Kisah Lucu Kopral TNI Lolos dari Musuh Karena Sembunyi Dalam Rok Wanita
Merdeka.com - Dalam tegangnya pertempuran, kadang terselip kisah-kisah lucu sekaligus menegangkan. Salah satunya yang dialami Letjen (Purn) M Jasin bersama pasukannya.
Peristiwa itu terjadi sekitar tahun 1947, di tengah perang kemerdekaan. M Jasin masih berpangkat kapten dan memimpin batalyon di Maospati. Suatu hari, dia tengah berada di Mojokerto bersama Kapten Soetarto Sigit dan seorang prajurit penghubung berpangkat kopral.
Saat itu ketiganya tengah beristirahat di sebuah warung. Tiba-tiba terdengar pesawat pemburu Belanda melintas. Tak lama kemudian deru tank dan kendaraan lapis baja Belanda terdengar mendekat.
-
Dimana pertempuran di Tebing Tinggi terjadi? Pertempuran ini terjadi di beberapa wilayah seperti di Dolok Merawan dan di Paya Pinang.
-
Mengapa Pertempuran Tengaran terjadi? Pertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947.
-
Apa jabatan Letjen Tarub di militer? Saat usianya 42 tahun, Tarub mulai diamani jabatan strategis. Ia dilantik menjadi Aspers Danjen Kopasandha (1985). Selanjutnya, ia menjabat sebagai Dangrup 3 Kopasandha (1985), Danbrigif Linud 3/Tri Budi Maha Sakti (1986-1987), Danrem 171/Praja Vira Tama (1987-1988), Danrem 172/Praja Wira Yakthi (1988-1989), Wadanjen Kopassus (1989-1992), Danjen Kopassus (1992-1993), Pangdam VIII/Trikora (1993-1994), Pangkostrad (1994-1995), hingga Kasum ABRI (1996-1998).
-
Siapa yang memimpin pertempuran di Tebing Tinggi? Mereka yang menjadi korban pembantaian Jepang di antaranya Jaksa Suleman, Harun Al-Rasyid, Yacub Lubis, Tahir Hasyim, Deplot Sundaro, Arif Hasibuan.
-
Bagaimana momen adu panco antara Kasad dan prajurit? Pertandingan panco tersebut berlangsung seru dan menyenangkan.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
"Secara refleks, saya dan Soetarto segera lari menyeberangi jalan yang menjadi garis demarkasi," kenang M Jasin.
Kedua perwira itu segera bersembunyi dari Belanda. Namun Kopral itu masih berada di dalam warung. Dia tidak sempat melarikan diri saat Belanda datang.
Kemana Sang Kopral?
M Jasin dan Soetarto menunggu dengan tegang. Kalau kopral itu tertangkap dan buka suara, pasti mereka juga akan tertangkap. Beberapa tentara Belanda terlihat memasuki warung. Mereka juga memeriksa daerah sekitarnya.
"Waktu terasa berjalan lambat sekali. Entah apa yang terjadi di dalam," kata Jasin menggambarkan ketegangan saat itu.
Tak lama kemudian, tentara Belanda yang di dalam warung keluar. Anehnya mereka tidak membawa sang kopral. Pikiran Kapten TNI itu menyangka apakah Belanda sudah membunuh kopral itu. Tapi tidak ada letusan senjata yang terdengar.
Tak lama kemudian komandan Belanda memerintahkan konvoi bergerak kembali. Dengan suara bergemuruh tank-tank Belanda itu meninggalkan warung tersebut.
Begitu dirasa aman, Jasin dan rekannya segera berlari ke arah warung. Ternyata di saat bersamaan, kopral itu pun keluar dari dalam warung.
Di Dalam Kain
Wajah sang kopral tampak pucat. Dia lolos dari maut. Jasin langsung menanyainya.
"Bagaimana kamu bisa selamat?"
"Wah, maaf kapten saat Belanda datang, saya tidak sempat lari. Saya sembunyi di dalam kain perempuan pemilik warung tersebut," jawab sang Kopral.
Di masa itu, kaum wanita melilitkan kain seperti rok di bagian bawah baju. Sepanjang Belanda menanyai pemilik warung itu, si kopral diam tidak bergerak sama sekali. Untung Belanda tidak menggeledah wanita itu. Terbayang apa akibatnya jika dia menyembunyikan TNI dalam roknya.
"Saya selamat karena bersembunyi di dalam sana," kata Kopral itu.
Jasin pun bersyukur anak buah dan dirinya bisa lolos dari patroli Belanda. Walau dengan cara bersembunyi yang tak pernah bisa dibayangkan. Mereka bertiga segera bergerak ke wilayah yang aman.
Peristiwa menegangkan sekaligus mengundang senyum itu diceritakannya dalam biografi M Jasin, Saya Tidak Pernah Minta Ampun Pada Soeharto yang diterbitkan Sinar Harapan tahun 1998. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bukannya naik ke atas pohon, makhluk kecil itu malah turun ke arah prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaBegini momen menegangkan prajurit TNI baku tembak dengan KST di Papua. Tetap tenang walau diberondong peluru.
Baca SelengkapnyaMomen lucu prajurit TNI nyangkut saat sedang ikuti latihan terjun dari tebing.
Baca Selengkapnyaseorang prajurit TNI sukses melakukan penyamaran dan penyusupan ke dalam anggota GAM
Baca SelengkapnyaVideo prajurit TNI lakukan kamuflase militer malah bikin komandan ketawa.
Baca SelengkapnyaMasa pendidikan sebagai taruna merupakan masa yang penuh kedisiplinan. Berbuat kesalahan pasti ada konsekuensinya.
Baca SelengkapnyaDiajak tos dan dirangkul, seorang bocah perempuan bereaksi dengan begitu menggemaskan.
Baca SelengkapnyaMomen Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak bercanda dengan salah seorang anggota Brimob.
Baca SelengkapnyaBerikut kesaksian pilu anggota KKO TNI AL saat berjuang di operasi Dwikora hingga nyaris meregang nyawa. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaTengah berkumpul, tontonan bersamanya pun justru menggelitik. Seperti apa momennya?
Baca SelengkapnyaMayjen TNI Imam Santoso dibuat ngakak oleh prajuritnya yang polos saat diwawancarai olehnya. Sang jenderal bintang dua itu sampai garuk kepala dibuatnya.
Baca SelengkapnyaMomen kocak terekam memperlihatkan prajurit TNI berwajah sangar lari terbirit-birit karena merasa ketakutan.
Baca Selengkapnya