6 Kebiasaan Buruk Pemicu Serangan Jantung, Jangan Disepelekan
Tanpa kita sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan justru membawa kita pada risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
Serangan jantung adalah salah satu penyakit yang paling berbahaya dan mematikan di dunia. Meskipun telah banyak penelitian dan peningkatan kesadaran tentang penyakit ini, namun masih banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki risiko tinggi karena beberapa kebiasaan buruk yang dilakukannya.
Kebiasaan sehari-hari ini mungkin menjadi rutinitas dan tidak dianggap buruk. Padahal jika tidak segera dikurangi, maka dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
-
Apa penyebab utama serangan jantung? Serangan jantung adalah kondisi ketika aliran darah ke jantung terhenti atau berkurang secara tiba-tiba, akibat adanya penyumbatan pada pembuluh darah koroner, yaitu pembuluh darah yang membawa darah kaya oksigen ke jantung.
-
Penyebab apa dari serangan jantung? Serangan jantung terjadi ketika aliran darah ke bagian jantung terhambat, umumnya disebabkan oleh penyumbatan arteri koroner akibat penumpukan plak kolesterol. Jika tidak segera ditangani, jaringan jantung yang kekurangan oksigen dapat mati, menyebabkan henti jantung mendadak.
-
Mengapa serangan jantung berbahaya? Mengutip dari Cedars Sinai, karena serangan jantung menghentikan detak jantung, otak, paru-paru, dan organ lain tidak mendapatkan darah dan oksigen yang dibutuhkan. Serangan jantung dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit jika tidak ditangani.
-
Mengapa penting menjaga kebiasaan sehat jantung? Karena penuaan yang dipercepat bukan hanya tentang bertambahnya usia, tetapi juga kondisi kesehatan yang lebih buruk daripada seharusnya.
-
Kebiasaan apa yang paling berbahaya untuk paru-paru? Kebiasaan yang menyebabkan paru-paru basah pertama adalah mengonsumsi minuman beralkohol. Kondisi itu disebut dengan alcohol related lung disease (ARLD). Mengonsumsi alkohol secara berlebihan bisa menyebabkan peradangan dan merusak sistem imun. Perlahan-lahan kondisi itu akan menyebabkan penyakit paru-paru basah dan juga infeksi.
-
Bagaimana cara mencegah serangan jantung? Untuk mencegah risiko serangan jantung mendadak, Dani menyarankan agar orang yang memiliki riwayat penyakit jantung dalam keluarga atau sering mengalami tanda fisik seperti pingsan atau nyeri dada untuk memastikan kondisi kesehatan jantung mereka melalui pemeriksaan laboratorium atau rekam jantung.
Artikel ini akan membantu kita untuk meningkatkan kesadaran akan beberapa kebiasaan buruk pemicu serangan jantung yang umum dilakukan, serta pentingnya mengubah gaya hidup untuk mengurangi risiko ini.
Kebiasaan Buruk Pemicu Serangan Jantung
Kurang Tidur
Kurang tidur adalah salah satu kebiasaan buruk yang dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Ketika seseorang begadang, tubuh tidak mendapatkan istirahat yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan hormon stres, seperti kortisol, meningkat. Kortisol dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung. Selain itu, kurang tidur juga dapat mempengaruhi keseimbangan gula darah dan meningkatkan kadar lemak dalam darah, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Stres
Stres adalah kebiasaan buruk lain yang dapat memicu serangan jantung. Stres dapat meningkatkan tekanan darah dan membuat jantung bekerja lebih keras. Tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, stres juga dapat memengaruhi pola makan dan gaya hidup seseorang, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, mengelola stres dengan cara meditasi, yoga, atau aktivitas lainnya sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Konsumsi Alkohol Berlebihan
Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang semuanya dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Selain itu, alkohol juga dapat memengaruhi pola makan dan gaya hidup seseorang, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, mengonsumsi alkohol dengan moderat dan tidak berlebihan sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Merokok
Merokok adalah kebiasaan buruk yang sangat berbahaya dan dapat memicu serangan jantung. Nikotin dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah dan mempersempit pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan kerusakan pada otot jantung dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang semuanya dapat meningkatkan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, berhenti merokok adalah salah satu cara paling efektif untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Kurang Olahraga
Kurang berolahraga adalah kebiasaan buruk lain yang dapat memicu serangan jantung. Olahraga dapat meningkatkan kesehatan jantung dengan cara meningkatkan kekuatan otot jantung dan meningkatkan aliran darah.
Selain itu, olahraga juga dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan keseimbangan gula darah, yang semuanya dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, melakukan aktivitas fisik seperti bersepeda, berjalan kaki, atau berenang secara teratur sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Pola Makan Tidak Sehat
Pola makan tidak sehat adalah kebiasaan buruk yang dapat memicu serangan jantung. Makanan tinggi lemak dan kolesterol dapat meningkatkan tekanan darah dan meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Selain itu, pola makan tidak sehat juga dapat memengaruhi keseimbangan gula darah dan meningkatkan risiko obesitas, yang semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan seimbang dan tidak berlebihan sangat penting untuk mengurangi risiko serangan jantung.
Bagaimana Gejala Awalnya?
Gejala awal dari serangan jantung yang harus diwaspadai adalah sebagai berikut:
- Nyeri Dada: Nyeri dada adalah gejala paling umum dari serangan jantung. Nyeri ini bisa terasa seperti tekanan, ketegangan, atau rasa sakit yang tajam di dada, biasanya di bagian tengah atau sebelah kiri. Jika disertai dengan gejala lain seperti sesak napas, mual, atau nyeri yang menjalar ke lengan atau leher, sebaiknya Anda segera berkonsultasi pada dokter.
- Detak Jantung Tidak Teratur: Detak jantung yang tidak teratur atau disertai dengan denyut yang tidak teratur (aritmia) juga dapat menjadi tanda serangan jantung. Ini bisa dirasakan sebagai ketukan yang tidak teratur, atau jantung berdebar dengan cepat atau lambat.
- Mudah Berkeringat: Keringat dingin yang tidak disebabkan oleh aktivitas fisik atau cuaca panas juga dapat menjadi gejala serangan jantung. Keringat ini disebabkan oleh penumpukan lemak pada arteri yang menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen.
- Sesak Napas: Sesak napas adalah gejala lain yang perlu diwaspadai. Ini bisa disebabkan oleh penumpukan lemak pada arteri yang mengganggu aliran darah ke jantung.
- Mual dan Muntah: Mual dan muntah juga dapat menjadi gejala serangan jantung. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak pada arteri yang menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen.
- Jantung Berdebar: Jantung berdebar atau justru berdetak lebih lambat juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai. Ini bisa disebabkan oleh gangguan pada sistem kardiovaskular.
- Pusing dan Sakit Kepala: Pusing dan sakit kepala yang diikuti dengan sesak napas bahkan hingga ingin pingsan juga merupakan gejala yang perlu diwaspadai. Hal ini bisa disebabkan oleh penumpukan lemak pada arteri yang mengganggu aliran darah ke jantung.
- Rasa Nyeri yang Menyebar: Rasa nyeri yang menjalar hingga ke lengan, leher, gigi, rahang, daerah perut, atau punggung juga merupakan gejala serangan jantung. Nyeri ini bisa parah atau ringan dan berlangsung lebih dari 20 menit.
- Keringat Berlebih: Keringat berlebih yang tidak disebabkan oleh aktivitas fisik atau cuaca panas juga merupakan gejala serangan jantung. Hal ini disebabkan oleh penumpukan lemak pada arteri yang menyebabkan otot jantung kekurangan oksigen.
- Pembengkakan pada Kaki: Pembengkakan pada kaki yang disebabkan oleh penumpukan cairan di area kaki juga merupakan gejala serangan jantung. Hal ini bisa disebabkan oleh sirkulasi darah yang buruk pada penderita gagal jantung.
- Sleep Apnea: Sleep apnea adalah kondisi di mana seseorang mengalami periode henti pernapasan saat tidur yang sering kali disertai dengan dengkuran. Hal ini dapat meningkatkan tekanan pada jantung dan memicu serangan jantung.
Dengan mengetahui gejala awal ini, Anda dapat mengambil langkah penanganan sedini mungkin untuk mengurangi risiko komplikasi yang lebih serius. Jangan menunggu hingga gejala serangan jantung makin berkembang, segera konsultasikan dengan dokter jika Anda mengalami salah satu gejala di atas.