Desa Sitiwinangun dengan Gerabah Kelas Dunia, Ada Sejak Abad 15
Merdeka.com - Keberadaan gerabah di Indonesia telah ada sejak zaman Neolitikum atau zaman batu baru pada tahun 3000 hingga 1100 Sebelum Masehi. Ribuan tahun gerabah menghasilkan sentra kerajinan gerabah yang tersebar di Indonesia, salah satunya ialah Gerabah Cirebon. Sentra kerajinan gerabah Cirebon sendiri bermula dari penyebaran agama Islam yang membawa seni keterampilan membuat gerabah, tepatnya pada abad 15.
Sentra pengrajin gerabah ini terletak di Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon, Tepat 15 kilometer dari pusat Kota Cirebon. Sejak saat itu, lambat laun produk gerabah khas Cirebon terkenal akan desain dan kualitasnya yang mendunia. Para warga sekitar mulai beralih, berlatih membuat gerabah secara tradisional di Desa Sitiwinangun yang mulanya memiliki nama Padukuhan Kebagusan.
Hingga akhirnya kini gerabah khas Cirebon mulai melepaskan ketenarannya memenuhi kebutuhan perabot rumah tangga. Mereka yang bertahan punya alasan kuat akan kerajinan warisan leluhur mereka.
-
Kapan pembuatan gerabah Banten dimulai? Gerabah mengalami perjalanan yang panjang di wilayah Banten. Bahkan menurut data klasik, pembuatannya diperkirakan sudah berlangsung sejak sebelum berdirinya kerajaan Banten atau diperkirakan masa Hindu Buddha.
-
Dimana gerabah Banten ditemukan? Banyak Dibuat di Wilayah Banten Lama Data arkeologis juga menyebutkan bahwa gerabah lokal banyak ditemukan peninggalannya di wilayah Banten lama. Kawasan ini memang terkenal sebagai sentra ekonomi, yang terus berkembang di zaman Kesultanan Banten. Mulai dari kawasan Banten Lama, Lebak, sampai Ciruas Serang memiliki motifnya tersendiri, dengan produk unggulannya berupa gentong hingga kendi.
-
Bagaimana gerabah Banten dibuat? Proses pembuatannya diawali dengan mengumpulkan tanah liat, lalu diberi air secukupnya agar mudah dibentuk. Dalam pembentukan menjadi proses yang cukup rumit karena komposisi air dan gerakan jari harus pas ketika memutar adonan. Jika terlalu encer, maka adonan akan sulit dibentuk begitupun saat kurang air. Keluwesan dalam membuatnya benar-benar mengandalkan kesabaran. Setelah presisi, gerabah lantas dibakar menggunakan api dengan suhu terukur agar hasilnya maksimal.
-
Apa saja ciri khas gerabah Banten? Di Banten sendiri, motif berbentuk tumpeng, gerigi dan ceplok jadi ciri khas dan digemari para konsumen sejak era Kesultanan Banten.
-
Bagaimana proses pembuatan gerabah di desa wisata ini? Saat berkunjung ke desa ini, pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan gerabah secara tradisional, mulai dari pemilihan tanah liat hingga proses pembakaran.
-
Dimana desa wisata gerabah ini berada? Desa wisata gerabah di Kasongan berada di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Sang pembawa pengaruh kerajinan gerabah di Desa Sitiwinangun ialah Syekh Dinureja. Seorang ulama penyebar agama Islam yang memiliki nama asli Ki Mas Ratna Gumilang. Pendekatan ajaran Islam yang dilakukan Syekh Dinureja berupa mengajarkan keterampilan membuat gerabah. Sehingga, selain menjadi penyebar dakwah Islam, ia juga meningkatkan taraf hidup warga desa.
Saat itulah Padukuhan Kebagusan diberikan nama oleh Syekh Dinureja sebagai Desa Sitiwinangun. Nama Sitiwinangun memiliki arti yang erat dengan komoditas gerabah khas Cirebon. Siti yang bermakna tanah, dan Winangun memiliki makna dibangun. Mengingat cara membuat gerabah CIrebon dengan membangun dan membentuk gerabah dari tanah liat. Makna yang lebih dalam ialah Sitiwinangun dijadikan sesuatu yang lebih berguna bagi kehidupan.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Salah satu sudut gudang gerabah Cirebon ini terlihat kuno. Nampak gerabah indah dengan warna cokelat alaminya menambah kesan antik yang sangat mendalam. Beberapa gerabah berjenis gentong, kendi, dan teko dihias dengan motif ulur bunga yang menawan. Uniknya, gerabah Cirebon ini sepenuhnya didesain oleh tangan terampil para pengrajin.Cara membuat gerabah ini tak cukup mengandalkan keterampilan yang memadai. Namun dibutuhkan kesabaran dan ketelitian yang tinggi, sehingga melahirkan seni yang melegenda.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Teknik utama membuat gerabah khas Cirebon menggunakan metode hand wheel atau teknik memutar gerabah. Membentuknya perlahan hingga membuat rongga di dalamnya. Teknik ini membutuhkan keseimbangan yang luar biasa, salah-salah, tanah akan mudah roboh jika ketebalan dan kekuatan tanah liat tak merata.
Banyak para pengrajin yang mulai beralih profesi yang semula membuat gerabah. Tidak lain ialah faktor perkembangan industri plastik yang menggantikan gerabah sebagai perabot rumah tangga. Masa jaya gerabah Cirebon di antara tahun 1980 hingga 1990. Kala itu tak heran Desa Sitiwinangun mampu menjual gerabah sampai 2 truk tiap bulannya.
Para pengrajin gerabah Desa SItiwinangun saat ini didominasi oleh pekerja lanjut usia. Meskipun tak mampu menjadi pekerjaan utama, namun mereka tetap memproduksi gerabah Cirebon sebagai upaya menjaganya dari kepunahan.
©2021 Merdeka.com/Elyana Dasuki
Saat ini upaya membangkitkan aroma kejayaan gerabah mulai digalakkan. Dibentuknya edukasi gerabah kepada masyarakat untuk mengenalkan gerabah sebagai kerajinan rumah tangga.
Kerajinan gerabah saat ini berupa karya seni patung, bingkai foto, hingga aksesoris sebagai dekorasi rumah lainnya.
Harganya cukup beragam mulai dari Rp 15 ribu hingga Rp 750 ribu. Tergantung bentuk dan ukuran dari kerajinan gerabah tersebut.
(mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain rempah, Banten rupanya punya kisah tentang kerajinan gerabah yang kala itu turut mendunia.
Baca SelengkapnyaDesa wisata gerabah ini dikenal sebagai pusat kerajinan gerabah terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAneka olahan rotan khas Tegal Wangi Cirebon ini bermula dari lamaran seorang pangeran terhadap gadis desa yang ditolak di abad ke-15 silam.
Baca SelengkapnyaSisi modern Banten terbentuk dari kota kuno Banten Girang
Baca SelengkapnyaAda perabot rumah tangga sampai produk fashion berbahan anyaman yang mendunia.
Baca SelengkapnyaGenteng yang dihasilkan sejak zaman dulu sudah diakui memiliki kualitas yang bagus.
Baca SelengkapnyaTak hanya berdiri sebagai sebuah bangunan lawas, lokasi ini juga menjadi pusat penyebaran Islam di wilayah barat Pulau Jawa itu.
Baca SelengkapnyaPengunjung seolah diajak napak tilas kejayaan Banten Lama, melalui sejumlah peninggalannya di kampung wisata tersebut.
Baca SelengkapnyaSaking banyaknya pengrajin keris di Sumenep, daerah ini dijuluki kota keris. Ada 500 lebih pengrajin keris di Sumenep.
Baca SelengkapnyaKerajinan batik kayu merupakan potensi yang begitu menonjol di Desa Krebet. Kerajinan ini pertama kali muncul pada tahun 1970.
Baca SelengkapnyaDesa itu memiliki beragam potensi wisata kuliner, sejarah, dan budaya
Baca SelengkapnyaUsaha rotan di desa ini tak sedikit yang dijalankan oleh para pemuda. Terjualnya produk sampai ke luar negeri bisa langsung dirasakan manfaatnya.
Baca Selengkapnya