Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Baru Sepekan Ditanami Malah Kena Banjir, Kondisi Sawah di Majalengka Ini Bikin Miris

Baru Sepekan Ditanami Malah Kena Banjir, Kondisi Sawah di Majalengka Ini Bikin Miris Banjir rendam ratusan hektar sawah di Babelan Bekasi. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Ratusan hektare sawah di Desa Jatitengah, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat terendam banjir. Padahal padi-padi di sana baru berumur satu minggu.

Salah seorang pemilik sawah, Jayana mengatakan bahwa banjir tersebut membuat dirinya merugi. Bencana banjir tersebut disebutnya sudah berlangsung selama dua hari ini.

“Ini banjirnya karena kemarin hujan deras, ini tertutup semua sawahnya. Kalau tiga hari seperti ini terus padinya bisa mati,” kata Jayana, Senin (19/12) mengutip ANTARA.

Petani Alami Kerugian hingga Rp5 Juta Per Hektare

82 juta hektare sawah untuk 20 juta ton beras

ilustrasi sawah terkena banjir ©2020 Liputan6.com/Angga Yuniar

Akibat banjir ini, Jayana mengaku mengalami kerugian hingga Rp5 juta per hektarenya. Ia pun khawatir padi-padinya bisa mati akibat terendam air banjir.

Seperti terpantau di lokasi, banjir merendam hampir seluruh area sawah hingga mirip lautan. Kedalamannya berkisar 20 sampai 30 cm.

“Ini sudah terendam semua, tertutup banjir. Dan biayanya sudah Rp5 juta seperti ini, per hektarenya” kata Jayana.

Sekitar 200 Hektare yang Terendam

Sementara itu, Kepala Desa Jatitengah, Syaiful Aziz, mengatakan jika seluruh area sawah yang terendam banjir mencapai 200-an hektare. Jika kondisi terus seperti ini akan berdampak ke gagal panen karena padi-padi tersebut membusuk.

Menurut dia, banjir ini berasal dari aliran Sungai Cibuaya, yang diketahui meluap karena adanya pendangkalan.

“Di sana kondisinya sangat parah, hampir 200 hektare lahan sawah yang terendam banjir,” kata Syaiful Aziz, kepada wartawan.

Selain Jatitengah, terdapat sejumlah area sawah di desa lain yang ikut terendam banjir, seperti Desa Babad Jurang, Desa Jatitujuh, Desa Biawak, Desa Panyingkiran dan Desa Jatiraga.

Bandara Kertajati Disebut Jati Penyebab

Bencana banjir ini juga diduga kiriman dari sungai-sungai di kawasan Bandara Kertajati, karena alirannya tertutup proyek tersebut. Kondisi ini diperparah dengan adanya penyempitan dan pendangkalan dari Sungai Cibuaya yang membuat air hujan tak tertampung hingga meluap.

Menurut Syaiful Aziz, hingga saat ini belum ada normalisasi sungai sehingga saat hujan deras ditambah kiriman air dari daerah lain menimbulkan banjir.

“Kondisi ini memang sudah lama terjadi, sejak bandara ada. Jadi air dari Kertajati itu masuk ke Sungai Cibuaya semua, sehingga tidak bisa tertampung. Dan yang kita tau, Sungai Cibuaya kan sudah dangkal, juga sempit. Sampai sekarang pun belum ada normalisasi,” katanya.

Pemerintah Desa Jatitengah berharap agar ada tindakan normalisasi Sungai Cibuaya dari Pemerintah Daerah Majalengka sehingga bisa meminimalisir terjadinya banjir di kemudian hari. (mdk/nrd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bikin Warga Gemetar dan Takut Jatuh ke Sungai, Jembatan Gantung Desa di Lebak Ini Kondisinya Memprihatinkan
Bikin Warga Gemetar dan Takut Jatuh ke Sungai, Jembatan Gantung Desa di Lebak Ini Kondisinya Memprihatinkan

Kondisinya sudah miring, dengan beberapa bagiannya berlubang. Bahkan, salah satu tali baja penopang beban juga putus.

Baca Selengkapnya
Jambret Nekat Beraksi di Siang Bolong Curi HP Pesepeda
Jambret Nekat Beraksi di Siang Bolong Curi HP Pesepeda

Di tengah-tengah banyaknya kendaraan yang melintas, kondisi itu ternyata tidak menghentikan pelaku yang saling berboncengan langsung memepet korban.

Baca Selengkapnya
Jalan di Kampung Ini Bersih dan Mulus Banget Karena Sering Dipel, Viewnya Menakjubkan Bikin Melongo
Jalan di Kampung Ini Bersih dan Mulus Banget Karena Sering Dipel, Viewnya Menakjubkan Bikin Melongo

Warga Kampung Pakuan, Desa Sukasari, Kecamatan Dawua, Kabupaten Subang Jawa Barat, bahu membahu membersihkan jalan raya dengan cara mengepel.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Hilang Sepekan di Garut, Bocah Ditemukan jadi Mayat di Bendungan Jatigede Sumedang
Hilang Sepekan di Garut, Bocah Ditemukan jadi Mayat di Bendungan Jatigede Sumedang

Sebelumnya bocah tersebut dinyatakan hilang lebih dari sepekan atau sejak Kamis, 11 April 2024.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Desa Madiredo Malang, Tempat Sempurna Kabur dari Hiruk Pikuk Perkotaan dan Merasakan Kedamaian Alam
Mengunjungi Desa Madiredo Malang, Tempat Sempurna Kabur dari Hiruk Pikuk Perkotaan dan Merasakan Kedamaian Alam

Desa ini disebut-sebut bak AC alami yang cocok untuk kabur dari hiruk-pikuk perkotaan.

Baca Selengkapnya
Kondisi Sekolah MAN di Desa Munjungan Trenggalek Usai Banjir Menerjang, Dipenuhi Lumpur Tebal
Kondisi Sekolah MAN di Desa Munjungan Trenggalek Usai Banjir Menerjang, Dipenuhi Lumpur Tebal

Sebanyak tujuh kecamatan teredam banjir dan satu kecamatan lainnya longsor.

Baca Selengkapnya
Dijenguk Orang Tua, Ini Kondisi Terkini Pegi Setiawan
Dijenguk Orang Tua, Ini Kondisi Terkini Pegi Setiawan

Pegi Setiawan dijenguk orang tuanya, Rudi Setiawan dan Kartini bersama pengacaranya di Mapolda Jabar, Selasa (4/6).

Baca Selengkapnya
Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya
Menelusuri Jejak Peninggalan Belanda di Kampung Recosari Boyolali, Ini Potretnya

Saat ini jejak keberadaan makam Belanda di Kampung Recosari hampir hilang tak bersisa

Baca Selengkapnya
Geger Mayat Petugas Bantargebang Digigiti Biawak, Ini Hasil Penyelidikan Anjing Pelacak
Geger Mayat Petugas Bantargebang Digigiti Biawak, Ini Hasil Penyelidikan Anjing Pelacak

Kondisinya mayat memprihatinkan. Tangan dan kaki terikat, serta kepala terbungkus karung

Baca Selengkapnya