal ini pun sampai ke telinga Pranoto.
"Benarkah kamu pandai memanggil ular di sekitar markas kita ini?' tanya Pranoto pada Karman.
"Coba-coba saja Pak, asal saya dibelikan syarat perlengkapannya," jawab Karman.
Barang-barang yang dibutuhkan Karman agak menyerempet hal mistis. Sembilan buah cobek dari batu, bunga telon, parutan kunyit dan bunga tabur tujuh rupa.
Tanpa pikir panjang, syarat tersebut disanggupi Pranoto. Dia menugaskan anak buahnya memberi barang-barang itu di Pasar Lasem.
Aksi Kopral Karman
Menjelang senja, Kopral Karman beraksi. Di halaman disusunnya satu cobek di tengah, sementara delapan buah cobek ditaruh melingkar mengikuti delapan arah mata angin. Semuanya diisi dengan air yang diambil dari sumur.
Hanya cobek yang di tengah yang diberi bunga telon. Sisanya hanya diisi air saja. Kopral Karman membakar kemenyan dan komat-kamit mengucap mantra.
Setelah menunggu beberapa lama, datanglah seekor ular sawah mendekati cobek-cobek yang disusun itu. Seluruh batalion menyaksikan dengan cermat. Tak ada satu pun yang bergerak melihat aksi Karman dan ular itu.
"Ular itu cukup besar, kira-kira sebesar jempol kaki orang dewasa. Warnanya keabu-abuan," kata Pranoto.
Ular Baik
Ular itu masuk ke cobek di tengah, hanya sebentar kemudian keluar dan melintas lagi ke cobek lainnya sebelum meninggalkan halaman markas TNI itu. Pranoto pun bertanya pada Karman, kenapa ular tersebut tidak tetap melingkar di cobek tengah.
"Maaf Pak, ular tadi itu tidak pernah berbuat jahat kepada manusia,' jawab Karman. Rupanya ular itu tidak pernah menggigit atau menyerang manusia dengan bisanya.
Melihat itu, yakinlah semua pasukan dengan kemampuan Kopral Karman. Mereka sempat menunggu datangnya ular lain. Namun malam itu rupanya hanya satu yang datang.
"Kopral Karman ternyata orang yang merawat ular sanca milik Bapak Panglima Besar Soedirman," kata Pranoto. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kehidupan pribadi Jenderal Soeharto selalu menarik untuk diulas. Termasuk dengan kondisi kediamannya yang tak banyak diketahui orang.
Baca SelengkapnyaViral video seorang pawang yang menabok ular kobra hingga membuat ular tersebut ketakutan dan mundur teratur.
Baca SelengkapnyaDeretan artis Indonesia ini memiliki hunian yang mewah. Menariknya, hunian mereka diisi dengan banyak sekali binatang.
Baca SelengkapnyaPria ini berhasil menangkap ular jenis kobra dengan panjang kurang lebih 3 meter.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya tidak ada korban dalam upaya evakuasi ketiga ular tersebut.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan Mayjen Kunto yang sedang nostalgia di Purworejo dan ingat saat melihat ular bekepala besar pakai mahkota.
Baca SelengkapnyaViral momen damkar bantu evakuasi ular kobra di rumah warga, dramatis.
Baca SelengkapnyaUlar berbisa tersebut muncul dari dapur rumah makan
Baca SelengkapnyaDua orang petugas menggunakan tongkat penjepit untuk menangkap ular kobra
Baca SelengkapnyaMomen saat seekor ulang king cobra terdiam ketika mendengarkan suara adzan.
Baca SelengkapnyaPetugas Pemadam Kebakaran Pos 06 Ronga-ronga, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, berjibaku menangkap seekor ular piton dengan panjang mencapai 5 meter.
Baca SelengkapnyaUlar sawah menjadi penyeimbang ekosistem sawah karena bisa memangsa tikus karena tergolong hama yang merusak tanaman.
Baca Selengkapnya