Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Manuver Rahasia Kolonel Dzulkifli

Manuver Rahasia Kolonel Dzulkifli Kolonel Dzulkifli Lubis. ©Wikipedia/Markas Besar TNI Angkatan Darat - Difoto dari buku : Djawatan Topografi AD, 5 Tahun

Merdeka.com - Eks didikan intel Jepang membentuk lembaga independen untuk memata-matai TKR. Bertanggungjawab langsung kepada Presiden Sukarno.

Penulis: Hendi Jo

Sepanjang tahun 1946, gerak-gerik para perwira TKR (Tentara Keamanan Rakjat) diawasi secara ketat oleh sebuah lembaga independen. Namanya PMC (Penjelidik Militer Chusus) yang dibentuk oleh Kolonel Dzulkifli Lubis, mantan intel militer Jepang lulusan Sekolah Intelijen Militer Nakano Gakko.

Menurut sejarawan Ken Conboy, PMC merupakan bagian dari Badan Istimewa (BI). Itu nama lembaga intel yang dibentuk Dzulkifli pada akhir September 1945 di Yogyakarta. Anggotanya direkrut dari kalangan eks perwira PETA (Pembela Tanah Air) dan bekas informan militer Jepang.

"Lubis yang memberi pangkat dirinya sendiri sebagai seorang kolonel, bekerja cepat untuk membentuk organisasi intelijen pertama di Indonesia," ujar Ken Conboy dalam Intel: Inside Indonesia’s Intelligence Service.

Zulkifli mecurigai TKR banyak disusupi kepentingan Belanda. Karena itu dia berinsiatif mendirikan PMC guna menangani persoalan tersebut. Dia lantas menyebarkan anak buahnya ke wilayah-wilayah Republik dan markas tentara di daerah. Tak aneh, kendati markas besarnya ada di Yogyakarta, mereka berkeliaran nyaris di seluruh Jawa.

Saat beraksi di lapangan PMC betul-betul sendirian. Tak ada sama sekali koordinasi dengan markas TKR di daerah. Bisa jadi itu terjadi karena PMC merasa jumawa dengan posisi mereka yang ada langsung di bawah Presiden Sukarno.

"Walaupun dalam situasi kacau, mereka tidak bertanggungjawab kepada siapa pun," ungkap Cribb dalam Gangsters and Revolutionaries: The Jakarta People’s Militia and The Indonesian Revolution 1945-1949.

Wajar saja di lapangan anggota PMC merasa jumawa dan berlaku bak koboy. Tak jarang, tanpa penyelidikan yang teliti, para intel itu menciduk dan mengeksekusi siapa pun yang diisukan sebagai kaki tangan Belanda. Seperti yang mereka lakukan terhadap seorang kepala stasiun di Padalarang.

Selain penculikan dan pembunuhan, para anggota PMC pun terlibat aktif dalam aksi-aksi pemerasan terhadap orang-orang Tionghoa. Bahkan di Purwakarta, ada seorang gadis Tionghoa yang nekat menceburkan diri ke sumur, saking takutnya kepada anggota PMC.

Salah satu yang merasa gerah dengan manuver rahasia Zulkifli itu adalah Jenderal Mayor Didi Kartasasmita, panglima Komandemen Jawa Barat. Selain aksi tanpa koordinasi yang dilakukan PMC di wilayahnya, eks perwira KNIL itu merasa dicurigai sebagai penyusup di tubuh TKR.

Ceritanya, saat melakukan inspeksi lapangan ke Padalarang, Didi dan para pengawalnya tiba-tiba dikepung para anggota PMC. Mereka malah merangsek dan menghalang-halangi Komandan Komandemen Jawa Barat itu untuk memasuki stasiun. Didi tentu saja marah diperlakukan demikian.

"Kalian ini mau apa? Kalau kalian melukai saya, kalian selamanya akan diburu!" bentak Didi seperti diceritakan penulis Tatang Sumarsono dalam Didi Kartasasmita: Pengabdian bagi Kemerdekaan.

Dihardik sedemikian rupa, para pengepung langsung berhenti bergerak. Satu persatu, mereka lantas meninggalkan Stasiun Padalarang dan menghilang ditelan keramaian.

Besoknya, Didi lantas memerintahkan anak buahnya untuk menciduk semua anggota PMC yang berkeliaran di wilayah kekuasaannya. Hasilnya sekira 30 anggota PMC berhasil ditangkap dan langsung ditahan di Markas Besar Komandemen Jawa Barat.

"Saya langsun memerintahkan Dzulkifli datang ke Purwakarta guna menyelesaikan masalah anak buahnya," kenang Didi.

Beberapa hari kemudian, Dzulkifli Lubis datang memenuhi panggilan. Di hadapan Didi, sang kolonel berjanji akan memeriksa kelakuan anak buahnya tersebut. Namun beberapa waktu kemudian, tepatnya 3 Mei 1946, PMC dinyatakan bubar dan diganti dengan suatu badan yang diberi nama FP (Field Preparation). (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP