Kisah di Balik Populernya Jalan Braga Kota Bandung, Seniman Pamer Lukisan di Trotoar

Merdeka.com - Jalan Braga sepanjang 850 meter yang membentang dari Kantor Bank Indonesia Jawa Barat hingga Gedung Merdeka di Jalan Asia Afrika adalah salah satu ikon wisata Kota Bandung.
Kawasan ini menjadi spot favorit wisatawan untuk berfoto serta mencoba beragam kuliner. Pasalnya di sini banyak dijumpai kuliner lokal hingga restoran mewah.
Jalan Braga juga memiliki kaitan erat dengan sejarah. Di jalan ini terdapat Gedung DENIS yang merupakan Bank Hindia Belanda dan kini menjadi Kantor Pusat Bank BJB.
Di era perjuangan kemerdekaan, warga menyobek warna biru pada bendera Belanda yang berkibar di gedung tersebut. Alhasil, tersisa warna merah putih yang melambangkan bendera Indonesia.
Mengutip dari ANTARA, Jalan Braga dikenal sebagai sentra seni di Kota Bandung. Seni menjadi salah satu faktor pendukung bangkitnya wisata di kawasan tersebut.
Pamerkan Lukisan di Jalan
Lihat postingan ini di InstagramPada tahun 1990 hingga 2000 awal, Jalan Braga tidak seramai saat ini. Kondisi Jalan Braga berubah di tahun 2000-an saat seniman bernama Ropih Amantubillah atau yang akrab disapa Abah Ropih memamerkan lukisan para seniman di trotoar jalan tersebut.
Abah Ropih menjadikan trotoar jalan sebagai area memamerkan karya lukisan para seniman.
Gerakan Abah Ropih itu menginspirasi seniman lain untuk ikut menunjukkan dan menjual karyanya. Alhasil, karya lukis para seniman berderet di sepanjang Jalan Braga.
Saat itu, pameran karya seni yang dilakukan di trotoar jalan menjadi alternatif lantaran pameran di gedung atau di galeri membutuhkan biaya cukup mahal.
Ketua Dewan Kesenian Kota Bandung, Rahmat Jabaril mengatakan para seniman lukis di Jalan Braga itu berdampak memunculkan bentuk ekonomi kreatif lain seperti fotografi dan kuliner.
Rumah Seni Ropih
Lihat postingan ini di InstagramSetelah aktivitas seni yang ia lakukan membuat Jalan Braga lebih hidup, Abah Ropih membuat rumah seni bernama Rumah Seni Ropih.
Karya seni yang ditampilkan di sana tidak terbatas pada karya lukis, tetapi ia merangkul seniman dari berbagai latar belakang lain.
Abah Ropih ingin Jalan Braga menjadi semacam perguruan seni yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, yakni seperti Universitas Terbuka.
Di Rumah Seni Ropih, semua orang bisa belajar kesenian dan menjual hasil seninya. Hal tersebut membuat Jalan Braga dikenal sebagai kawasan seni, khususnya seni lukis.
Hingga kini, masih banyak seniman yang memamerkan lukisannya di trotoar Jalan Braga. Lukisan tersebut dijual dengan harga Rp50 ribu hingga jutaan rupiah. (mdk/rka)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya