Penyebab Kolera dan Gejalanya, Ketahui Cara Mencegah Wabah Ini
Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae.
Kolera adalah penyakit bakteri yang biasanya menyebar melalui air yang terkontaminasi.
Penyebab Kolera dan Gejalanya, Ketahui Cara Mencegah Wabah Ini
Kolera adalah infeksi diare akut yang disebabkan oleh makan atau minum makanan atau air yang terkontaminasi bakteri Vibrio cholerae. Kolera masih menjadi ancaman global terhadap kesehatan masyarakat dan merupakan indikator kesenjangan dan kurangnya pembangunan sosial.
Kolera adalah penyakit yang sangat serius yang dapat menyebabkan diare cair akut yang parah disertai dehidrasi parah. Diperlukan waktu antara 12 jam hingga 5 hari bagi seseorang untuk menunjukkan gejala setelah mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Kolera menyerang anak-anak dan orang dewasa dan dapat membunuh dalam beberapa jam jika tidak diobati.
-
Penyakit apa saja yang bisa dicegah? Dengan memahami jenis penyakit yang dapat dicegah melalui penggunaan masker, kita dapat lebih menyadari pentingnya tindakan pencegahan ini dalam menjaga kesehatan diri dan masyarakat.
-
Bagaimana cara mencegah komplikasi? Komplikasi merupakan penyakit yang bisa dicegah sedini mungkin dengan rutin mengatur pola hidup sehat.
-
Bagaimana mencegah penyakit akibat cuaca panas? Untuk mencegah penyakit-penyakit akibat cuaca panas, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan, seperti: • Minum banyak air putih atau minuman yang mengandung elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang. • Hindari minuman beralkohol, berkafein, atau manis karena bisa meningkatkan dehidrasi. • Kenakan pakaian yang longgar, ringan, dan berwarna terang untuk membantu tubuh mengeluarkan panas. • Gunakan tabir surya dengan SPF minimal 15 untuk melindungi kulit dari sinar matahari. • Hindari aktivitas fisik yang berat di bawah terik matahari, terutama pada siang hari. • Istirahat di tempat yang sejuk dan berventilasi baik jika merasa lelah atau pusing.
-
Bagaimana cara mencegah kanker? Untuk mencegah kanker, sebaiknya hindari faktor-faktor risiko di atas dan jalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rajin berolahraga, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
-
Bagaimana mencegah gondongan dan cacar air? Vaksin untuk gondongan dan cacar air tersedia di Indonesia, meskipun belum menjadi bagian dari program imunisasi nasional. Orang tua dapat memperoleh vaksin ini di berbagai fasilitas kesehatan.
Kebanyakan orang yang terinfeksi Vibrio cholerae tidak menunjukkan gejala apa pun, meskipun bakteri tersebut terdapat dalam tinja mereka selama 1-10 hari setelah infeksi. Artinya, bakteri tersebut kembali ke lingkungan dan berpotensi menulari orang lain.
Kolera seringkali dapat diprediksi dan dicegah. Hal ini pada akhirnya dapat dihilangkan jika akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta praktik kebersihan yang baik, terjamin dan berkelanjutan bagi seluruh penduduk.
Penyebab Kolera
Bakteri bernama Vibrio cholerae adalah penyebab infeksi kolera. Efek mematikan dari penyakit ini disebabkan oleh racun yang dihasilkan bakteri di usus kecil. Racun tersebut menyebabkan tubuh mengeluarkan air dalam jumlah besar, menyebabkan diare dan kehilangan cairan serta garam (elektrolit) dengan cepat.
Bakteri kolera mungkin tidak menyebabkan penyakit pada semua orang yang terpapar bakteri tersebut, namun orang yang memiliki bakteri ini tetap bisa menularkannya melalui tinja, sehingga dapat mencemari persediaan makanan dan air.
Persediaan air yang terkontaminasi adalah sumber utama dari penyebab kolera. Bakteri ini dapat ditemukan di:
- Permukaan air atau air sumur. Sumur umum yang terkontaminasi sering kali menjadi sumber wabah kolera dalam skala besar. Masyarakat yang tinggal di lingkungan padat penduduk dan tidak mempunyai sanitasi yang memadai adalah kelompok yang paling berisiko terkena penyakit ini.
- Makanan laut. Mengonsumsi makanan laut mentah atau setengah matang, terutama kerang, yang berasal dari tempat tertentu dapat membuat Anda terkena bakteri kolera.
- Buah-buahan dan sayuran mentah. Buah-buahan dan sayuran mentah yang tidak dikupas sering kali menjadi sumber infeksi kolera. Di negara-negara berkembang, pupuk kandang yang tidak dikomposkan atau air irigasi yang mengandung limbah mentah dapat mencemari hasil panen di ladang.
- Biji-bijian. Di wilayah di mana kolera tersebar luas, biji-bijian seperti beras dan millet yang terkontaminasi setelah dimasak dan disimpan pada suhu kamar selama beberapa jam dapat menumbuhkan bakteri kolera.
Gejala Kolera
Kebanyakan orang yang terpapar bakteri kolera (Vibrio cholerae) tidak jatuh sakit dan tidak tahu bahwa mereka telah terinfeksi. Namun karena mereka mengeluarkan bakteri kolera melalui tinja mereka selama tujuh hingga 14 hari, mereka masih dapat menularkan bakteri ke orang lain melalui air yang terkontaminasi.
Sebagian besar kasus kolera yang menimbulkan gejala menyebabkan diare ringan atau sedang yang seringkali sulit dibedakan dengan diare yang disebabkan oleh masalah lain. Yang lain mengembangkan tanda dan gejala kolera yang lebih serius, biasanya dalam beberapa hari setelah infeksi.
Gejala infeksi kolera bisa meliputi:
- Diare. Diare yang berhubungan dengan kolera terjadi secara tiba-tiba dan dapat dengan cepat menyebabkan kehilangan cairan yang berbahaya – sebanyak satu liter (sekitar 1 liter) per jam. Diare akibat kolera sering kali tampak pucat seperti susu yang menyerupai air bekas bilasan beras.
- Mual dan muntah. Muntah terjadi terutama pada tahap awal kolera dan dapat berlangsung berjam-jam.
- Dehidrasi. Dehidrasi dapat terjadi dalam beberapa jam setelah gejala kolera muncul dan berkisar dari ringan hingga berat. Kehilangan 10% atau lebih berat badan mengindikasikan dehidrasi parah.
Tanda dan gejala dehidrasi kolera antara lain mudah tersinggung, lelah, mata cekung, mulut kering, rasa haus yang berlebihan, kulit kering dan mengkerut yang lambat pulih saat terjepit, sedikit atau tidak bisa buang air kecil, tekanan darah rendah, dan detak jantung tidak teratur.
- Ketidakseimbangan elektrolit
Ketidakseimbangan elektrolit dapat menyebabkan tanda dan gejala serius seperti:
- Kram otot. Hal ini disebabkan oleh hilangnya garam secara cepat seperti natrium, klorida, dan kalium.
- Syok. Ini adalah salah satu komplikasi dehidrasi yang paling serius. Hal ini terjadi ketika volume darah rendah menyebabkan penurunan tekanan darah dan penurunan jumlah oksigen dalam tubuh Anda. Jika tidak diobati, syok hipovolemik parah dapat menyebabkan kematian dalam hitungan menit.
Cara Mencegah Kolera
Untuk mencegah wabah kolera, ada beberapa langkah penting yang bisa diikuti:
Kebersihan Pribadi:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air bersih secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah menggunakan toilet.
- Gunakan hand sanitizer yang mengandung alkohol jika sabun dan air tidak tersedia.
Konsumsi Air dan Makanan yang Aman:
- Minum air mineral botol atau air yang telah dimasak hingga mendidih.
- Pastikan makanan benar-benar matang sebelum dikonsumsi.
- Hindari konsumsi makanan laut mentah atau yang tidak dimasak sampai matang.
- Cuci bersih sayur dan buah sebelum dimakan.
Sanitasi Lingkungan:
- Tingkatkan kebersihan lingkungan, seperti tidak buang air besar sembarangan dan menutup makanan sajian dengan tudung.
Vaksinasi:
- Lakukan vaksinasi jika hendak mengunjungi negara yang tempat mewabahnya kolera.
- Bagi orang-orang yang berusia di atas enam tahun, 2 dosis vaksin kolera melindungi mereka dari infeksi bakteri kolera selama dua tahun. Bagi anak-anak yang berusia dua sampai enam tahun, dibutuhkan 3 dosis vaksin kolera untuk melindungi mereka dari serangan bakteri kolera selama enam bulan.
Pengelolaan Sumber Air:
- Pastikan air yang digunakan tidak terkontaminasi, baik untuk minum, gosok gigi, memasak makanan, maupun membuat es.
- Simpan air dalam wadah bersih dan tertutup untuk mencegah kontaminasi.
Komplikasi
Kolera bisa berakibat fatal. Dalam kasus yang paling parah, kehilangan cairan dan elektrolit dalam jumlah besar secara cepat dapat menyebabkan kematian dalam beberapa jam. Dalam situasi yang tidak terlalu ekstrim, orang yang tidak menerima pengobatan dapat meninggal karena dehidrasi dan syok beberapa jam hingga beberapa hari setelah gejala kolera pertama kali muncul.
Meskipun syok dan dehidrasi parah merupakan komplikasi kolera yang paling parah, masalah lain dapat terjadi, seperti:
- Gula darah rendah (hipoglikemia). Anak-anak mempunyai risiko terbesar terkena komplikasi ini, yang dapat menyebabkan kejang, tidak sadarkan diri, dan bahkan kematian.
- Kadar kalium rendah. Penderita kolera kehilangan sejumlah besar mineral, termasuk kalium, melalui tinja. Kadar kalium yang sangat rendah mengganggu fungsi jantung dan saraf serta mengancam jiwa.
- Gagal ginjal. Ketika ginjal kehilangan kemampuan menyaringnya, kelebihan cairan, sejumlah elektrolit, dan limbah menumpuk di dalam tubuh. Pada penderita kolera, gagal ginjal sering kali disertai syok.