6 Golongan Orang yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah, Wajib Tahu
Donor darah adalah tindakan mulia yang dapat menyelamatkan nyawa, namun keamanan dan kesehatan pendonor dan penerima darah harus selalu menjadi prioritas.
Donor darah adalah proses yang sangat penting dan bisa menyelamatkan nyawa, namun ada beberapa golongan orang yang tidak boleh mendonorkan darah untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan penerima darah.
6 Golongan Orang yang Tidak Boleh Mendonorkan Darah, Wajib Tahu
Donor darah merupakan salah satu bentuk kontribusi sosial yang sangat berharga, di mana satu tindakan sederhana dapat menyelamatkan nyawa. Namun, karena ini adalah bentuk sumbangan darah untuk dimasukkan ke dalam tubuh orang lain, maka orang yang melakukan donor darah tidak bisa sembarangan.Ada kriteria ketat yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa proses donor darah aman baik bagi pendonor maupun penerima.
Berikut merdeka.com akan sampaikan siapa saja golongan orang yang tidak boleh mendonorkan darah yang perlu diperhatikan.
1. Pengidap Hipertensi
Orang dengan tekanan darah tinggi atau hipertensi tidak diperbolehkan mendonorkan darah. Ini karena tekanan darah yang tidak stabil bisa menimbulkan risiko selama dan setelah proses pengambilan darah.
Meskipun seseorang mungkin sedang dalam pengobatan dan tekanan darahnya tampak terkontrol, donor darah baru boleh dilakukan setelah 28 hari dari stabilisasi tekanan darah.
Hal ini untuk memastikan bahwa tekanan darah benar-benar dalam kondisi normal dan stabil.
-
Siapa yang bisa donor darah? Syarat utama untuk mendonor darah adalah dalam kondisi sehat, berusia minimal 16 tahun (dengan izin orang tua), dan memiliki berat badan minimal 110 pon.
-
Siapa yang bisa menerima donor darah dari golongan A? Orang dengan golongan darah A hanya bisa mendonorkan darahnya kepada orang yang memiliki golongan darah A atau AB.
-
Kenapa donor darah penting? Setiap tahun, banyak orang membutuhkan transfusi darah. Proses ini sangat penting, terutama saat operasi, setelah kecelakaan, atau bagi mereka yang menderita penyakit tertentu yang memerlukan komponen darah.
-
Siapa yang boleh donor darah saat puasa? Donor darah saat puasa dinilai aman apabila pendonor sehat dan tidak menderita kondisi medis tertentu.
-
Kenapa donor darah sangat penting? Darah adalah elemen vital dalam tubuh yang tidak dapat digantikan oleh apa pun, dan donor darah merupakan satu-satunya cara untuk memastikan ketersediaan darah bagi mereka yang membutuhkan.
-
Siapa yang bisa menerima donor darah dari AB negatif? Pemilik golongan darah ini dapat menerima darah dari semua golongan darah negatif, yaitu O negatif, A negatif, B negatif, dan AB negatif.
2. Berat Badan Kurang dari 45 Kg
Berat badan minimal yang diperlukan untuk mendonorkan darah adalah 45 kilogram. Ini berkaitan dengan volume darah yang cukup dalam tubuh untuk bisa mendonorkan tanpa menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi pendonor.
Orang dengan berat badan di bawah 45 kilogram mungkin memiliki volume darah yang tidak mencukupi, yang bisa menyebabkan komplikasi seperti anemia atau hipotensi setelah mendonorkan darah.
3. Pengidap Hepatitis B dan C
Hepatitis B dan C adalah infeksi virus yang menular melalui darah. Orang yang mengidap atau memiliki riwayat hepatitis B dan C tidak boleh mendonorkan darah karena risiko penularan virus ke penerima darah.
Bahkan jika seseorang telah dinyatakan sembuh dari hepatitis, mereka masih tidak diperbolehkan untuk mendonorkan darah karena kemungkinan virus masih ada dalam darah.
4. Ibu Hamil
Ibu hamil tidak boleh mendonorkan darah karena kebutuhan nutrisi dan darah yang lebih banyak untuk mendukung pertumbuhan janin.
Mendonorkan darah saat hamil bisa berisiko mengurangi volume darah yang beredar dalam tubuh, yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin.
5. Pengidap HIV/AIDS
Orang yang mengidap HIV/AIDS tidak diperbolehkan mendonorkan darah karena risiko penularan virus yang sangat tinggi. HIV/AIDS adalah penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat ditularkan melalui transfusi darah.
Oleh karena itu, untuk melindungi penerima darah, orang dengan HIV/AIDS harus abstain dari mendonorkan darah.
6. Orang dengan Kondisi Tertentu
Ada juga kondisi lain yang membuat seseorang tidak boleh mendonorkan darah, seperti:
- Mengalami alergi berat dalam seminggu terakhir.
- Melakukan transplantasi kulit dalam setahun terakhir.
- Memiliki ketergantungan obat, alkoholisme akut dan kronis.
- Mengidap sifilis, epilepsi dengan kejang yang sering, tuberkulosis klinis.
- Penyakit kulit pada vena yang akan ditusuk.
- Kecenderungan perdarahan atau penyakit darah lainnya seperti thalasemia.
Apakah ada Batasan Usia?
Ada batasan usia untuk mendonorkan darah. Di Indonesia, berdasarkan informasi dari Palang Merah Indonesia (PMI), batasan usia untuk donor darah adalah sebagai berikut:
- Usia Minimum: Seseorang harus berusia minimal 17 tahun untuk bisa mendonorkan darah. Bagi remaja yang berusia 17 tahun, mereka diperbolehkan menjadi donor darah jika memiliki izin tertulis dari orang tua.
- Usia Maksimum: Umumnya, usia maksimum untuk donor darah adalah 60 tahun. Namun, bagi pendonor yang sudah rutin mendonorkan darahnya, batas usia bisa diperpanjang hingga 65 tahun, dengan pertimbangan dan persetujuan dari dokter.
Selain batasan usia, ada juga syarat lain yang harus dipenuhi sebelum seseorang dapat mendonorkan darah, seperti kondisi kesehatan yang baik, berat badan minimal 45 kilogram, tekanan darah dan kadar hemoglobin dalam rentang normal, serta bebas dari penyakit menular tertentu.
merdeka.com
Manfaat Donor Darah
Donor darah merupakan tindakan yang tidak hanya bermanfaat bagi penerima darah, tetapi juga bagi pendonor itu sendiri.
Berikut adalah beberapa manfaat donor darah yang telah terbukti melalui penelitian dan pengamatan klinis:
Donor darah secara rutin dapat membantu menjaga kesehatan jantung.
Proses donor darah membantu dalam melancarkan aliran darah dan mencegah penyumbatan arteri. Studi menunjukkan bahwa mendonorkan darah dapat menurunkan risiko serangan jantung hingga 88 persen.
Ini karena proses donor darah membantu mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh, yang jika berlebihan dapat menyebabkan oksidasi kolesterol dan berpotensi menyumbat pembuluh darah.
2. Mendeteksi Penyakit
Sebelum mendonorkan darah, pendonor akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan.
Ini termasuk pemeriksaan untuk penyakit seperti HIV, sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan malaria.
Proses ini tidak hanya memastikan keamanan darah yang didonorkan, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pendonor untuk mengetahui kondisi kesehatannya sendiri.
3. Meningkatkan Produksi Sel Darah Merah
Setelah mendonorkan darah, jumlah sel darah merah dalam tubuh akan berkurang sementara.
Namun, sumsum tulang belakang akan segera memproduksi sel darah merah baru untuk menggantikan yang hilang.
Proses ini membantu dalam pembentukan darah baru yang segar dan dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
4. Panjang Umur
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa donor darah dapat berkontribusi terhadap panjang umur.
Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, diyakini bahwa proses regenerasi darah yang terjadi setelah donor darah dapat membantu memperbaharui sistem tubuh dan memperpanjang usia.
5. Membakar Kalori
Donor darah juga dapat membantu dalam pembakaran kalori. Diperkirakan bahwa setiap kali mendonorkan satu unit darah, pendonor dapat membakar sekitar 650 kalori. Ini bisa berguna bagi mereka yang sedang mencoba mengurangi berat badan atau menjaga berat badan ideal.
6. Menurunkan Risiko Kanker
Penelitian menunjukkan bahwa donor darah secara rutin dapat menurunkan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker hati, paru-paru, kolon, dan tenggorokan. Hal ini mungkin berkaitan dengan pengurangan kelebihan zat besi dalam tubuh, yang dapat mengurangi risiko oksidasi dan kerusakan sel.
7. Menurunkan Kolesterol
Proses donor darah dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Meskipun mekanismenya belum sepenuhnya dipahami, beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara donor darah dan penurunan kadar kolesterol.
8. Menurunkan Kelebihan Zat Besi
Kelebihan zat besi dalam tubuh dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai hemokromatosis, yang dapat merusak organ vital. Donor darah membantu mengurangi kelebihan zat besi, sehingga dapat mencegah kerusakan yang disebabkan oleh kondisi ini.
Selain manfaat kesehatan, donor darah juga memiliki manfaat sosial, seperti menanamkan jiwa sosial dan membantu menyelamatkan nyawa orang lain.
Ini dapat memberikan kepuasan emosional dan psikologis bagi pendonor karena telah berkontribusi dalam tindakan kemanusiaan.
merdeka.com