Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengenal Nyirib Tradisi Orang Sunda Jelang Puasa: Gotong Royong yang Bahagia

Mengenal Nyirib Tradisi Orang Sunda Jelang Puasa: Gotong Royong yang Bahagia Nyirib, tradisi khas orang-orang di Priangan menjelang datangnya bulan puasa. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Bagi orang-orang Pasundan dahulu, menangkap ikan secara gotong royong merupakan kegembiraan tersendiri menjelang datangnya bulan puasa.

Penulis: Hendi Jo

Pada era 1980-an, orang-orang Sunda di pelosok desa masih memelihara kebiasaan unik menjelang puasa. Tiga hari sebelum munggah (sehari sebelum datangnya bulan Ramadan), mereka kerap menangkap ikan di sungai besar secara bersama-sama.

Aki Ucup masih mengingat rutinitas tahunan itu sebagai kegiatan nyirib (sering juga disebut marak dan nawu). Bertempat di Sungai Cimandiri, Sukabumi, dia bersama-sama orang-orang sekampung melaksanakan kegiatan tersebut dalam suasana penuh kekeluargaan dan riang gembira.

"Dari kecil hingga dewasa, nyirib itu adalah kegiatan yang sering kami tunggu-tunggu karena selain untuk hiburan, kami pun bisa bertukar kabar tentang kondisi masing-masing dengan sesama penghuni kampung," ujar lelaki berusia 95 tahun itu.

Nuansa Gotong Royong

Tradisi nyirib memang bukan hal yang asing di desa-desa Priangan. Menurut budayawan Sunda Aan Merdeka Permana, tradisi tersebut sejatinya sudah dilakukan sejak zaman kerajaan-kerajaan Sunda berjaya. Selain untuk pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari, nyirib juga dilaksanakan sebagai bentuk upaya penguatan sosial dan solidaritas di kalangan masyarakat Sunda.

"Saya pikir, aktivitas itu sesungguhnya lebih kental nuansa kegotongroyongannya," ujar Aan.

Kegiatan nyirib pada era kerajaan-kerajaan Sunda dilakukan pada setiap tutup tahun. Itu lantas berubah saat agama Islam menjadi anutan sebagian besar orang Sunda: nyirib dijalankan kala menjelang bulan ramadhan tiba. Pelaksanaan kegiatan ini pun termasuk merata. Artinya hampir sebagian besar masayarakat Sunda melakukannya, terutama mereka yang lingkungannya dekat dengan aliran sungai besar dan sedang.

Persiapan nyirib, umumnya dilakukan sejak pagi hari buta. Dimulai dengan ritual-ritual doa, para lelaki lantas mengondisikan leuwi (bagian terdalam sungai yang banyak ikannya). Caranya adalah dengan mengepung wilayah leuwi dengan batu-batu dan dedaunan serta mengalirkan air dari hulu ke hilir terjauh dengan metode dipekong (membuat beberapa saluran sungai kecil juga dengan menggunakan batu, tanah liat dan dedaunan).

Selesai pembendungan, arus air dari hulu lantasl dialihkan ke hilir terjauh, air yang tersisa di dalam bendungan lantas ditawu (dikeluarkan dengan menggunakan wadah sejenis ember) dengan melibatkan ratusan manusia. Begitu ribuan liter air sudah dikeluarkan dan keadaan sudah dianggap aman, maka pimpinan kegiatan (biasanya kepala dusun atau kepala desa) menyilakan orang-orang (termasuk anak-anak dan kaum perempuan) untuk terjun mencari ikan dengan berbagai cara.

Jelang Puasa, Semua Bahagia

R. Agus Thosin, berusia 72 tahun, termasuk orang yang masih mengalami masa-masa nyirib di wilayah Cianjur. Dia masih ingat bagaimana suka cita orang-orang sekampungnya saat melaksanakan kegiatan itu, terutama anak-anak kecil.

Dengan menggunakan berbagai jenis perangkat tradisonal untuk menangkap ikan, seperti sirib, lambit, kecrik, ayakan dan bubu) dalam tawa dan canda mereka berlomba-lomba menangkap ikan yang sudah tidak bisa lagi lari kemana-mana.

Hasil dari kegiatan nyirib ini biasanya memuaskan. Berbagai jenis ikan yang saat ini mungkin jarang ditemukan lagi, seperti senggal, tawes, udang, mujaer, gengehek, gabus, lele, kancra dan nama-nama ikan jadul lainnya berhasil mereka ambil dari sungai.

"Jumlahnya banyak sekali, sampai berkwintal-kwintal," ujar Agus.

Ikan-ikan itu lalu ditampung dalam suatu wadah yang sangat besar dan kemudian dibagi secara merata kepada semua orang kampung tak terkecuali para orang tua yang sudah tak mampu lagi terjun dalam kegiatan itu. Ketika dibagikan, lazimnya ikan-ikan itu dibungkus dengan daun pisang atau daun jati.

"Menjelang puasa, semua orang menjadi bahagia karena mereka bisa memasak ikan-ikan yang rasanya lezat luar biasa," kenang Agus.

Kini tradisi nyirib bisa dikatakan tinggal nama saja. Seiring tumbuhnya pabrik-pabrik dan maraknya perumahan di bantaran sungai-sungai, tradisi nyirib pun menghilang perlahan digerus zaman. Tak ada lagi ikan-ikan yang dibagikan secara suka cita. Alih-alih demikian, nama-nama ikan zaman dulu seperti kancra, tawes, senggal dan genggehek pun seolah telah sirna dari perbincangan anak-anak muda Priangan hari ini. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Mengenal Larung Kepala Kerbau, Ungkapan Rasa Syukur Nelayan di Jepara
Mengenal Larung Kepala Kerbau, Ungkapan Rasa Syukur Nelayan di Jepara

Tradisi warisan nenek moyang ini masih dipertahankan oleh masyarakat nelayan Jepara.

Baca Selengkapnya
Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali
Melihat Tradisi Unik di Pelosok Hutan Jati Grobogan, Hanya Digelar Dua Tahun Sekali

Seluruh elemen warga, baik itu anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun perempuan saling berbaur turun ke sungai dan berlomba menangkap ikan.

Baca Selengkapnya
Pemkab Cianjur Siap Pikat Wisatawan dengan Nyalawean, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Tradisinya
Pemkab Cianjur Siap Pikat Wisatawan dengan Nyalawean, Yuk Kenalan Lebih Dekat dengan Tradisinya

Salah satu keunikan Nyalawean adalah pelaksanaannya yakni setiap tanggal 25 di bulan tertentu kalendrer Islam

Baca Selengkapnya
Kenalan dengan Tradisi Ngubek Empang, Cara Unik Silaturahmi Ala Warga Depok di Kolam Ikan
Kenalan dengan Tradisi Ngubek Empang, Cara Unik Silaturahmi Ala Warga Depok di Kolam Ikan

Di acara ini, seluruh lapisan warga Depok tumpah ruah ke kolam ikan untuk ngubek empang.

Baca Selengkapnya
Belajar Mancing Ramah Lingkungan dari Tradisi Orang Sunda, Hanya Gunakan Tangan Kosong
Belajar Mancing Ramah Lingkungan dari Tradisi Orang Sunda, Hanya Gunakan Tangan Kosong

Uniknya kearifan lokal ini terletak pada kegiatan membendung sungai sebelum mengambil ikan. Kemudian, cara memancingnya juga dilakukan beramai-ramai.

Baca Selengkapnya
FOTO: Antusiasme Warga Berebut Ikan Saat Tradisi Ngubek Empang Jelang Lebaran Depok
FOTO: Antusiasme Warga Berebut Ikan Saat Tradisi Ngubek Empang Jelang Lebaran Depok

Tradisi Ngubek Empang ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan perayaan Lebaran Depok 2024.

Baca Selengkapnya
Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi
Serunya Tradisi Ngubyag saat Kemarau di Ciamis, Tangkap Ikan di Sungai Pakai Tangan Kosong untuk Eratkan Silaturahmi

Saking serunya, tradisi Ngubyag sampai diikuti oleh warga luar kota.

Baca Selengkapnya
Makna Tradisi Nadran Khas Pesisir Indramayu, Penting Dilakukan Nelayan agar Selamat dan Hasil Tangkapan Melimpah
Makna Tradisi Nadran Khas Pesisir Indramayu, Penting Dilakukan Nelayan agar Selamat dan Hasil Tangkapan Melimpah

Tradisi nadran yang dilakukan masyarakat pesisir Indramayu menyimpan makna khusus.

Baca Selengkapnya
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan
Mengenal Upacara Bekarang Iwak, Tradisi Menjaga Ekosistem Lingkungan ala Masyarakat Sumatra Selatan

Tradisi masyarakat Sumatra Selatan ini tak hanya menjadi kearifan lokal, melainkan juga bermanfaat untuk menjaga ekosistem alam.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian
Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian

Mengenal Sedekah Rame, Tradisi Gotong Royong dari Melayu Lahat dalam Kegiatan Pertanian.

Baca Selengkapnya
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan
Mengenal Tradisi Papajar, Cara Orang Sunda Sambut Hari Pertama Ramadan

Kenalan lebih dekat dengan tradisi Papajar untuk menyambut bulan suci Ramadan ala masyarakat Sunda.

Baca Selengkapnya
Tradisi Nirok Nanggok, Cara Masyarakat Belitung Mencari Ikan di Sungai Ketika Musim Kemarau Tiba
Tradisi Nirok Nanggok, Cara Masyarakat Belitung Mencari Ikan di Sungai Ketika Musim Kemarau Tiba

Nirok Nanggok, tradisi masyarakat Belitung saat menangkap ikan ketika musim kemarau telah tiba.

Baca Selengkapnya