Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kisah Kawilarang dan Solidaritas Alumni KMA

Kisah Kawilarang dan Solidaritas Alumni KMA Alex Kawilarang. blogspot.com

Merdeka.com - Boleh berhadapan sebagai musuh dalam Perang Kemerdekaan, namun sebagian alumni Akademi Militer Kerajaan Belanda tetap menghormati pilihan pribadi kawan-kawan mereka.

Penulis: Hendi Jo

Pasca proklamasi kemerdekaan, alumni KMA (Akademi Militer Kerajaan Belanda) terbelah. Ada yang tetap menjadi bagian KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) dan ada juga yang bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (kemudian menjadi TNI). Di antaranya adalah Oerip Soemohardjo, Didi Kartasasmita, A.H. Nasution dan A.E. Kawilarang.

Soal itu menjadi masalah besar bagi sebagian alumni dan eks instruktur KMA. Mereka menganggap 'para pembelot' tersebut telah mengingkari sumpah setia mereka kepada Ratu Belanda. Begitu berangnya, hingga Panglima KNIL Letnan Jenderal S.H. Spoor menyebut mereka sebagai 'bajingan'. Demikian menurut J.A. de Moor dalam Jenderal Spoor, Kejayaan dan Tragedi Panglima Tentara Belanda Terakhir di Indonesia.

Namun para eks kadet KMA yang membelot ke TKR memiliki hujah sendiri terkait soal tersebut. Seperti dikatakan Didi Kartasasmita dalam otobiografinya, Pengabdian bagi Kemerdekaan (disusun oleh Tatang Sumarsono), mereka meyakini bahwa sejak Panglima KNIL Letnan Jenderal Hein ter Poorten menyatakan KNIL bubar pada 9 Maret 1942, secara otomatis kewajiban untuk 'setia kepada Ratu Belanda' gugur. Dan ketika dihadapkan kepada dua pilihan: berada di pihak NICA yang ingin menjajah kembali Indonesia atau berada di pihak RI yang sudah menjadi negara merdeka, tentu saja sebagai orang Indonesia dirinya akan berdiri di belakang RI.

Uniknya, banyak juga alumni KMA yang diam-diam maklum atas pilihan rekan-rekan Indonesia-nya tersebut. Sikap itu seperti dimiliki Ed Mahler, salah seorang kawan seangkatan Kawilarang di KMA. Kendati harus menjadi musuh, menjadi musuh, Ed sangat memahami dan menghormati pilihan lelaki asal Minahasa itu untuk bergabung dengan TNI. Dalam memoarnya, Ed Mahler menulis kesan pribadi mengenai pilihan kawan seangkatannya di KMA tersebut.

"Lex Kawilarang tentunya memiliki alasan tersendiri untuk memilih pihak Indonesia. Memang pada saat itu saya sempat tidak bisa memahami bahwa di tahun 1946 kami telah saling berperang dengan sengit dan penuh keyakinan," ujar Mahler seperti dikutip Gert Oostindie dalam Serdadu Belanda di Indonesia 1945-1950: Kesaksian Perang pada Sisi Sejarah yang Salah.

Ketika berpangkat mayor (1946), Kawilarang nyaris ditangkap oleh kawannya sendiri saat kepergok sedang berada di Jakarta. Kendati sudah saling berhadapan, Sam de Jong (kawan seangkatan Kawilarang yang saat itu menjadi perwira KNIL) tak jua menangkap Kawilarang. Dia terlihat ragu.

Tiga puluh dua tahun kemudian, soal pertemuan itu dibahas Kawilarang dan Sam pada saat keduanya bertemu dalam reuni peringatan berdirinya KMA yang ke-150 di Breda, Belanda. Di luar perkiraan Kawilarang, ternyata Sam sebenarnya sudah tahu bahwa kawannya itu telah bergabung dengan tentara Republik.

"Kenapa kau tidak menangkap saya?" tanya Kawilarang.

"Bagaimana bisa kawan menangkap sesama kawan di luar pertempuran?" jawab Sam.

Ternyata solidaritas korps di KMA tetap terjaga kendati dalam kondisi mereka harus saling berhadapan sebagai musuh. Penghargaan atas persahabatan satu korps juga diperlihatkan para perwira KNIL (yang pernah satu angkatan dengan Kawilarang) di medan pertempuran. Dalam otobiografinya, Kawilarang berkisah saat bergerilya di pelosok selatan Cianjur dia kerap mendapat kiriman lagu via Radio Angkatan Bersenjata Belanda.

"Maka di bulan Maret, 1947 saya dengar penyiar radio itu bicara dalam bahasa Belanda: Dan sekarang untuk Letnan Kolonel Alex Kawilarang dari TNI, dari kawan-kawan lamanya, inilah (lagu) 'Lay that pistol down'…" ungkap Alex Kawilarang dalam otobiografinya, Untuk Sang Merah Putih (disusun oleh Ramadhan KH).

Sejak itulah, sang overste hampir tiap dua minggu sekali rutin mendapat kiriman lagu-lagu yang sedang populer. Belakangan Alex mendengar bahwa permintaan tersebut berasal dari teman-teman sekelasnya di KMA sebelum perang. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bukan Orangtua, Perwira Muda Ini Kaget Didatangi Teman Tongkrongan Saat Wisuda Jurusan Akmil
Bukan Orangtua, Perwira Muda Ini Kaget Didatangi Teman Tongkrongan Saat Wisuda Jurusan Akmil

Berikut momen perwira muda kaget didatangi oleh teman tongkrongan saat wisuda jurusan Akmil.

Baca Selengkapnya
Kumpul Alumni Akabri 1999, Terungkap Para Calon Jenderal ini Ternyata Dulunya Pilih Matra Lain Tapi Nasib Berkata Lain
Kumpul Alumni Akabri 1999, Terungkap Para Calon Jenderal ini Ternyata Dulunya Pilih Matra Lain Tapi Nasib Berkata Lain

Pilihan dan nasib yang berbeda dialami oleh para alumni Akabri 1999. Mereka kini menjabat di matra yang justru tak mereka pilih sebagai prioritas.

Baca Selengkapnya
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah
Kisah Pelajar SMP Madiun Melawan Kolonial Belanda, Tertembak di Halaman Sekolah

Pelajar SMP Madiun tak gentar melawan penjajah. Di tengah kesulitan yang dihadapi, mereka tetap berjuang

Baca Selengkapnya
Mengenal Kapten Harun Kabir: Sang Pelindung Bung Karno dan Tan Malaka, Sosok Langka Zaman Revolusi
Mengenal Kapten Harun Kabir: Sang Pelindung Bung Karno dan Tan Malaka, Sosok Langka Zaman Revolusi

Harun Kabir selalu berkata, kalau kita tidak manusiawi, lalu apa bedanya kita dengan para penjajah yang kita perangi?

Baca Selengkapnya
Cerita Letda Inf Sawung Setyawan Selama Pendidikan di Akmil yang Berkesan Jiwa Korsa Jadi Terbentuk
Cerita Letda Inf Sawung Setyawan Selama Pendidikan di Akmil yang Berkesan Jiwa Korsa Jadi Terbentuk

Peraih Adhi Makayasa 2023 dari TNI AD, Letda Inf Sawung Setyawan menceritakan pengalaman berkesannya selama pendidikan di Akademi Militer (Akmil).

Baca Selengkapnya
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi
Penuh Perjuangan, Begini Penampakan Para Pejuang Tanah Air yang Tertangkap Belanda pada Masa Revolusi

Sebuah video memperlihatkan para pejuang tanah air pada masa revolusi yang tertangkap oleh tentara Belanda.

Baca Selengkapnya
Pesan Penuh Haru Peraih Adhi Makayasa Akmil  2023 untuk Teman Satu Angkatan
Pesan Penuh Haru Peraih Adhi Makayasa Akmil 2023 untuk Teman Satu Angkatan

Pria gagah tersebut mengatakan jiwa korsanya menjadi terbentuk saat ia menjalani pendidikan di Akademi Militer (Akmil).

Baca Selengkapnya
Agum Gumelar Pesan IKAL Lemhannas Jaga Keutuhan Bangsa, Ini Respons Anggotanya
Agum Gumelar Pesan IKAL Lemhannas Jaga Keutuhan Bangsa, Ini Respons Anggotanya

Agum Gumelar berpesan kepada para alumni untuk menjaga nama baik Lemhannas.

Baca Selengkapnya
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan
Kesaksian Anggota KKO TNI AL Ditangkap Inggris saat Operasi 'Ganyang Malaysia', Disiksa Siang Malam di Luar Batas Kemanusiaan

Berikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.

Baca Selengkapnya
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara
Ada Peran Besar Kiai, Begini Awal Mula Banten Disebut Tanah Jawara

Para jawara berada di bawah komando para ulama dan kiai yang saat itu menjadi sumber kekuatan sosial dan spiritual di Banten.

Baca Selengkapnya
Peran Besar Orang Minahasa dalam Serangan Umum 1 Maret
Peran Besar Orang Minahasa dalam Serangan Umum 1 Maret

Banyak orang Minahasa yang melakukan perantauan. Hal ini terjadi karena para pemuda Minahasa mulai menyadari bahwa dunia itu luas.

Baca Selengkapnya
Kombes Polisi Blak-blakan Kehidupan Taruna Akpol Sangat Keras, Kehidupan Ditentukan Para Senior
Kombes Polisi Blak-blakan Kehidupan Taruna Akpol Sangat Keras, Kehidupan Ditentukan Para Senior

Cerita Kombes Polisi soal kehidupan taruna selama jalani pendidikan di Akademi Kepolisian (Akpol).

Baca Selengkapnya