Ketika Menhankam Menolak Restoran Italia, Pilih Makan Soto di Pinggir Jalan
Merdeka.com - Jenderal Edi Sudradjat dikenal sebagai pejabat militer yang tidak tertarik diperlakukan istimewa. Segala fasilitas mewah yang ditawarkan selalu ditolaknya dengan tegas.
Penulis: Hendi Jo
Suatu hari di tahun 1994. Menteri Pertahanan Republik Indonesia Jenderal Edi Sudradjat berangkat ke Surabaya. Kunjungan itu dilaksanakan dalam rangka mewisuda para lulusan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Mengapa Jenderal Agus Subiyanto tidak bisa beli sepeda? 'Karena saya tidak bisa beli,' sambungnya.
-
Kenapa Kolonel Bambang menolak jadi jenderal? Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
-
Kenapa Eddie menolak uang suap? “Kamu lapor sana, saya tidak mau ikut-ikutan!“
-
Bagaimana Eddie menolak uang suap? “Waktu itu nilainya cukup untuk beli dua sedan mercedes,“ kata Eddie.
-
Kenapa Jenderal Soekanto menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan? Sesuai pesan RS Soekanto, dia menolak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan. Dia meminta dimakamkan satu lubang dengan istrinya di TPU Tanah Kusir, Jakarta Selatan.
Sehari sebelum wisuda, Edi menyempatkan diri datang ke Kodam Brawijaya. Itu merupakan suatu kewajaran karena salah satu tanggungjawab panglima kodam adalah sebagai pelaksana tugas Departemen Pertahanan di tingkat provinsi.
Kedatangan Edi disambut dengan baik oleh Pangdam Brawijaya Mayor Jenderal Haris Sudarno. Pada kesempatan itu, Haris malah sempat memberikan laporan mengenai kemajuan kodam-nya melaksanakan tugas dari Departemen Pertahanan. Setelah pertemuan berlangsung tiga jam, Edi lantas pulang ke hotel.
Menolak Tidur di Hotel Mewah
Alangkah terkejutnya Haris. Dia tiba-tiba mendapat telepon dari Letnan Kolonel Jatnika, ajudan Edi. Kata Jatnika, atasannya menolak untuk tidur di kamar hotel yang sudah dipesankan oleh pihak Kodam Brawijaya.
"Maaf Panglima, Pak Edi tidak mau menginap di kamar itu. Beliau meminta untuk pindah ke kamar biasa saja," ujar sang ajudan.
Haris tentu saja bingung dengan permintaan itu. Memang, begitu mendarat di Bandara Juanda, semua barang bawaan Edi Sudradjat dan istri (Lulu Lugiyati) sudah diantar staf Kodam Brawijaya ke Hotel Aryaduta -- satu-satunya hotel bintang lima yang ada di Surabaya saat itu. Haris telah menyiapkan sebuah kamar president suit buat Edi dan Lulu, layaknya jika dia tengah menjamu tamu penting dari Jakarta.
"Kamarnya sangat bagus, lengkap, luas dan bersih. Biasanya, tamu-tamu besar dari Jakarta kami inapkan di situ. Kamar itu memiliki tempat makan khusus, meja pijat khusus, toilet khusus, kamar ajudan, dan kamar utama. Semua perlengkapan beliau dan Bu Lulu sudah kami letakkan di ruangan tersebut," kata Haris.
Dia tidak menyangka Edi akan menolak fasilitas yang sudah disediakan itu. Awalnya dia keberatan untuk memenuhi permintaan ajudan Edi itu. Namun Edi turut bicara di telepon kepadanya.
"Ris, buat apa sih pesan kamar mewah? Kamar itu kan terlalu besar. Ada kamar itu, ada kamar ini, dan segala macam. Enggak usahlah Ris milih kamar itu. Ganti ke kamar yang biasa saja ya," ujar Edi.
Haris selaku Pangdam, sebenarnya tidak enak memesan kamar standar buat tamu sekaliber Edi Sudradjat. Tapi, karena atas permintaan Edi langsung, dia akhirnya tidak bisa apa-apa. Itu lebih baik dari pada Edi menginap di mess kodam sesuai permintaannya. Akhirnya, malam itu Menhankam merangkap Panglima ABRI itu menginap di sebuah kamar biasa.
Soto Pinggir Jalan vs Restoran Italia
Usai menghadiri wisuda di UPN, malamnya Edi meminta Haris menemaninya dan Lulu untuk makan malam. Haris lantas membawa Edi ke sebuah restoran Italia. Makanan dan minumannya bermacam-macam. Setelah melihat daftar menu, Edi terlihat tak berminat.
"Ris, di sini bukan buat lidah kita. Mending kamu bawa saya ke warung soto saja," katanya.
"Tapi, ini sudah malam Pak. Biasanya sudah tutup," kata Haris mencari-cari alasan.
"Masa kamu enggak tahu tempat-tempat makan di sini? Terserah mau soto yang mana Ris, yang di pinggir jalan juga enggak apa-apa," ujar Edi.
Akhirnya, rombongan kecil itu tidak jadi makan di restoran Italia. Mereka akhirnya pindah ke sebuah warung soto Ambengan sederhana yang tidak begitu jauh dari tempat itu, dan terletak persis di pinggir jalan yang ramai dengan hilir mudik kendaraan.
Ajaibnya, tak banyak yang tahu jika orang-orang yang sedang menikmati lezatnya soto khas Surabaya itu adalah Panglima Kodam Brawijaya dan Menteri Pertahanan dan Keamanan RI merangkap Panglima ABRI. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaBanyak cerita menarik yang tidak diketahui publik dari sosok mendiang Presiden Soeharto. Salah satunya dengan tegas menolak untuk dikawal polisi.
Baca SelengkapnyaBrigadir Jenderal Eddie M Nalapraya Menolak Uang Suap Ratusan Juta Rupiah.
Baca SelengkapnyaPerwira itu terkejut. Sosok yang berdiri di depannya sangat disegani. Bukan sembarang Jenderal.
Baca SelengkapnyaJenderal bintang dua TNI sarapan nasi uduk di warung pinggir jalan pakai seragam dinas.
Baca SelengkapnyaTokoh militer TNI-AD asal Jambi ini merupakan satu-satunya Jenderal yang menjabat KSAD, Panglima ABRI, dan Menhan Indonesia dalam waktu yang bersamaan.
Baca SelengkapnyaKasus istri polisi pamer harta di media sosial kembali viral. Lupa dengan teladan pendiri Bhayangkari.
Baca SelengkapnyaIni kisah langka teladan kesederhanaan seorang jenderal. Anak buahnya jadi saksi selama menjabat, tak sekali pun dia menggunakan jabatannya untuk korupsi
Baca SelengkapnyaSekarang banyak aksi pengemudi pakai sirene minta diistimewakan di jalan tol. Presiden Soeharto punya kisah menarik.
Baca Selengkapnya""Saya tidak suka bicara di posisi di tempat tinggi, kayak saya orang hebat sekali. Padahal biasa-biasa saja" kata jenderal bintang dua.
Baca SelengkapnyaJenderal TNI Moeldoko sedang asyik makan di warung dan memperlihatkan makanan yang berhasil membuat dirinya menjadi jenderal bintang 4.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini Moeldoko tertangkap kamera sedang makan di pinggiran jalan. Gayanya yang sangat sederhana pun berhasil menjadi sorotan publik.
Baca Selengkapnya