Emak-Emak di Cimahi Bangun Kampung Cengek, Sulap Lahan Sempit Jadi Kebun Cabai

Merdeka.com - Warga di Kelurahan Cigugur Tengah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi, Jawa Barat, berhasil membuat orang kagum. Mereka menyulap lahan sempit di pemukiman menjadi kebun-kebun cabai. Dan, dari kebun itu, warga sangat terbantu. Wilayah tersebut telah dikenal sebagai "Kampung Cengek".
Secara mandiri, masyarakat setempat tergerak untuk membangun kebutuhan pangannya dari halaman rumah. Demi mempermudah pengembangan Kampung Cengek, para emak-emak dari Kelompok Wanita Tani di Kelurahan Cigugur Tengah berupaya memenuhi kebutuhan bibit untuk para warga setempat.
“Kelompok wanita tani mengembangkan Kampung Cengek ini, dan menyosialisasikan ke masyarakat,” ucap Ketua Kelompok Tani Kelurahan Cigugur Tengah, Idar Hendrayani, beberapa waktu lalu, mengutip YouTube Liputan6, Rabu (11/1).
Jadi Komoditas Cabai
©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Istilah Kampung Cengek berangkat dari Bahasa Sunda, yang artinya Kampung Cabai. Sesuai namanya, cabai rawit jadi komoditas utama sehingga mudah ditemukan di halaman-halaman rumah warga.
Pemandangan ini sekaligus membuktikan bahwa pertanian tidak harus dilakukan di lahan yang luas, dan secara profesional. Namun bisa dimulai dari halaman rumah yang bahkan luasnya tidak sampai satu meter.
Idar mengatakan, langkah ini menjadikan warga jadi lebih produktif sekaligus mampu menutupi salah satu bahan tambahan pangan.
“Dari program ini, dari yang sebelumnya warga tidak bercocok tanam, jadinya akan hobi,” kata Idar.
Ditanam Menggunakan Barang Bekas
©2023 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Dalam budidayanya, Idar bersama warga lain memanfaatkan sejumlah barang bekas. Salah satu yang digunakan adalah botol dan gelas air mineral sebagai media tanam yang tidak terlalu besar.
Sebelumnya, ibu-ibu dari kelompok wanita tani akan menyemai bibit cabai terlebih dahulu di dalam polybag. Saat sudah tumbuh, bibit lantas disebar ke masyarakat untuk ditanam ulang di rumah masing-masing.
Penanaman, pembudidayaan sampai pendistribusian bibitnya saat ini juga dibantu oleh karang taruna sampai pengurus RT setempat.
“Kita dari kelompok wanita tani juga hanya mensupport dan mengajak warga setempat untuk bercocok tanam cengek ini,” katanya lagi.
Bermula saat Pandemi Covid-19
Sejauh ini, kegiatan urban farming di Kampung Cengek sudah berjalan kurang lebih tiga tahun belakangan. Kegiatan ini mulanya dilaksanakan oleh para ibu-ibu rumah tangga yang gemar bercocok tanam terutama saat masa pandemi Covid-19.
Idar mengatakan, awalnya hanya ada 35 orang warga yang sudah bergerak untuk menanam cabai. Namun lambat laun, mulai bertambah hingga mencapai 60 persen di wilayahnya.
Dari itu, komoditas lain juga ikut dikembangkan, seperti tanaman herbal, tomat, jipang sampai sawi hijau. Terbukti dengan makin ditambahnya komoditas sayuran yang ditanam, mampu memenuhi kebutuhan sayur mayur yang dikonsumsi warganya secara mandiri.
“Harapannya warga tidak perlu lagi membeli cabai, apalagi harganya yang suatu saat bisa naik,” kata Lurah Cigugur, Reza Rivalsyah. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya