Mengenal Waldjinah, Maestro Musik Keroncong Indonesia
Merdeka.com - Waldjinah lahir di Solo, 7 November 1945. Semasa mudanya, dia merupakan seorang penyanyi keroncong. Bahkan kariernya itu mengantarkannya menjadi seorang diva sekaligus maestro keroncong Indonesia.
Bahkan, namanya juga dikenal di luar negeri. Berbagai rekaman lagu ia hasilkan dan banyak pula penghargaan musik yang telah ia terima.
Bakat menyanyinya itu telah terlihat semenjak Waldjinah masih duduk di bangku SD. Pada masa itu, ia kerap kali mewakili sekolahnya dalam lomba menyanyi. Hal inilah yang membuatnya memiliki cita-cita menjadi seorang penyanyi.
-
Siapa yang dijuluki 'Maradona Indonesia'? Berangkat dari situlah, Zulkarnain dikenal sebagai 'Maradona Indonesia' sejak berada di klub Krama Yudha Tiga Berlian Palembang.
-
Kapan Soekarno dilahirkan? Srimben pernah berkata kepada Soekarno kecil, kelak dirinya akan jadi pemimpin besar karena ia lahir saat fajar menyingsing.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Apa nama asli Soekarno? Soekarno dahulu terlahir dengan nama Kusno.
-
Kenapa Kartika Soekarno memilih jadi WNI? Meski memiliki darah Jepang di tubuhnya, Kartika rupanya tetap memilih menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
-
Siapa yang dijuluki 'Singa dari Jawa Barat'? Sebelumya, ia lahir di Buntet, Cirebon pada 7 Maret 1922 dan saat ini telah dikenang sebagai ulama berjuluk 'Singa dari Jawa Barat' karena keberaniannya.
Namun impiannya ini awalnya tidak mendapat restu dari keluarganya. Pada saat itu, menjadi seorang penyanyi memang merupakan profesi yang dianggap sebelah mata.
Lalu bagaimana seorang Waldjinah memperjuangkan cita-citanya hingga akhirnya berhasil menjadi seorang diva? Berikut selengkapnya.
Tak Dapat Dukungan Orang Tua
©YouTube/BPNB DIY
Sejak kecil, Waldjinah memang sudah senang bernyanyi keroncong. Namun potensi yang ia miliki tak mendapat restu dari orang tua karena waktu itu musik keroncong masih dianggap sebagai musik jalanan.
Hal inilah yang membuat Waldjinah muda berkali-kali harus menghadapi tekanan dari keluarganya. Namun tekanan itu berangsur memudar setelah Waldjinah membuktikan kalau ia bisa menghasilkan uang dari hasil ia menyanyi.
“Jadi waktu kecil itu saya sudah sering menyanyi di RRI. Jadi waktu itu orang RRI datang ke rumah saya, saya diminta masuk di RRI jadi honorer. Itu waktu itu saya masih usia belasan tahun,” kata Waldjinah mengutip dari kanal YouTube BPNB DIY.
Ratu Kembang Kacang
©YouTube/BPNB DIY
Pada 1958, Waldjinah mendapat julukan sebagai “Ratu Kembang Kacang”. Julukan itu ia peroleh setelah memenangkan sebuah kontes menyanyi “Ratu Kembang Kacang” yang diselenggarakan oleh RRI dan Perfini (Perusahaan Film Nasional Indonesia). Kontes itu diadakan sebagai respons atas kepopuleran lagu “Kembang Kacang” yang saat itu menjadi soundtrack film “Delapan Penjuru Angin”.
Dari sinilah kemudian Waldjinah terus memperoleh penghargaan Bintang Radio se-Indonesia hingga memperoleh penghargaan dari Presiden Soekarno sebagai Pengabdi Seni Nasional pada tahun 1965. Berbagai penghargaan ini mengantarnya untuk menghasilkan album musik di dapur rekaman Lokananta yang ada di Kota Solo.
“Waktu itu yang berperan penting namanya Bapak Sapari, gitaris ROS (Radio Orkes Surakarta). Dia bilang, ‘nduk, koe gelem ra rekaman?’, ‘ten pundi pak?’, ‘ten Lokananta’. Waktu itu saya senang luar biasa,” kenang Waldjinah.
Menyanyi Hingga ke Luar Negeri
©YouTube/BPNB DIY
Kepopuleran Waldjinah sebagai penyanyi keroncong di Indonesia menarik minat salah satu partai besar saat itu, Partai Golkar, merekrutnya menjadi penyanyi tetap di setiap kampanye mereka. Karena dianggap memberi kontribusi pada kemenangan Partai Golkar di pemilu tahun 1971, Waldjinah diberi hadiah untuk mengadakan konser di Singapura.
“Karena Golkar menang, saya juga ikut menang. Terus saya dihadiahi Pak Menteri pergi ke Singapura. Waktu itu kita pergi satu grup sama dengan kru Bintang Surakarta,” kata Waldjinah mengutip dari YouTube BPNB DIY.
Ibu Rumah Tangga Biasa
©YouTube/BPNB DIY
Di luar sosoknya sebagai seorang diva keroncong, Waldjinah memang hanya seorang ibu rumah tangga biasa yang mendidik lima orang anaknya. Namun selain mendidik anaknya, di rumahnya yang sederhana Waldjinah membuka bimbingan musik keroncong.
Banyak generasi muda khususnya anak-anak yang berdatangan untuk belajar musik dengannya. Hal ini sejalan dengan misinya untuk menyebarkan musik keroncong pada tiap generasi muda di Indonesia.
“Jadi kita melatihnya begini, mereka ditanya lagu kesukaannya apa. Misalnya mereka suka pop, tapi nanti diiringi musik keroncong. Lalu kalau sudah senang, nanti dia disuruh belajar lagu “Bengawan Solo”. Itu dulu yang gampang. Setelah “Bengawan Solo” bisa, baru lagu keroncong yang lain,” ungkap Waldjinah.
Sosok Waldjinah di Mata Kerabat
©2018 Merdeka.com/Arie Sunaryo
Dyna Putri, murid Waldjinah, berharap gurunya itu tetap eksis dan menjadi motivasi para generasi muda untuk terus mengembangkan dan melestarikan budaya keroncong. Hal yang sama juga diungkapkan Nuning Darmono, sahabat dekat Waldjinah. Ia berharap sahabatnya itu diberi kesehatan dan umur yang panjang.
“Makanya selalu kita doakan ibu (Waldjinah) selalu sehat dan tetap eksis sampai kapanpun. Wong ibu itu cantik kok. Jadi kalau kita ke mana-mana sama ibu itu kita bangga. Sama satu lagi, ibu itu pribadinya tidak sombong,” kata Nuning dikutip Merdeka.com dari akun YouTube BPNB DIY. (mdk/shr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosok Syandria yang dikenal sebagai cicit Presiden Soekarno disebut sebagai gadis cantik yang punya banyak prestasi.
Baca SelengkapnyaBakat alaminya dalam hal karawitan telah terlihat sejak ia masih belia.
Baca SelengkapnyaKarya W.R Soepratman begitu signifikan dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia.
Baca SelengkapnyaBakatnya di bidang kesenian itu menurun dari sang ayah yang merupakan seorang pelukis.
Baca SelengkapnyaErmy Kullit merupakan salah satu penyanyi jazz Tanah Air yang eksis di tahun 70 hingga 80-an.
Baca SelengkapnyaSang ayah meninggal dunia dalam keadaan tenang tanpa merasakan sakit dan dikelilingi keluarga tercinta.
Baca SelengkapnyaIni sosok cantik pendamping Soekarno yang jarang disorot. Paras cantiknya bikin terpukau.
Baca SelengkapnyaMomen istri Panglima TNI, istri Kapolri, dan istri Menko Perekonomian jadi peserta pemecahan rekor.
Baca SelengkapnyaIntip hari-hari terakhir pencipta lagu kebangsaan Indonesia ini di Kota Pahlawan
Baca Selengkapnya15.110 Orang ikut memeriahkan pagelaran musik tradisional angklung di Gelora Bung Karno, Jakarta pada Sabtu (5/8).
Baca SelengkapnyaTitim bisa memainkan berbagai macam variasi suara, menyanyikan banyak lagu dengan rupa cengkok, serta mampu menghadirkan seni visual panggung yang memikat.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Ratna Sari Dewi istri Bung Karno kembali mencuri perhatian.
Baca Selengkapnya