Profil
Ichlas El Qudsi
Ichlas El Qudsi, atau bernama panjang H. Mohammad Ichlas El Qudsi, S.Si., M.Si., lahir di Kota Padang, Sumatera Barat, pada 26 Juni 1970. Kiprahnya di dunia politik Indonesia dimulai saat menjadi anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia pada periode 2009 – 2014. Dia menjadi wakil Partai Amanat Nasional dari daerah pemilihan Sumatera Barat I. Politisi yang akrab dengan sapaan Michel, kependekan dari nama panjangnya, berasal dari keluarga yang turun temurun tinggal di wilayah Koto Tangah dan masih memiliki garis keturunan Nagari Saningbaka dan Muaro Pingai.
Jiwa aktivis Michel bisa jadi diturunkan dari sang ibu yang juga anggota organisasi Aisyah di kota Padang. Tidak heran jika alumnus Pascasarjana FISIP UI ini sudah sering terlibat dalam berbagai organisasi baik intra maupun ekstra sekolah. Michel remaja adalah Ketua OSIS SMP Negeri 13 Padang pada 1984 - 1985. Ia juga Sekretaris Umum Kelompok Ilmiah Remaja SMA Negeri 2 Padang pada 1987 - 1988. Pada saat kuliah, namanya tercatat sebagai Ketua Senat FMIPA Universitas Andalas Padang pada 1992 - 1993. Dan pada kitaran tahun yang sama pula, Michel terpilih sebagai Ketua Pembinaan Anggota (PA) Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Padang.
Dalam karir politik sebagai anggota DPR RI, nama Michel sempat menjadi sorotan berbagai media nasional Indonesia setelah bapak 2 orang anak ini terseret dalam kasus tuduhan pemerasan BUMN yang menggegerkan banyak pihak. Namun, proses pemeriksaan lebih lanjut membuktikan bahwa nama Mohammad Ichlas El Qudsi tidak terkait dengan tuduhan maupun tindak pemerasan tersebut. Dahlan meminta maaf kepada keluarga Michel setelah keliru memberi laporan ke Badan Kehormatan DPR soal dugaan pemerasan terhadap BUMN Merpati Airline.
Di samping kesibukan sehari-hari menjalani rapat di gedung Senayan, Ichlas El Qudsi juga aktif bergerak dan memajukan bidang kepemimpinan melalui Institute For Ecxellent Leadership Development (IELD) dan Michel El Qudsi Leadership Centre (MLC), dua lembaga yang diprakarsai Michel sendiri masing-masing, secara berurutan, pada sejak 2002 dan 2004.
Riset dan Analisis: Laili Dian R.W.N - Mochamad Nasrul Chotib