Perkembangan Film Indonesia Dari Tahun 1900 hingga 2000-an
Pada tahun 1900-an, masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Toneel Melajoe" atau "Komedi Stamboel".
Perkembangan Film Indonesia Dari Tahun 1900 hingga 2000-an
Berawal Dari Seni Pertunjukan
Dalam buku Misbach Yusa Biran berjudul Sejarah Film 1900-1950: Bikin Film di Jawa, sebelum dikenal dengan film, pada tahun 1900-an, masyarakat saat itu menyebutnya sebagai "Toneel Melajoe" atau "Komedi Stamboel".
1900, Pemutaran Film Pertama
Di tahun ini, film pertama kalinya diputar di Indonesia, tepatnya di Batavia. Film dokumenter perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag adalah film yang pertama kali diputar.
-
Bagaimana film berkembang? Seiring perkembangan teknologi film, industri film mulai berkembang dan munculnya efek khusus untuk menambahkan keindahan visual dalam film.
-
Siapa sutradara film pertama di Indonesia? Saat itulah ia resmi menjadi sutradara film pertama di Indonesia.
-
Apa perubahan sosial budaya yang terjadi di Indonesia? Terdapat beberapa gambaran perubahan sosial dan buaya yang terjadi di Indonesia, mulai dari perpindahan masyarakat, gender, hingga pola konsumsi.
-
Siapa Bapak Film Komedi Indonesia? Nama Nya Abbas Akup begitu terkenal di industri perfilman komedi Indonesia di masa lampau.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Bagaimana Bahasa Indonesia berkembang? Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca).
1903, Munculnya Bioskop Pertama
Selang tiga tahun, bioskop pertama pun muncul. Rumah seorang pengusaha ini dialihfungsikan sebagai bioskop dengan nama 'The Royal Bioscoope'.
1926, Film Pertama Dibuat
Loetoeng Kasaroeng menjadi film yang pertama kali dibuat di Indonesia dan diputar di Bandung. Film ini diproduksi oleh perusahaan "Java Film Company". Namun, film ini masih merupakan film bisu.
1931, Film Bicara Pertama
Tahun 1931, The Teng Chun muncul denga "Cina Motion Pictures" yang membuat film bicara pertama dengan judul 'Boenga Roos dari Tjikembang'.
1937, Lahirnya Film Terang Boelan
Sutradara asal Belanda, Albert Balink membuat film Terang Boelan yang sukses secara komersial. Film ini juga menjadi titik tolak perkembangan film di Indonesia.
1942-1945, Film Propaganda Jepang
Setelah Jepang menduduki Hindia Belanda, film banyak digunakan sebagai alat politik dan propaganda. Seperti Berdjoeang, Shogun to Sanbo to Hei, serta Koeli dan Romusha. Produksi film lokal pun menyusut, namun di sinilah Usmar Ismail mendirikan kelompok sandiwara.
1950, Film Darah dan Doa Usmar Ismail Tercipta
Tepatnya pada 30 Maret 1950, Usmar Ismail memulai syuting film Darah dan Doa. Film ini dianggap sebagai film Indonesia pertama karena dibuat oleh "pribumi" dan diproduksi oleh perusahaan film milik "orang Indonesia tulen".
1951, Usaha Bioskop Meledak
Pada tahun ini, bioskop Metropole yang berlokasi di Cikini pun didirikan. Munculnya bioskop ini memicu usaha bioskop meningkat drastis. Dan pada tahun 1955, pengusaha bioskop mendirikan GABSI (Gabungan Bioskop Seluruh Indonesia).
1960-1965, Film Indonesia Tiarap
Pada medio awal 1960-an, film Indonesia mulai menujukkan tren menurun. Hal itu diakibatkan oleh perang dingin yang berlangsung antara Amerika Serikat dan Uni Sovyet.
1966, Film Indonesia Meredup
Meredupnya film Indonesia di tahun ini karena adanya peristiwa G30S. Peristiwa ini mengakibatkan gejolak ekonomi yang parah, hingga mengakibatkan hiper inflasi. Alhasil, supply film Indonesia tidak mencukupi.
1970-an, Film Indonesia Berjaya
Medo 1970-an, film Indonesia mengalami perkembangan yagn pesat. Produksi film meningkat, akses bioskop meluas, dan genre semakin beragam. Film yang dihasilkan pun masih bisa diikuti hingga saat ini, seperti "Badai pasti berlalu".
1980-an, Industri TV Berkembang
Walaupun pada tahun 1962 sudah ada TVRI sebagai TV nasional, namun karena perkembagnan teknologi yang terjadi, pada medio 80-an, industri TV berkembang pesat hingga memunculkan RCTI.
1990-an, Produksi Film Menyusut
Pada medio ini, masyarakat dijejali dengan film yang menojolkan adegan vulgar. Bahkan, film Indonesia yang diproduksi pada medio ini bisa dihitung dengan jari.
1997, Simbol Pemberontakan
Kembalinya industri film Indonesia diwujudkan melalui film "Kuldesak". Film ini dibuat oleh Riri Riza, Mira Lesmana, Nan Achnas, dan Rizal Mantovani. Film ini merupakan film antologi dan sebagai simbol pemberontakan perfilman Indonesia.
2000, Bangkitnya Industri Film Indonesia
Petualangan Sherina menjadi film yang menandakan bangkitnya industri film indonesia. Film ini diproduksi oleh Miles Film di tahun 2000. Bahkan, film ini bisa dibilang mendapatkan penonton dalam jumlah yang fantastis, yaitu 350 ribu orang!