Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Westerling Serbu Bandung, APRA Duduki Markas Staf Divisi Siliwangi

Westerling Serbu Bandung, APRA Duduki Markas Staf Divisi Siliwangi Pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di bawah pimpinan Kapten Raymond Sterling. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Republik Indonesia Serikat (RIS) terbentuk dari hasil kompromi antara Indonesia dengan negara-negara federal ciptaan Belanda yang dicapai dalam Konferensi Inter-Indonesia dan Konferensi Meja Bundar (KMB). Sejak RIS terbentuk, pertentangan datang dari rakyat.

Sebagian besar menghendaki kembali kepada negara kesatuan. Tetapi ada juga kelompok-kelompok yang mendukung bentuk negara federal ini.

Mereka yang termasuk kelompok federalis merasa jika Belanda meninggalkan Indonesia maka akan kehilangan bantuan dan kekuasaan.

Karena itu mereka melakukan Gerakan untuk mempertahankan bentuk negara federalis. Salah satunya dengan Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) di Bandung.

APRA: Gerakan Dipimpin Tentara Belanda

Pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) merupakan gerakan yang dipimpin bekas kapten tentara Belanda, yakni Kapten Raymond Westerling. Gerakan ini juga didukung golongan kolonialis dengan alasan untuk mengamankan kepentingan ekonomi mereka.

Untuk melancarkan gerakannya, Kapten Raymond Westerling mempermainkan kepercayaan rakyat tentang akan datangnya Ratu Adil. Westerling juga menyadari sebagian besar rakyat Indonesia yang telah lama menderita di bawah kolonialisme, mendambakan kehidupan yang makmur. Seperti diramalkan Jayabaya.

Menurut ramalan Jayabaya akan datang seorang pemimpin yang disebut Ratu Adil. Dia yang akan memerintah rakyat dengan adil dan bijaksana. Sehingga keadaan aman dan damai, rakyat akan makmur dan sejahtera.

Tujuan dari Gerakan ini jelas. Yakni mempertahankan bentuk federal Indonesia dan mempertahankan adanya tentara atau pasukan tersendiri di negara-negara bagian RIS.

Serangan ke Bandung

Pasukan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) terdiri dari kurang lebih 523 orang. Kira-kira 300 anggota bersenjata lengkap menyerang kota Bandung pada pagi hari 23 Januari 1950. Sehari sebelum serangan tersebut, pimpinan Divisi Siliwangi telah mensinyalir adanya kelompok bersenjata yang akan menyerang kota Bandung.

Akan tetapi, sebelum mereka sempat mengadakan persiapan untuk mengantisipasi, Westerling terlebih dahulu melancarkan serangannya. Dalam Gerakan ke Bandung, pasukan APRA melucuti anggota polisi di pos Cimindi, Cibeureum, dan pabrik Mecaf. Para pasukan tersebut juga membunuh setiap tentara yang mereka temui.

Mereka berhasil menduduki Markas Staf Divisi Siliwangi setelah membunuh hampir seluruh regu jaga yang berjumlah 15 orang serta Letnan Kolonel Lembong. Menurut catatan Mamet Tanudjiwa, hanya 3 orang yang selamat meloloskan diri dari pengepungan pasukan APRA.

Gerakan APRA di Kota Bandung menewaskan 79 anggota Angkatan Perang RIS (APRIS) dan menyebabkan banyak korban dari warga sipil. Pemerintah RIS segera mengirimkan bala bantuan ke Bandung. Kepolisian RIS mengerahkan satuan Mobiele Brigade Polisi dari Jawa Timur yang dipimpin oleh Komisaris Polisi II Sutjipto Judodihardjo.

Sementara itu, perundingan antara Perdana Menteri Moh. Hatta dan Komisaris Tinggi Belanda tengah berlangsung. Hasilnya, Komisaris Tinggi Belanda memerintahkan Mayor Jenderal Engels (Komandan Tentara di Bandung) untuk memukul mundur Westerling dan pasukannya dari kota Bandung.

Seperti yang diungkapkan dalam buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI, sore harinya pasukan APRA berhasil dipukul mundur dan menyebar ke berbagai tempat. Pasukan APRA yang bergerak ke arah Jakarta dihancurkan oleh Angkatan Perang RIS (APRIS) di daerah Cianjur.

Dampak Peristiwa

Setelah kejadian tersebut, pasukan APRIS secara intensif melakukan razia. Tokoh-tokoh yang diduga terlibat dalam gerakan APRA ditangkap. Beberapa diantaranya seperti Anwar Tjokroaminoto (Perdana Menteri Pasundan), Komisaris Besar Polisi R. Jusuf, Komisi Besar Polisi Djanankum, Surja Katalegawa, dan Male Wiranatakusumah.

Gerakan tersebut juga menyebabkan Wali Negara Pasundan R.A.A. Wiranatakusumah mengundurkan diri. Pemerintah RIS lantas mengangkat Sewaka sebagai Komisaris RIS untuk Negara Pasundan.

Pengangkatan tersebut tidak sesuai dengan keinginan mayoritas rakyat yang memilih untuk bergabung dengan RI. Oleh karena itu, tanggal 8 Maret 1950 terjadi demonstrasi di Bandung yang menuntut pembubaran negara Pasundan.

Reporter Magang: Muhammad Rigan Agus Setiawan (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sejarah Indonesia: Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan, Korbannya hingga 40.000 Jiwa
Sejarah Indonesia: Pembantaian Westerling di Sulawesi Selatan, Korbannya hingga 40.000 Jiwa

Peristiwa tragis ini berlangsung antara Desember 1946 hingga Februari 1947.

Baca Selengkapnya
Mengenang Operasi Pembantaian Westerling, Tindakan Brutal Tentara Belanda di Sulawesi Tahun 1947
Mengenang Operasi Pembantaian Westerling, Tindakan Brutal Tentara Belanda di Sulawesi Tahun 1947

Westerling tiba di Makassar pada 5 Desember 1946, tanpa basa-basi mereka langsung membuat teror dan mimpi buruk bagi masyarakat setempat.

Baca Selengkapnya
Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI
Misteri Letnan Satu Doel Arif, Komandan Penculik Para Jenderal Saat G30S/PKI

Doel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.

Baca Selengkapnya
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965
Pasukan Pembawa Maut dari Lubang Buaya di Pagi Buta 1 Oktober 1965

1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.

Baca Selengkapnya
Kisah Pasukan Elit Alfa 29, Tim Pencabut Nyawa Kelompok Teroris dalam Operasi Tinombala
Kisah Pasukan Elit Alfa 29, Tim Pencabut Nyawa Kelompok Teroris dalam Operasi Tinombala

Tim Alfa 29, pasukan pencabut nyawa pemimpin kelompok teroris MIT bernama Santoso dalam Operasi Tinombala.

Baca Selengkapnya
Panser & Tank Kavaleri TNI AD Bikin Pasukan G30S/PKI di Semarang Kocar-Kacir
Panser & Tank Kavaleri TNI AD Bikin Pasukan G30S/PKI di Semarang Kocar-Kacir

Pemberontakan G30S/PKI juga meletus di Semarang. Brigjen Suryo Sumpeno mengerahkan panser dan tank untuk mengusir mereka.

Baca Selengkapnya
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI
15 Januari 1949: Mengenang Peristiwa Situjuah Berdarah, Tewaskan Banyak Pejuang PDRI

74 tahun berlalu, ini kisah Peristiwa Situjuah yang renggut banyak pejuang Pemerintah Darurat RI.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Long March Siliwangi, Perjalanan Panjang yang Penuh Kisah Heroik hingga Tragis
Peristiwa Long March Siliwangi, Perjalanan Panjang yang Penuh Kisah Heroik hingga Tragis

Perjalanan ini dipenuhi pertumpahan darah dan tangisan air mata.

Baca Selengkapnya
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA
Tiga Mojang Bandung Ini Disegani Pejuang Kemerdekaan, Dikenal sebagai Tukang Jagal Tentara NICA

Mojang-mojang ini bak harimau betina yang mengamuk saat menjagal tentara NICA.

Baca Selengkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya
Jenderal TNI Lolos Dari Maut, Tipu Kapten PKI yang Mau Menangkapnya

Kapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?

Baca Selengkapnya
13 Anggota TNI Aniaya Anggota KKB Berasal dari Satuan Tak Sembarangan, ini Profilnya Pasukan Elite 'Cepat, Senyap, Tepat'
13 Anggota TNI Aniaya Anggota KKB Berasal dari Satuan Tak Sembarangan, ini Profilnya Pasukan Elite 'Cepat, Senyap, Tepat'

Profil satuan elite TNI AD Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 300/Braja Wijaya yang sedang jadi sorotan.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta Baru Dibongkar Andika Perkasa, Relawan Ganjar Sempat Disekap Anggota TNI
VIDEO: Fakta Baru Dibongkar Andika Perkasa, Relawan Ganjar Sempat Disekap Anggota TNI

Wakil Ketua TPN Ganjar-Mahfud, Andika Perkasa mengungkap jika relawan yang menjadi korban sempat disekap.

Baca Selengkapnya