Mengenal Retinopati Diabetik dan Gejalanya, Gangguan Mata yang Muncul Akibat Diabetes

Merdeka.com - Retinopati diabetik adalah kondisi mata yang terjadi akibat diabetes. Hal ini dapat timbul sebagai akibat dari kadar gula darah tinggi yang menyebabkan diabetes. Seiring waktu, gula yang terlalu banyak di dalam darah dapat merusak pembuluh darah di seluruh tubuh, termasuk di retina.
Retina adalah selaput yang menutupi bagian belakang mata. Bagian mata ini akan mendeteksi cahaya dan mengirimkan sinyal ke otak melalui saraf optik.
Jika gula menyumbat pembuluh darah kecil yang masuk ke retina, maka bisa menyebabkannya bocor atau berdarah. Mata kemudian dapat menumbuhkan pembuluh darah baru yang lebih lemah dan lebih mudah bocor atau berdarah.
Jika mata mulai menumbuhkan pembuluh darah baru, maka ini dikenal sebagai retinopati diabetik proliferatif, yang oleh para ahli dianggap sebagai stadium yang lebih lanjut. Tahap awal dikenal sebagai retinopati diabetik nonproliferatif.
Mata dapat menumpuk cairan saat tubuh memiliki gula darah tinggi yang lama. Akumulasi cairan ini mengubah bentuk dan lekukan lensa sehingga menyebabkan perubahan penglihatan. Begitu seseorang mengendalikan kadar gula darahnya, lensa biasanya akan kembali ke bentuk aslinya, dan penglihatan akan membaik.
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan lebih lanjut tentang penyebab dan gejala retinopati diabetik dirangkum dari laman medicalnewstoday.com.
Gejala Retinopati Diabetik
Retinopati diabetik biasanya tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Gejala biasanya akan terlihat ketika kondisi lebih lanjut.
Retinopati diabetik cenderung mempengaruhi kedua mata. Tanda dan gejala dari kondisi ini mungkin termasuk:
Faktor Risiko
Siapa pun yang menderita diabetes berisiko terkena retinopati diabetik. Namun, risikonya lebih tinggi jika orang tersebut:
Komplikasi Retinopati Diabetik
Jika tidak diobati, retinopati diabetik dapat menyebabkan berbagai komplikasi. Ketika pembuluh darah berdarah ke dalam jeli utama yang mengisi mata, yang dikenal sebagai vitreous, dapat menjadi kondisi yang disebut sebagai perdarahan vitreous.
Dalam kasus ringan, gejalanya termasuk floaters, tetapi kasus yang lebih parah dapat menjadikan seseorang kehilangan penglihatan, karena darah di vitreous menghalangi cahaya masuk ke mata. Jika retina tetap tidak rusak, pendarahan di vitreous bisa hilang dengan sendirinya.
Dalam beberapa kasus, retinopati diabetik dapat menyebabkan retina terlepas. Komplikasi ini dapat terjadi jika jaringan parut menarik retina dari bagian belakang mata.
Biasanya menyebabkan munculnya bintik-bintik mengambang di bidang penglihatan seseorang, kilatan cahaya, dan kehilangan penglihatan yang parah. Retina yang terlepas menghadirkan risiko kehilangan penglihatan total yang signifikan jika seseorang tidak mendapatkan perawatan.
Aliran cairan normal di mata dapat tersumbat saat pembuluh darah baru terbentuk, yang menyebabkan glaukoma. Penyumbatan menyebabkan penumpukan tekanan di mata, meningkatkan risiko kerusakan saraf optik dan kehilangan penglihatan.
Pencegahan
©www.huffingtonpost.com
Pengelolaan kadar gula darah yang baik akan membantu mencegah retinopati diabetik. Dengan mendeteksi sedini mungkin gejala akan meningkatkan efektivitas pengobatan.
Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, adalah faktor lain yang juga dapat terlibat. Penderita diabetes dapat mengambil langkah-langkah untuk mengontrol tekanan darahnya, seperti:
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya