Pensiunan Polri di Tangerang Ini Pilih Jualan Roti di Rumah, Sukses Layani Ratusan Pesanan
Warga Kelurahan Batuceper, Kota Tangerang ini justru memilih berjualan roti di depan rumahnya sembari mengisi waktu.
Warga Kelurahan Batuceper, Kota Tangerang ini justru memilih berjualan roti di depan rumahnya sembari mengisi waktu.
Pensiunan Polri di Tangerang Ini Pilih Jualan Roti di Rumah, Sukses Layani Ratusan Pesanan
Pensiun dari institusi Polri tak lantas membuat Edi Mulyono bersantai di masa tua. Warga Kelurahan Batuceper, Kota Tangerang ini justru memilih berjualan roti di depan rumahnya sembari mengisi waktu.
-
Bagaimana cara dia memulai usaha roti? “Iseng-iseng cari resep roti di YouTube dan akhirnya setelah enam bulan uji coba barulah menemukan resep paten dan jualan roti,“ katanya lagi.
-
Siapa yang bekerja di toko roti? Dalam toko roti yang sempit dengan jendela berjeruji besi dan tanpa ada akses ke dunia luar, orang-orang yang diperbudak dieksploitasi untuk menggiling biji-bijian dan membuat roti.
-
Bagaimana penjual onde-onde ini sukses? Saat azan berkumandang ketika tengah berjualan, dirinya akan bergegas untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim tersebut.'Asal tidak tinggalin salat, kalau lagi melayani pembeli terus azan ya saya tinggal. Alhamdulillah pembeli mengerti dan mau gimana, orang yang ngasih rame atau sepinya ini Allah,' kata dia.
-
Bagaimana istri polisi ini bisa menjual pempek? 'Awalnya suami enggak kasih izin karena disuruh perhatian ke anak saja. Tapi saya kasih penjelasan kalau saya sedang membantu orang lain. Ya sudah akhirnya suami kasih izin,' terangnya.
-
Apa usaha roti Dian? Berkat ketekunan keduanya, usaha roti pulen rumahan itu dapat menghasilkan untung hingga puluhan juta rupiah per bulan.
-
Di mana toko roti tersebut berada? Dalam pengumuman yang disampaikan melalui media sosial, pihak gerai pretzel menginformasikan bahwa mereka telah memberhentikan staf bernama Alice Chang dan menutup lokasi di Mid Valley Megamall untuk 'disinfeksi dan pembersihan menyeluruh,' kata laporan dari Channel News Asia Rabu (9/10/2024).
Kegiatan ini ia lakukan berbekal hobi membuat kue saat hari libur. Siapa sangka, seiring berjalannya waktu, usaha rotinya perlahan berkembang hingga mampu layani pesanan dari luar kota. Edi pun langsung memantapkan hati untuk membuka gerai sendiri, dengan brand Tiara Backery. Simak kisah inspiratifnya berikut ini.
Memulai usaha dua bulan sebelum pensiun
Diceritakan pensiunan Ajun Komisaris Polisi (AKP) dari Polres Metro Jakarta Barat ini, dia mulai berencana membuka usaha roti sejak dua bulan menjelang pensiun. Ia berharap tetap bisa produktif setelah pensiun. Akhirnya dia memilih berjualan roti, sekaligus untuk mengembangkan hobinya dengan bantuan sang istri.
“Saat itu, dua bulan sebelum saya pensiun saya mencoba berpikir kegiatan apa yang akan saya lakukan saya nanti sudah pensiun. Lalu terlintas dalam pikiran saya untuk membuat roti, karena memang sebelumnya saat waktu senggang saya suka sekali membuat kue,” kata dia, mengutip laman Pemkot Tangerang, Rabu (2/8)
Belajar dari YouTube
Saat akan merealisasikan rencananya itu, AKP Edi masih belum memiliki resep khusus. Dia kemudian mencari-cari ide dari kanal YouTube untuk mencari rasa dan ciri khas roti buatannya.
Setelah dicoba, roti itu ia bagikan kepada tetangga serta kerabat untuk mengukur kualitas dan rasa. Dikerjakan dengan sungguh-sungguh, roti buatannya lantas mendapat respons baik. “Saya mencoba membuat roti berdasarkan resep dari Youtube, serta sharing bersama teman saya yang juga memiliki usaha yang sama, dan alhamdulillah bisa membuat roti yang enak,” katanya.
Langsung dapat ratusan pesanan ke Pandeglang
Respons positif ini langsung dimanfaatkan Edi untuk membuat produk berkualitas terbaik. Di awal produksi, Edi hanya berani membuat 2 kilogram adonan. Namun seiring banyaknya pesanan, Edi langsung menambah kapasitas produksinya. Bahkan, dalam empat hari setelah memulai usaha, dia langsung mendapat ratusan pesanan sampai ke Pandeglang.
“Saat itu awalnya saya memproduksi adonan hanya 2 kg, namun kini dalam sehari saya memproduksi 3 kg untuk 115 pieces roti dengan berbagai varian rasa,” kata dia.
Sukses hasilkan 24 varian roti
Sampai saat ini, pesanan rotinya terus meningkat, Edi terus berinovasi dari yang awalnya 10 rasa, kini mampu menciptakan hingga 24 varian seperti kelapa, sosis sapi, cokelat, keju, dan masih banyak lagi. Roti dengan banyak rasa itu juga jadi yang paling laris di usahanya. Edi kemudian menjual roti di tempatnya dengan harga yang terjangkau mulai dari Rp5 ribu sampai Rp8 ribu per roti.
“Yang paling best seler itu roti sosis sapi, roti cokelat, roti keju dan yang rasa kelapa. Saya juga baru kemarin membuat roti garlic dan rasa kayu manis untuk menambah varian rasa yang ini dibantu oleh istri saya untuk proses packing dan promosi jualnya,” sambung Edi.
Dijual melalui marketplace
Edi sendiri menjual rotinya di dua tempat, yakni di rumahnya dan melalui marketplace. Roti di tempatnya juga sudah mengantongi sertifikat halal, dan bisa tahan sampai empat hari.
Dia juga mendaftarkan brandnya ke unit UMKM di Batuceper, agar mempermudah tingkat penjualan untuk menyasar konsumen. “Alhamdulillah semenjak ikut UMKM Kelurahan Batuceper, pemasaran saya semakin luas, bahkan saya dibantu dengan mudah untuk mengurus izin usaha serta pendaftaran sertifikat halal. Bahkan saya bisa ikut serta dalam bazar UMKM yang diadakan oleh Pemerintah Kota Tangerang,” kata dia