Penyebab Kanker Ovarium di Usia Muda, Kenali Tanda-tandanya
Meski lebih sering terjadi pada wanita lansia, kanker ovarium tetap bisa muncul pada siapa saja, termasuk mereka yang masih muda.
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang terjadi pada bagian ovarium, yaitu bagian dari sistem reproduksi wanita yang bertanggung jawab untuk produksi sel telur. Kanker ini paling sering ditemukan pada wanita berusia 50-70 tahun.
Meski kasusnya sering terjadi pada lansia, namun para wanita muda juga tidak boleh merasa aman dari kondisi ini. Pasalnya, kanker ovarium juga bisa terjadi di usia muda. Penyebabnya pun bermacam-macam, ada yang bisa dicegah dan ada yang sulit untuk dihilangkan.
-
Apa gejala kanker ovarium? Kanker ovarium dapat menyebabkan gejala berikut ini:Pendarahan vagina (terutama jika Anda sudah melewati masa menopause), atau keluarnya cairan dari vagina yang tidak normal bagi Anda.Nyeri atau tekanan di area panggul.Sakit perut atau punggung.Kembung.Cepat merasa kenyang, atau kesulitan makan.Perubahan kebiasaan kamar mandi Anda, seperti lebih sering buang air kecil dan/atau sembelit.
-
Kenapa usia lanjut meningkatkan risiko kanker ovarium? Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia. Kanker ini paling sering didiagnosis pada orang dewasa yang lebih tua.
-
Apa penyebab bayi terkena kanker ovarium? Penyebab pasti kanker ovarium pada bayi tidak sepenuhnya diketahui, namun faktor genetik atau bawaan, kelainan perkembangan, atau mutasi sel yang terjadi selama kehamilan dapat berperan dalam pembentukan kanker ini.
-
Siapa yang berisiko tinggi terkena kanker ovarium? Jika Anda memiliki saudara sedarah yang telah didiagnosis menderita kanker ovarium, Anda mungkin memiliki risiko tinggi mendapatkan penyakit tersebut.
-
Kapan risiko kanker ovarium meningkat? Risiko kanker ovarium meningkat seiring bertambahnya usia.
-
Bagaimana faktor genetik menyebabkan kanker ovarium pada bayi? Mutasi pada gen tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker ovarium pada anak. Menurut National Cancer Institute, mutasi yang diwariskan pada gen BRCA1 dan BRCA2 dapat menjadi penyebab kanker ovarium, meskipun kejadian ini sangat jarang terjadi pada usia yang sangat muda.
Kanker ovarium adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita di seluruh dunia, dan menyebabkan lebih banyak kematian daripada jenis kanker reproduksi wanita lainnya. Artikel ini akan menjelaskan lebih lanjut tentang apa saja penyebab kanker ovarium di usia muda yang wajib diwaspadai oleh kaum hawa.
Penyebab Kanker Ovarium di Usia Muda
Kanker muncul ketika ada pertumbuhan sel-sel abnormal di area tubuh seseorang. Dan kanker ini bisa tumbuh di area tubuh mana saja, termasuk di bagian ovarium.
Ada beberapa faktor risiko dari kanker ovarium, antara lain:
- berusia setengah baya atau lebih tua
- memiliki anggota keluarga yang mengidap kanker ovarium
- memiliki mutasi genetik tertentu
- pernah menderita kanker payudara, rahim, atau usus besar
- menderita endometriosis
- belum pernah melahirkan
- mengalami kesulitan untuk hamil
Menurut Aliansi Penelitian Kanker Ovarium (OCRA), kanker ovarium jarang terjadi pada orang di bawah usia 40 tahun. Namun, bukan berarti orang-orang yang lebih muda ini terlepas dari risiko kanker ovarium.
Beberapa penyebab kanker ovarium di usia muda yaitu:
Faktor Genetik:
Mutasi genetik tertentu dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada usia muda. Yang paling signifikan adalah:
- Mutasi BRCA1 dan BRCA2:
Mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 sangat meningkatkan risiko kanker ovarium dan payudara. Wanita dengan mutasi BRCA1 memiliki risiko 35-70% mengembangkan kanker ovarium seumur hidup, sedangkan untuk BRCA2 risikonya sekitar 10-30%. Mutasi ini dapat diturunkan dari orangtua, dan tes genetik dapat mengidentifikasinya.
- Sindrom Lynch:
Juga dikenal sebagai kanker kolorektal herediter nonpoliposis (HNPCC), sindrom ini disebabkan oleh mutasi pada gen-gen perbaikan DNA. Selain meningkatkan risiko kanker usus besar, sindrom ini juga meningkatkan risiko kanker ovarium, terutama pada usia yang lebih muda.
Riwayat Keluarga:
Memiliki anggota keluarga tingkat pertama (ibu, saudara perempuan, atau anak perempuan) dengan kanker ovarium meningkatkan risiko seseorang, terutama jika kanker terjadi pada usia muda. Ini bisa terkait dengan faktor genetik yang belum teridentifikasi atau faktor lingkungan yang sama.
Endometriosis:
Kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim dapat meningkatkan risiko jenis kanker ovarium tertentu, terutama kanker ovarium jenis sel jernih dan endometrioid. Endometriosis sering didiagnosis pada wanita usia reproduktif dan dapat memengaruhi wanita muda.
Pubertas Dini atau Menopause Terlambat:
Wanita yang mengalami menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun atau menopause setelah usia 52 tahun memiliki paparan estrogen yang lebih lama sepanjang hidup mereka, yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium. Meskipun ini lebih relevan untuk wanita yang lebih tua, pubertas dini dapat menjadi faktor risiko untuk wanita yang lebih muda.
Infertilitas dan Pengobatan Kesuburan:
Wanita yang mengalami infertilitas, terutama mereka yang tidak pernah hamil, memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa penggunaan obat kesuburan tertentu, terutama dalam jangka panjang, mungkin meningkatkan risiko.
Obesitas:
Kelebihan berat badan dan obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker ovarium, termasuk pada wanita yang lebih muda. Lemak tubuh menghasilkan estrogen tambahan, yang dapat merangsang pertumbuhan sel ovarium.
Paparan Lingkungan:
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan terhadap bahan kimia tertentu, seperti talc atau asbes, mungkin meningkatkan risiko kanker ovarium. Meskipun hubungan ini masih diperdebatkan, paparan jangka panjang sejak usia muda bisa menjadi faktor risiko.
Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS):
PCOS adalah gangguan hormon yang mempengaruhi ovarium dan dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, kista ovarium, dan masalah kesuburan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita dengan PCOS mungkin memiliki risiko sedikit lebih tinggi untuk kanker ovarium, meskipun hubungan ini masih diteliti lebih lanjut.
Inflamasi Kronis:
Inflamasi kronis di area panggul, yang bisa disebabkan oleh berbagai kondisi termasuk penyakit radang panggul, endometriosis, atau infeksi berulang, mungkin meningkatkan risiko kanker ovarium pada beberapa wanita.
Faktor Gaya Hidup:
Meskipun pengaruhnya mungkin lebih terlihat pada usia yang lebih tua, kebiasaan gaya hidup yang dimulai sejak muda dapat berkontribusi pada risiko kanker ovarium. Ini termasuk merokok, konsumsi alkohol berlebihan, dan diet tinggi lemak.
Gejala Kanker Ovarium
Di stadium awal, kanker ovarium jarang menimbulkan gejala, sehingga akan sulit untuk dideteksi. Kanker ovarium baru bisa dideteksi ketika kondisinya sudah masuk ke stadium lanjut, atau ketika sudah menyebar ke organ lainnya.
Gejala kanker ovarium pada stadium lanjut pun sebenarnya juga tidak terlalu spesifik dan mirip dengan gejala penyakit lain. Beberapa gejalanya antara lain:
- Perubahan siklus menstruasi, pada penderita yang masih mengalami menstruasi
- Perut kembung
- Cepat kenyang
- Sakit perut
- Perut membengkak
- Konstipasi (sembelit)
- Mual
- Berat badan menurun
- Sering buang air kecil
- Sakit di punggung bagian bawah
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Keluar darah dari vagina
Dampaknya pada Kesuburan
Kanker ovarium dan pengobatannya dapat memengaruhi kesuburan seseorang. Tumor akibat kanker ovarium dapat menekan rahim seseorang dan memengaruhi fungsinya. Histerektomi dan pengangkatan kedua ovarium juga akan menyebabkan seseorang tidak dapat hamil.
Terapi radiasi dapat merusak sistem reproduksi seseorang yang dapat menyebabkan masalah kesuburan. Kemoterapi membunuh sel-sel yang membelah dengan cepat, seperti yang terjadi pada sel-sel ovarium tertentu. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel tersebut terpengaruh oleh kemoterapi dan mungkin membahayakan kesuburan.