Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Apa itu Depresi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya

Apa itu Depresi, Kenali Gejala dan Cara Mengatasinya Ilustrasi depresi. ©2015 Merdeka.com/shutterstock

Merdeka.com - Setiap orang memiliki permasalahan hidup sendiri-sendiri, di mana permasalahan yang muncul kerap memicu rasa frustasi. Tak sedikit yang bisa bangkit dari kekecewaan atau rasa sakit lainnya, namun ada banyak pula yang semakin terpuruk dalam perasaan frustasi yang semakin parah. Situasi frustasi yang berlangsung lama dan semakin memperburuk kondisi kesehatan dapat memicu timbulnya depresi.

Depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah, menarik diri dari orang lain, dan tidak dapat tidur, kehilangan selera makan, hasrat seksual, dan minat serta kesenangan dalam aktivitas yang biasa dilakukan.

Orang yang mengalami depresi pada umumnya mengalami gangguan yang meliputi keadaan emosi, motivasi, fungsional, dan gerak tingkah laku serta kognisi. Agar tidak memicu resiko yang jauh lebih serius, penting bagi kita untuk mengenali gejala depresi sedini mungkin. Hal ini penting agar kita segera sadar dan memeriksakannya ke dokter hingga solusi bisa cepat ditemukan.

Lebih jauh berikut ini informasi lengkap mengenai apa itu depresi, kenali gejala dan cara mengatasinya telah dirangkum dari Liputan6.com dan ethese.uin-malang.ac.id:

Apa itu Depresi?

Sebelum mengetahui cara mengatasi depresi, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu, apa itu depresi. Depresi adalah kondisi yang menggambarkan mood sedih dan hilang minat terhadap suatu hal. Depresi dapat mempengaruhi perasaan, cara berpikir, dan perilaku.

017 destriyana

©2015 Merdeka.com/shutterstock

Depresi juga kerap membuat orang murung dan rasa-rasanya tidak ingin ada hari esok. Suatu kondisi yang sangat menyedihkan. Bahkan kondisi terburuk dari depresi ialah bisa membuat penderitanya nekat sampai bunuh diri.

Gejala Depresi

Cara mengatas depresi berbeda sesuai dengan gejala. Gejala depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik dapat dikelompokkan sebagai depresi. Gejala-gejala depresi ini bisa kita lihat dari tiga segi yaitu segi fisik, psikis dan sosial. Berikut uriainya:

1. Gejala Fisik

  • Gangguan pola tidur
  • Menurunya tingkat aktivitas
  • Menurunya efisiensi kerja
  • Menurunnya produktivitas kerja
  • Mudah merasa letih dan sakit
  • 2. Gejala Psikis

  • Kehilangan rasa percaya diri
  • Sensitif
  • Merasa diri tidak berguna
  • Perasaan bersalah
  • Perasaan terbebani
  • 3. Gejala Sosial

    Lingkungan akan bereaksi terhadap perilaku orang yang mengalami apa itu depresi, pada umumnya negatif (mudah marah, tersinggung, menyendiri, sensitif, mudah letih, mudah sakit). Masalah sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan.

    Di mana masalah tersebut tidak selalu berbentuk konflik tetapi juga masalah lainnya seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada di antara kelompok dan merasa tidak nyaman untuk berkomunikasi secara normal.

    Seseorang dengan mood yang terdepresi merasakan hilangnya energi-energi dan minat, perasaan bersalah, kesulitan berkonsentrasi, hilang nafsu makan, dan pikiran tentang kematian atau bunuh diri.

    Penyebab Depresi

    Gejala apa itu depresi bisa terjadi apabila ada penyebabnya. Penyebab pertama gejala depresi dapat terjadi karena faktor genetik. Faktor genetik ini erat kaitannya dengan riwayat keluarga depresi. Jika ada, maka bisa jadi depresi tertularkan ke sanak keluarga.

    Selain itu depresi bisa disebabkan oleh kimia otak. Kimia otak ini memang disebabkan oleh zat-zat yang berbahaya bagi otak. Bisa terjadinya karena salah makan. Makan makanan yang berbahaya seperti mengandung boraks atau pengawet-pengawet makanan yang tidak terjamin mutunya terbukti akan membuat zat kimia tertanam di otak.

    Sementara itu, faktor terbesar penyebab depresi ialah stres. Stres bisa disebabkan banyak hal. Misal masalah di keluarga, seperti perceraian bisa membuat seseorang alami stres yang berujung ke depresi. Menenangkan pikiran dan refreshing bisa jadi salah satu cara untuk mencegah stres.

    Cara Mengobati Gejala Depresi

    Gejala depresi bisa disembuhkan dengan beberapa upaya. Upaya tersebut ialah terapi depresi. Terapi depresi dilakukan dengan 3 cara yakni dengan konsumsi obat-obatan, psikoterapi, dan terapi elektrokonvulsif. Berikut cara mengatasi depresi:

    1. Mengonsumsi Obat-Obatan

    Mengonsumsi obat-obatan yang dimaksud ialah konsumsi antidepresan. Antidepresan dipercaya akan membantu proses seimbangkan senyawa dan zat-zat yang ada di otak. Zat-zat tersebut akan membuat otak berfungsi secara normal.

    Dengan mengonsumsi antidepresan, penderita akan mengalami perbaikan mood dan suasana hati. Konsentrasi pun meningkat. Tubuh tidak terasa lemas dan berat lagi, sehingga aktivitas sehari-hari dapat berjalan lagi dengan baik. Namun obat anti depresan hanya mencegah depresi saja, bisa kumat lagi sewaktu-waktu.

    Tapi bisa saja karena dibiasakan meminum anti depresan bisa membiasakan otak untuk terbiasa berpikir normal. Namun perlu dijadikan catatan, bahwa penggunaan antidepresan harus sesuai resep dokter. Efek samping dari obat anti depresan ialah mual, pusing, gemetar, dan berkeringat.

    Obat antidepresan yang sering digunakan ialah escitalopram, paroxetine, sertraline, fluoxwtine dan citalopram.

    2. Psikoterapi

    Selain obat-obatan, depresi juga bisa diobati dengan psikoterapi. Psikoterapi ini sistemnya diajarkan bagaimana cara berpikir normal. Selain itu diberi pendampingan khusus yang mengajarkan semua akan baik-baik saja, dan harap merasa tenang di segala kondisi. Terapi ini akan memanjakan penderita, misal dengan pijatan, ataupun diajak jalan-jalan ke tempat tenang, dan banyak metode psikologi lainnya yang dapat membantu menyembuhkan gejala depresi.

    3. Eletrokonvulsif

    Cara selanjutnya ialah dengan elektrokonvulsif. Elektrokonvulsif akan digunakan apabila tingkatan depresinya sudah sangat parah. Elektrokonvulsif akan dilakukan dibawah pengaruh obat bius. Namun efek dari elektrokonvulsif sangat tidak mengenakkan yakni kehilangan memori, sehingga penderita depresi terkesan seperti orang bingung dan linglung. (mdk/nof)

    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP