Markas Laskar Wanita Hancur Lebur Dibom Inggris Usai Tukang Cendol Lewat
Merdeka.com - Menjelang peristiwa lautan api, Bandung bukan saja dipertahankan kaum Adam semata, tapi juga oleh kaum Hawa yang memiliki mental pemberani.
Oleh: Hendi Jo
Bandung, 6 Desember 1945. Pertempuran di Lengkong berlangsung sengit dan berdarah. Dengan menyertakan kendaraan-kendaraan perang seperti tank Sherman, militer Inggris seolah ingin meratakan wilayah yang dikenal sebagai basis para pejuang Indonesia tersebut.
-
Apa yang dilakukan pemuda itu sebelum meninggal? Ia terlihat melakukan atraksi bersama seekor ular kobra.
-
Apa yang ditemukan pria itu? Seorang pria asal Australia bernama David Hole tidak sengaja menemukan benda aneh saat ia sedang menggali emas. Penemuannya itu diketahui sejak 2015 dan melebihi emas yang sedang dicarinya. Apa yang ia temukan? Mengutip Indy100, Senin (27/11), David saat itu sedang menggali emas di Maryborough Regional Park, dekat Melbourne.
-
Apa yang ditemukan pemuda di Rembang? Awalnya saat sedang berburu, seorang pemuda di Desa Kebonagung Kecamatan Sulang, Rembang, memergoki adanya kucing hutan di pinggir sungai yang terletak di sebelah barat desa. Namun saat dikejar, kucing hutan itu masuk bersembunyi di dalam lubang.
-
Siapa yang menemukan peti mati? Peti Mati Mesir Kuno Berusia 1.500 Tahun Akhirnya Dibuka, Isinya Bikin Arkeolog Merinding
-
Apa yang ditemukan di dalam peti mati? Arkeolog menemukan gambar karakter 'Simpsons' di dalam sarkofagus mumi Mesir berusia 3.500 tahun.
"Pasukan Inggris juga menggunakan pesawat B-25 dan Mustang untuk menghabisi kedudukan kami," kenang Asikin Rachman, eks pejuang dari Hizboellah.
Karena kondisi kekuatan yang tidak seimbang, banyak korban dari pihak Indonesia berjatuhan. Mereka lantas dikirim ke garis belakang. Upi Suyar masih ingat bagaimana rintihan dan teriakan kesakitan terdengar di gedung penampungan para korban pertempuran di dekat Lengkong.
Ada di antara mereka yang dengan terbata-bata malah ingin menyampaikan pesan terakhir.
Seorang pejuang muda yang baru saja menghembuskan napas terakhir dibawa ke Pos Palang Merah. Sewaktu diperiksa oleh Upi, dari sakunya ditemukan sebungkus kecil garam dan cabai rawit.
"Terharu sekali kami, karena walaupun hanya dengan bekal itu, dia rela berjuang," ungkap Upi Suyar seperti dikutip oleh R.J. Rusady W dalam Tiada Berita dari Bandung Timur, 1945-1947.
Cicadas Dibom
Para perempuan muda seperti Upi banyak bertebaran saat itu di palagan Bandung. Mereka adalah anggota Palang Merah yang dikoordinasi oleh batalyon-batalyon TKR (Tentara Keselamatan Rakjat) dan laskar-laskar. Salah satunya adalah unit palang merah yang dibentuk oleh Lasjkar Wanita Indonesia (Laswi).
Ketika Cicadas dibombardir Inggris seminggu setelah Pertempuran Lengkong, wilayah terpadat di Bandung itu bisa dikatakan rata dengan tanah. Akibat pemboman itu, Markas TKR Cicadas dan Gedung Komite Nasional Indonesia Daerah Cicadas hancur berantakan.
Berpuluh-puluh rumah penduduk hancur lebur dan banyak rakyat yang tewas terkena reruntuhan bangunan.
"Usai pemboman itu, sebuah lubang besar menganga muncul di tengah jalan besar," kenang Asikin.
Nyaris berjam-jam, orang-orang tak berani keluar dari persembunyiannya. Barulah pada sore hari, rakyat dan para pejuang bergotong royong mengamankan mayat-mayat yang berserakan dan mencari jasad-jasad yang masih tertimbun reruntuhan.
Hingga malam hari, pencarian terus dilakukan dengan menggunakan penerangan senter dan obor.
Menurut Irna HN Hadi Soewito dalam Lahirnya Kelasykaran Wanita dan Wirawati Catur Panca, pihak LASWI mengirimkan dua regu palang merah dan dua regu tenaga dapur umum untuk menolong korban di Cicadas.
Salah satunya adalah Euis Sa'ariah alias Sartje, yang juga ikut mengangkut mayat korban pemboman dari puing-puing reruntuhan.
"Kondisi mereka sudah banyak yang membusuk. Sampai-sampai (setelah mengangkut mayat-mayat itu), saya tidak bisa makan," ungkap Sartje.
Markas Laswi Dibom Inggris
Sartje masih beruntung saat itu tidak ikut terkena hantaman bom pesawat tempur Inggris. Namun ketika bertugas di Majalaya pada Agustus 1946, dia tidak bisa mengelak dari ketentuan takdir.
Ceritanya, suatu siang entah datang dari mana tiba-tiba muncul seorang penjual cendol di depan Markas Laswi di Majalaya. Tak lama setelah tukang cendol itu pergi, sekonyong-konyong pesawat Inggris muncul dan membombardir tempat tersebut.
Salah satu teman Sartje bernama Toeti yang saat itu sedang tidur-tiduran sontak meloncat dan menerobos kepulan asap untuk mencari jalan keluar. Begitu di luar, dia melihat Saartje dengan kepala berdarah-darah tengah berteriak histeris.
"Asrama Laswi kena! Asrama Laswi kena!".
Toeti cepat memburu Sartje. Dia membopong sahabatnya itu ke tempat yang aman dan langsung meminta palang merah menanganinya. Dalam peristiwa itu, Markas LASWI hancur lebur rata dengan tanah.
Empat anggota LASWI tewas, masing-masing adalah Siti Murwani, Siti Fatimah, Lala dan Ida Mursida. Sementara sepuluh orang lainnya luka-luka termasuk Saartje.
"Sampai sekarang pendengaran dia tidak normal lagi, gendang telinganya pecah," kata Toeti ketika saya mewawancarainya pada 2011. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang wanita tanpa identitas ditemukan tewas membusuk dalam peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa (16/1). Kasus ini masih diselidiki polisi.
Baca SelengkapnyaMayat tersebut pertama kali ditemukan oleh salah seorang karyawan SPBU.
Baca SelengkapnyaAde memastikan pada saat ditemukan, korban masih dalam keadaan utuh.
Baca SelengkapnyaDana saksi yang ikut menyaksikan saat koper tersebut dibuka tidak melihat ada luka-luka pada jasad tersebut.
Baca SelengkapnyaMayat perempuan muda ditemukan sudah dalam keadaan membusuk pada Rabu (25/9) malam.
Baca SelengkapnyaJasad bayi tersebut ditemukan terbungkus jaket putih di dalam kantong plastik
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil penyelidikan sementara, korban diketahui berjenis kelamin perempuan
Baca Selengkapnya