Jabar Cegah Sebaran HIV/AIDS Pakai 'ABCDE', Begini Skema Penanganannya
Merdeka.com - Provinsi Jawa Barat terus berupaya untuk mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS. Sejumlah cara turut dilakukan, salah satunya melalui Skema ABCDE yang diterapkan oleh dinas kesehatan setempat.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, dr. R Nina Susana Dewi, di Kota Bandung, Rabu (31/8), mengatakan pencegahan HIV/AIDS dengan skema ABCDE ini sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV dan AIDS.
Dalam kesempatannya Nina juga merincikan tentang skema penanggulangan menggunakan ABCDE.
-
Bagaimana Dinkes Jateng menekan penyebaran HIV? Untuk upaya menekan angka penyebaran HIV, Dinkes Jateng terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan dan menyasar komunitas mulai dari lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), pekerja seks, hingga penghuni lapas.
-
Apa yang dilakukan Kemenkes untuk DBD di Jepara? Untuk menangani penyebaran cepat virus DBD di Jepara, Kementerian Kesehatan menerjunkan tim khusus.
-
Bagaimana cara mencegah penularan HIV? Untuk mencegah penularan HIV, dr. Rudi menekankan prinsip ABC: Abstinence (menahan diri), Be faithful (setia pada satu pasangan), dan Condom (penggunaan kondom).
-
Bagaimana Pemprov Jateng mencegah narkoba? Upaya pencegahan penggunaan narkoba akan lebih diutamakan. Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka pencegahan adalah menggencarkan sosialisasi, dan menyelenggarakan deklarasi anti narkoba.
-
Bagaimana cara mencegah DBD menurut Pemprov DKI? Lebih lanjut, orang tua juga diharapkan menjaga anak-anak saat beraktivitas di liar ruang. Anak-anak diminta untuk memakai pakaian yang menutupi tubuh, seperti celana dan baju lengan panjang.
-
Dimana kasus HIV terbanyak di Jawa Tengah? Dari ribuan kasus temuan HIV di Jateng itu, kasus terbanyak berada di Kota Semarang yang mencapai 331 kasus dengan penderita temuan paling banyak pada laki-laki.
Apa Itu Skema ABCDE?
Shutterstock/wavebreakmedia
Menurut Nina, skema ini adalah kepanjangan dari A untuk abstinent (tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah), B untuk be faithful (setia), C untuk condom use (menggunakan kondom), D untuk no drug (tidak menggunakan narkoba), dan E untuk education (pendidikan).
Di pasal 14 ayat 1, dalam PermenKes tersebut dijelaskan bahwa abstinensia berarti tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, kemudian be faithful berarti setia dengan pasangan.
Jika kedua unsur ini tidak bisa dicegah, maka harus ke tahap use condom atau menggunakan kondom secara konsisten.
Adapun no drug merupakan upaya untuk menghindari penyalahgunaan obat atau zat adiktif, sedangkan yang terakhir yakni education berarti meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi yang di sana juga termasuk mengobati infeksi menular seksual (IMS) seawal mungkin.
"Karena jika menggunakan napza (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) akan terpengaruh untuk melakukan hubungan seks bebas dan penularan dari jarum suntik. Kemudian kita harus meningkatkan kemampuan pencegahan melalui edukasi termasuk mengobati IMS sedini mungkin," kata Nina, mengutip ANTARA.
Langkah Pemprov Cegah HIV/AIDS
Dilanjutkannya, langkah Pemprov Jabar dalam mencegah penyebaran penyakit tersebut dengan melakukan skrining kepada calon pengantin, ibu hamil serta populasi kunci.
“Melakukan skrining atau deteksi dini pada calon pengantin, ibu hamil, populasi kunci dan melakukan treatment (pengobatan) pemberian obat ARV (anti retro virus) pada orang yang didiagnosis HIV positif, adalah beberapa yang telah kami lakukan dalam mencegah HIV,” katanya.
Penanggulangan HIV/AIDS di Jabar yang sudah dilakukan, kata Nina, di antaranya melakukan skrining dini tes HIV pada populasi kunci, yakni wanita pekerja seksual (WPS), lelaki seks dengan lelaki (LSL), waria, dan pengguna narkoba suntik (penasun).
Selain itu, dilakukan juga kepada ibu hamil pasien TB, warga binaan pemasyarakatan (WBP) di layanan kesehatan maupun secara mobile.
Selanjutnya melakukan evaluasi triple eliminasi dengan menyasar ibu hamil yang dites HIV, sifilis dan hepatitis B. Sementara untuk sasaran bayi baru lahir dari ibu positif HIV, sifilis dan hepatitis B yakni dengan cara dipantau melalui desentralisasi obat ARV di 27 kabupaten atau kota.
“Kita telah mewajibkan ibu hamil trimester pertama yang mengunjungi faskes untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Tes HIV atas inisiatif pemberi layanan kesehatan dan konseling (TIPK) kepada ibu hamil untuk melakukan tes sifilis, HIV, dan hepatitis B, dalam rangka mencapai triple eliminasi di Jawa Barat,” tambahnya.
Dituturkan Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dinkes Jabar, dr. Ryan Bayusantika Ristandi, kiat pencegahan penyakit menular itu sudah dilakukan melalui penyuluhan, sosialisasi, informasi, dan edukasi kepada masyarakat, pelajar sampai mahasiswa terkait pencegahan dengan menggandeng tokoh agama sampai media sosial.
Selanjutnya Ryan menuturkan, Kemenkes sudah mengalokasikan kondom ke Jawa Barat sebanyak 425.808 lembar. Pembagian kondom atau alokasi kondom ke kabupaten/kota merupakan salah satu intervensi perubahan perilaku agar pencegahan HIV/AIDS tidak meluas dan memutus mata rantai penularan yang tadinya tidak menggunakan kondom jadi menggunakan kondom.
“Jadi kondom merupakan alternatif selanjutnya atau terakhir bila skema A dan B tidak dapat dilakukan sebagai pencegahan kecuali pada kasus tertentu tetap harus pakai kondom,” ujarnya.
Pencegahan Lainnya
Proses pencegahan oleh Dinkes yang dibantu Komisi Penanggulangan HIV/AIDS Jabar yakni dengan melakukan tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
Nina kembali menyatakan bahwa Penanggulangan lintas sektoral melalui KPA Jawa Barat pun turut dilakukan dalam penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan Kepgub Nomor 443 tentang Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS Provinsi Jawa Barat.
“Edukasi HIV/AIDS bagi siswa SMP/SMA oleh Disdik Jabar salah satunya sebagai upaya promotif dan preventif penanggulangan HIV/AIDS,” kata Nina.
Dari data yang dikeluarkan oleh Dinkes Jabar, per Januari hingga Juni 2022, dari 341.643 orang yang dites HIV/AIDS, sebanyak 3.744 orang di antaranya dinyatakan positif dengan kuota penyumbang pasien terbanyak yakni Kota di Bandung sebanyak 410 orang.
Adapun distribusi Kasus HIV/AIDS berdasarkan data Januari hingga Juni 2022 ialah 74 persen atau sebagian besar adalah laki-laki, 70 persen berasal dari kelompok umur 20-49 tahun. Di tahun 2021-2022, tercatat adanya bayi yang lahir dengan HIV/AIDS akibat tertular ibunya.
Penyebaran kasus AIDS berdasarkan data Januari sampai Juni 2022 adalah sebanyak 82 persen atau mayoritas dari kalangan laki-laki. 40 persen berasal dari kelompok umur 20-29 tahun dan sebagian besar atau 16 persen adalah wirausaha.
Adapun orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mulai melakukan antitretroviral (ART) yang merupakan pengobatan infeksi HIV dengan beberapa obat di Jabar berjumlah 2.850. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demi mencegah penyebaran Mpox, terdapat sejumlah cara yang bisa dilakukan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Indonesia terus meningkat, seperti data Kementerian Kesehatan RI yang mencatatkan 190.561 kasus dan 1.141 kematian hingga minggu ke-36 tahun ini.
Baca SelengkapnyaDari semua perang yang dihadapi manusia, melawan patogen mencatatkan kematian yang paling banyak.
Baca SelengkapnyaSejumlah patogen dikhawatirkan bisa menjadi ancaman bagi munculnya pandemi baru sehingga jadi perhatian bagi Kemenkes.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaSelain Kota Semarang, disusul Kabupaten Kendal terdapat temuan 129 kasus HIV dan Kabupaten Jepara 127 kasus HIV
Baca SelengkapnyaPinjaman itu untuk memperbaiki fasilitas perawatan kesehatan primer dan laboratorium kesehatan.
Baca SelengkapnyaSetiap tahun jumlah kasus narkoba di provinsi Jawa Timur mencapai angka 5.000-6.000 kasus.
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Kutai Timur kini telah menyediakan alat Skrining HIV Mandiri (SHM).
Baca SelengkapnyaLima kota yang dimaksud adalah Kupang, Semarang, Bontang, Bandung dan Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Temukan Penyebaran DBD Meningkat, Kasus Paling Banyak di Jakarta Selatan
Baca SelengkapnyaSebab, kasus kejahatan narkoba di Jawa Tengah butuh perhatian khusus.
Baca Selengkapnya