Pasukan Siliwangi Tangkap Presiden RMS, Buronan Paling Dicari Selama 13 Tahun
Merdeka.com - Setelah tiga belas tahun bergerilya, Dr. Soumokil tertangkap di Pulau Seram. Menyerah, tanpa melakukan perlawanan.
Oleh Hendi Jo
Letnan Jenderal (Purn) Himawan Soetanto masih ingat peristiwa itu. Pada suatu hari di tahun 1975, saat menjadi Panglima Kodam Siliwangi, dia menyematkan Bintang Sakti di dada Letnan Dua (Purn) Ruchiat, eks komandan Kompi II Batalyon 320 Brigade Infanteri 15 Tirtayasa, Banten. Momen penyematan penghargaan tertinggi itu sangat berkesan baginya.
-
Siapa yang mengeluarkan pistol? Saat pelaku mengeluarkan senjata api, warga yang berkerumun di sekitar lokasi kejadian langsung berlarian karena ketakutan.
-
Dimana rudal ditembakkan? Meski tak diketahui jaraknya, namun tampak rudal tersebut mampu membidik dari jarak yang cukup jauh dan menjangkau tentara Israel.
-
Bagaimana cara pelaku melancarkan aksinya? Untuk memuluskan aksinya, NUG, HS, dan DK melakukan panggilan darurat ke Mako Damkar Induk Sleman.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
-
Dimana senjata itu ditemukan? Di lokasi pencarian Schoningen, Lower Saxony, arkeolog menemukan lebih dari 10.000 tulang kuda liar dan tujuh tombak kayu, serpihan tombak lain, dan dua tongkat lempar.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
“Sejak dia berhasil menangkap gembong Republik Maluku Selatan (RMS) pada 1963, baru dua belas tahun kemudian Siliwangi memberikan penghargaan kepadanya,” ungkap Himawan dalam suatu wawancara pada 1999.
Perburuan Dr. Christian Robert Steven Soumokil termasuk salah satu perburuan tokoh pemberontak paling lama sepanjang sejarah Indonesia. Memproklamasikan RMS pada 25 April 1950, Soumokil baru bisa diringkus tiga belas tahun kemudian.
Meskipun kekuatan RMS secara militer berhasil dihancurkan pada akhir 1950, namun para sisa-sisa pengikutnya tak henti melakukan gerilya di hutan-hutan Maluku selatan, terutama di Pulau Seram. Termasuk Soumokil, orang yang dianggap sebagai presiden RMS.
Pemerintah Republik Indonesia kemudian meminta TNI untuk menangkap Soumokil secepatnya. Maka pada 10 Mei 1963, Markas Besar TNI di Jakarta mengirimkan Brigade Infanteri 15 Tirtayasa Kodam Siliwangi pimpinan Letnan Kolonel Musa Natakusumah (terdiri dari Batalyon 310, Batalyon 315 dan Batalyon 320) untuk melaksanakan tugas tersebut.
Ketahuan Karena Pohon Sagu Ditebang
Namun hingga operasi bulan ke-6 di November, Soumokil tidak juga tertangkap. Tak ada cara lain, Musa lalu menugaskan Peleton Cadangan pimpinan Pelda Rukhiyat S. dari Batalyon 320 untuk menjadi tim pemburu khusus Soumokil.
Mereka bergerak pada akhir 29 November 1963 dari markas menuju Komplek H. Asinepe. Besoknya seluruh wilayah disisir anak buah Rukhiyat. Pada saat melaksanakan penyisiran, anak buah Rukhiyat menyaksikan ada asap mengepul ke udara. Namun ketika titik itu didekati, tak ada tanda-tanda pengikut Soumokil berada di wilayah tersebut.
Saat pasukan tengah bersiap tidur, pada sekira pukul 21.00, terdengar ada orang menebang pohon (pukul-pukul sagu). Jarak antara mereka dengan sumber suara diperkirakan hanya 600 meter saja. Penyelidikan pun dilakukan oleh satu regu pasukan pimpinan Sersan Dua M. Suratman.
Karena melakukan gerak pengintaian yang senyap dan perlahan, Regu Suratman baru mendekati sasaran sekira pukul 01.00.
"Ketika sudah dapat diyakini bahwa mereka itu gerombolan, maka Suratman memerintahkan pasukannya untuk menunggu orang-orang itu tertidur," ungkap buku Siliwangi dari Masa ke Masa Edisi III (disusun Dinas Sejarah Kodam Siliwangi).
Barulah empat jam kemudian, Regu Suratman melakukan penyergapan. Tak ada perlawanan dari anak buah Soumokil. Mereka langsung menyerah. Dari lima anggota gerombolan yang tertangkap disita senjata api jenis Lee Enfield dan Owen Gun.
Tunggu Bangun Tidur
Selanjutnya para tawanan dibawa ke bivak pasukan induk. Setelah mendapat keterangan penting, Rukhiyat memutuskan untuk memimpin sendiri peletonnya menyergap posisi Soumokil.
Maka pada 1 Desember 1963, bersama 12 anak buahnya (tujuh orang ditinggalkan di bivak untuk menjaga para tawanan), sang komandan peleton bergerak menuju tempat persembunyian Soumokil.
Karena sulitnya medan yang dipenuhi batu karang dan keadaan malam yang gelap gulita disertai hujan, maka pasukan Rukhiyat baru tiba di jarak sekira 50 meter menjelang sasaran pada 2 Desember 1963 pukul 03.00. Situasi di gubuk persembunyian Soumokil sendiri tidak memperlihatkan kegiatan yang mencurigakan.
Setelah mengatur posisi pengepungan, dengan berbekal sepucuk pistol dan kawalan dua prajuritnya, Rukhiyat secara hati-hati menyelinap ke gubuk. Di dalam nampak sekelompok orang tengah tidur pulas. Sang komandan peleton tidak lantas membangunkan mereka. Ditunggunya para anggota RMS itu mulai terbangun.
Pukul 05.00, sebagian dari anak buah Soumokil mulai terbangun. Begitu tahu bahwa di sekitar terdapat pasukan TNI yang sedang siap siaga, tanpa banyak pertimbangan mereka pun langsung menyerah. Soumokil berhasil ditangkap tanpa mengeluarkan sebutir peluru pun.
Sore harinya, gembong RMS itu dibawa dengan perahu ke Pantai Sawai. Di sana, Rukhiyat menyerahkan Soumokil kepada komandan kompi-nya, yang kemudian membawanya ke komandan Batalyon 320, Mayor Enjo Martadisastra.
Satu tahun kemudian, Tokoh RMS ini kemudian diadili dan dijatuhi hukuman mati. (mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku R diduga terlibat dalam perkara perampokan bersenjata api di lima tempat di Sumatera Barat selama beberapa tahun.
Baca SelengkapnyaMereka menggunakan piring melamin untuk menggali lubang sebagai jalan kabur.
Baca SelengkapnyaMereka memotong teralis itu setelah mengetahui kondisi teralis besi ventilasi di kamar mandi yang sedikit terbuka.
Baca SelengkapnyaJenderal bintang dua menegaskan, Kapolsek lalai bertugas langsung dicopot
Baca SelengkapnyaDi tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.
Baca SelengkapnyaKolonel Sahirman dan sejumlah pimpinan PKI Jawa Tengah melarikan diri setelah G30S/PKI gagal.
Baca Selengkapnya5 Tahanan Kasus Narkoba Kabur Setelah Jebol Dinding Rutan Polres Barru
Baca SelengkapnyaSebanyak tujuh tahanan kabur dari Rutan Salemba. Mereka menjebol jeruji besi kamar tahanan, lalu menyusuri gorong-gorong sempit dan pengap.
Baca SelengkapnyaMayjen Maraden Panggabean selamat dari aksi G30S/PKi. Seorang penjaga mess meminjamkannya sehelai kemeja putih.
Baca SelengkapnyaAksi curanmor ini terjadi di Jalan Baru Panggungan Kec Gunung Sugih Kab Lampung Tengah Prov Lampung pada hari Kamis (26/9).
Baca SelengkapnyaPolisi terpaksa memberikan hadiah timah panas karena pelaku mencoba melarikan diri dan melawan.
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca Selengkapnya