Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kenapa di Jawa Barat Tidak Ada Candi Seperti di Jateng & Jatim? ini Kata Ahli

Kenapa di Jawa Barat Tidak Ada Candi Seperti di Jateng & Jatim? ini Kata Ahli Situs Calobak. ©2023 Merdeka.com/Ramadhian

Merdeka.com - Situs Calobak atau dikenal masyarakat dengan nama Pasir Keramat terletak di Kampung Calobak, Desa Tamansari, Kabupaten Bogor. Lokasinya berada di kaki Gunung Salak. Kira-kira satu jam perjalanan dari pusat Kota Bogor ke arah Ciapus.

Ada tiga situs di kawasan ini. Pertama adalah Situs Eyang Esih. Kedua eyang Tolok dan ketiga, atau yang paling tinggi di atas adalah Eyang Raksabumi.

Diperkirakan ketiganya adalah peninggalan megalitikum. Sudah lebih dulu ada sebelum Hindu, Budha dan Islam masuk ke tatar Sunda. Dari awal diperkirakan sudah merupakan tempat ritual dan ziarah,

Persamaan dari tiga situs ini adalah bentuknya yang relatif sederhana. Berupa undakan dengan batu-batu yang disusun.

Menjelajahi kawasan Calobak, terlihat tempat ritual masyarakat Sunda terbilang sederhana. Mengapa tidak seperti candi-candi yang dibangun di Jawa Tengah dan Jawa Timur?

Masyarakat Huma

Menurut Sejarawan sekaligus Budayawan Sunda, Saleh Danasasmita, hal ini ternyata sangat dipengaruhi oleh kebudayaan dan cara bercocok tanam masyarakat Sunda.

Berbeda dengan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menanam padi di sawah, orang-orang Sunda dulu menggunakan sistem huma atau masyarakat berladang.

"Masyarakatnya berbeda sama sekali. Yang satu masyarakat ladang, yang satu masyarakat sawah," tulis Saleh dalam buku Melacak Sejarah Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi yang diterbitkan Kiblat.

Di tatar Sunda sebenarnya, bukan sama sekali tidak ada candi. Di Garut misalnya, ada Candi Cangkuang.

"Untuk di Candi Cangkuang, wajar saat Hinduisme mulai meresap di Jawa Barat, ihwal candi juga coba dicangkok. Tapi karena tidak cocok dengan pola budaya yang ada, maka cangkokan tidak berkembang dengan baik," kata Saleh.

Dua Kebudayaan Berbeda

Di Jateng dan Jatim masyarakat terkonsentrasi di suatu desa karena kebutuhan menggarap sawah. Sementara dalam sistem huma, masyarakat tinggal terpencar di ladang-ladang mereka yang letaknya agak berjauhan. Kadang orang-orang Sunda juga menggunakan sistem ladang berpindah. Masyarakat Peladang tidak membutuhkan bangunan yang besar dan megah.

Dalam budaya sawah, petani hanya bekerja sampai siang hari. Sementara di huma, peladang biasa bekerja seharian dan baru pulang menjelang senja. 

Dari pola berkumpul dan sosial kemasyarakatan ini bisa disimpulkan, kebudayaan huma dan sawah sangat berbeda. Tentu dalam masyarakat sawah, seorang raja lebih mudah mengumpulkan massa untuk bergotong royong termasuk membangun candi. 

Satu hal lagi, orang Sunda tidak mengenal pemujaan makam. Termasuk makam-makam raja Pakuan Pajajaran pun tidak dibuat tanda-tanda khusus. Sebagian besar malah tidak diketahui di mana lokasi pasti makamnya.

Saleh Danasasmita mengambil contoh di Baduy hingga kini tidak ada komplek makam. Makam yang baru hanya ditandai oleh pohon hanjuang selama 40 hari. Setelah lewat masa itu, tanah tempat pemakaman sudah dianggap tanah biasa. 

Makam para raja Pakuan Pajajaran pun sebagian besar tidak diketahui dimana letak pastinya. Kemungkinan pengkeramatan makam yang dilakukan masyarakat baru ada setelah Pajajaran runtuh.

Kabuyutan di Sunda

Profesor Jakob Sumardjo berpendapat serupa soal ukuran candi dan jumlahnya yang langka di tatar Sunda. Menurutnya ada dalam perbedaan masyarakat sawah dan huma. 

Kerajaan Hindu-Budha di Jawa Tengah dan Jawa Timur memiliki jumlah penduduk yang besar dan terpusat. Hal ini memungkinkan para raja mengerahkan tenaga manusia untuk membangun candi-candi besar. Sebaliknya di tengah masyarakat huma yang tersebar, pengerahan manusia sulit dilakukan.

Yang menarik adalah di Tatar Sunda diperkirakan berdiri banyak kabuyutan yang lebih tua daripada percandian di Jawa Tengah dan Jawa Timur. 

Menurut Prof Jakob, Kabuyutan berasal dari kata 'tabu' atau terlarang. Artinya adalah tempat sakral yang tabu untuk didatangi sembarang orang. Kabuyutan hanya boleh dikunjungi oleh kepala kampung, resi, raja, atau orang-orang tertentu. Dari dulu hingga kini kabuyutan berkaitan dengan religi.

"Kabuyutan dapat dikatakan bangunan megalitikum karena memang tersusun dari batu-batu besar," tulis Jakob Sumardjo dalam buku Struktur Filosofis Artefak Sunda.

Misteri Gunung Padang

Kabuyutan ini lebih tua dari sejumlah kerajaan yang berdiri di Jawa Barat seperti Tarumanagara atau Pakuan Pajajaran. Diperkirakan sudah ada semenjak pra-Hindu dan Budha. Orang Sunda rupanya lebih meniru menyusun batu-batu seperti leluhurnya daripada membangun candi. 

Tidak semua kabuyutan sederhana, beberapa dibangun dengan megah seperti candi-candi di Jawa. Salah satu contohnya ada situs Gunung Padang. Lalu ada Salaka Domas dan Karangkamulyan. 

"Masih merupakan tanda tanya bagaimana kabuyutan-kabuyutan itu dahulu dapat dibangun semegah itu, yang barang tentu memerlukan pengerahan tenaga seperti membangun Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Sukuh dan lain-lain,' tulis Jakob.

Kabuyutan biasanya didirikan di daerah terpencil. Idealnya di tempat yang berbukit atau memiliki tebing yang menghadap dataran kosong tak berpenghuni.

Kabuyutan juga harus diapit dua sungai yang bertemu. Tempat ini dikelilingi oleh hutan lebat. Di sini juga selalu terdapat batu-batu yang disusun. Inilah perbedaan antara kebudayaan yang berkembang di Jawa Barat dengan di jawa Tengah dan Jawa Timur. (mdk/ian)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor
Tempat Suci Berusia Ribuan Tahun di Kaki Gunung Salak, Tak Jauh dari Bogor

Beberapa situs dari era megalitikum ditemukan di sini. Kebudayaan seperti apa yang pernah hidup di sini ribuan tahun lalu?

Baca Selengkapnya
Suku Pemberani dan Ahli Bangun Candi Ini Sudah Ada Sebelum Hindu Buddha Masuk Pulau Jawa, Kini Susah Ditemukan
Suku Pemberani dan Ahli Bangun Candi Ini Sudah Ada Sebelum Hindu Buddha Masuk Pulau Jawa, Kini Susah Ditemukan

Nenek moyang orang Jawa ini dikenal pemberani, mereka tak mau tunduk pada penguasa. Selain itu, mereka dikenal ahli bangun candi.

Baca Selengkapnya
Kisah di Balik Candi Tertua di Jawa Timur, Ada Raja Gemar Bercanda
Kisah di Balik Candi Tertua di Jawa Timur, Ada Raja Gemar Bercanda

Candi Badut menawarkan pesona wisata sejarah sekaligus alam yang memukau.

Baca Selengkapnya
Lebih Tua dari Kerajaan Majapahit, Begini Potret Candi Pandegong di Tengah Sawah Jombang
Lebih Tua dari Kerajaan Majapahit, Begini Potret Candi Pandegong di Tengah Sawah Jombang

Candi ini dipelihara seorang diri oleh salah satu warga setempat

Baca Selengkapnya
Potret Candi Tawangalun Sidoarjo, Peninggalan Majapahit yang Kondisinya Mengenaskan
Potret Candi Tawangalun Sidoarjo, Peninggalan Majapahit yang Kondisinya Mengenaskan

Bangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual

Baca Selengkapnya
10 Destinasi Wisata Candi Paling Eksotis di Indonesia, Bisa Jadi Pilihan Liburan Bareng Keluarga
10 Destinasi Wisata Candi Paling Eksotis di Indonesia, Bisa Jadi Pilihan Liburan Bareng Keluarga

Simak destinasi wisata candi paling eksotis di Indonesia berikut ini. Wajib dikunjungi saat liburan bareng keluarga.

Baca Selengkapnya
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata
Potret Candi Bacem, Dulu Bangunan Megah Zaman Majapahit Kini Tersisa Tumpukan Batu Bata

Sampai sekarang situs bersejarah yang dibangun pada masa Kerajaan Majapahit ini masih dikeramatkan masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
Sensasi Mengunjungi Candi Gambar Wetan, Letaknya di Perbukitan Dekat Penampungan Lahar Gunung Kelud
Sensasi Mengunjungi Candi Gambar Wetan, Letaknya di Perbukitan Dekat Penampungan Lahar Gunung Kelud

Lokasi candi ini hanya bisa diakses menggunakan motor atau menumpang truk pasir

Baca Selengkapnya
Ditemukan Candi Diduga Tertua di Jateng & Dibangun Abad Ketujuh, Ini Penampakannya
Ditemukan Candi Diduga Tertua di Jateng & Dibangun Abad Ketujuh, Ini Penampakannya

"Kalau ini memang betul candi tertua harus kita pelihara," kata Kepala Disdikbud Batang.

Baca Selengkapnya
Sudah Ada Jauh dari Sebelum Majapahit Berdiri, Candi ini Selalu Terendam Air Hanya Bisa Dilihat Tiap 1 Suro
Sudah Ada Jauh dari Sebelum Majapahit Berdiri, Candi ini Selalu Terendam Air Hanya Bisa Dilihat Tiap 1 Suro

Candi Simbatan diketahui hanya bisa dilihat satu tahun sekali saat pergantian tahun Islam.

Baca Selengkapnya
Fungsi Candi Hindu dan Budha beserta Perbedaannya
Fungsi Candi Hindu dan Budha beserta Perbedaannya

Candi-candi ini bukan hanya sekadar struktur arsitektur megah, namun juga memiliki makna spiritual, budaya, dan historis yang mendalam.

Baca Selengkapnya
Megah dengan Ciri Khas Masing-Masing, Ini Perbedaan Candi Sukuh dan Candi Cetho
Megah dengan Ciri Khas Masing-Masing, Ini Perbedaan Candi Sukuh dan Candi Cetho

Sama-sama punya kisah sejarah menarik untuk disimak, ini perbedaan Candi Sukuh dan Candi Cetho Karanganyar.

Baca Selengkapnya