Peristiwa 6 November 1908 : Cut Nyak Dien Meninggal Dunia Setelah Diasingkan Belanda
Merdeka.com - Cut Nyak Dien merupakan salah satu sosok wanita yang hebat yang ada di Aceh dan mampu memegang peranan penting di bidang politik maupun di bidang lainnya. Semangat perjuangan beliau memasuki barisan paling depan dalam memimpin perang melawan Belanda. Beliau adalah wanita yang tangguh, kuat, semangat, berani dan memiliki strategi perang yang tidak bisa di jangkau oleh Belanda sehingga membuat Belanda kewalahan menghadapi pasukan pimpinan Cut Nyak Dien di Aceh.
Cut Nyak Dien tidak pernah ragu mempertaruhkan jiwa raganya dalam mempertahankan apa yang di pandangnya sebagai soal kebangsaan dan keagamaan. Keberanian dan kesatriaan wanita Aceh melebihi segala wanita yang lain, lebih-lebih dalam mempertahankan cita-cita kebangsaan dan keagamaannya,dan ia berada baik di belakang layar maupun secara terang-terangan menjadi pimpinan perlawanan tersebut.
Sayangnya Cut Nyak Dien harus gugur dalam perjuangannya. Ia meninggal dunia karena sakit yang dialaminya setelah diasingkan Belanda tepatnya pada tanggal 6 November 2022. Berikut ini informasi lengkap mengenai peristiwa 6 November 2022, Cut Nyak Dien meninggal dunia setelah diasingkan Belanda telah dirangkum merdeka.com.
-
Siapa Cut Nyak Dien? Sosok pahlawan perempuan asal Aceh satu ini begitu gigih melawan penjajahan Belanda dan menjabat sebagai panglima perang. Namanya Pocut Baren, seorang pahlawan sekaligus panglima perang yang begitu gigih dalam melawan penjajahan Belanda di Aceh.
-
Dimana Cut Nyak Meutia lahir? Ia adalah salah satu sosok penyusun strategi andal ketika berperang melawan tentara kolonial Belanda. Kisah hidup Cut Nyak Meutia tak melulu soal perang. Di sisi lainnya, perempuan yang lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara ini juga memiliki kisah asmara yang rumit dan penuh lika-liku.
-
Dimana rumah Cut Nyak Dien berada? Rumoh Cut Nyak Dien atau Museum Cut Nyak Dien ini terletak di Gampong, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar.
-
Siapa wanita tersebut? Wanita tersebut, berpostur sekitar 155 sentimeter diperkirakan hidup bersama suaminya pada abad ke-9.
-
Apa yang membuat Nyi Supadmi terkenal? Sejak saat itu namanya menjadi terkenal di seantero Surakarta.
-
Siapa yang menerima penghargaan Perempuan Berpengaruh? Ketua Tim Penggerak Pembina Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Kalimantan Timur, Erni Makmur menerima Apresiasi Perempuan Berpengaruh dari Dream.co.id dan Diadona.id untuk kategori Influential in Female Leadership.
Perjuangan Cut Nyak Dien hingga Diasingkan
Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa perang Aceh. Ia mulai ikut mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda pada tahun 1880. Tidak terlepas dari tewasnya suami Cut Nyak Dien, Teuku Cik Ibrahim Lamnga saat bertempur pada tanggal 29 Juni 1878.
Kematian suaminya membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda. Pada tahun 1880 Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar dan mempersilahkannya untuk ikut bertempur di medan perang. Bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh melawan Belanda. Kemudian perang di lanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fisabilillah.
Pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar membuat siasat perang dengan menyerahkan diri kepada Belanda bersama pasukannya. Cara itu dilakukan untuk mempelajari taktik perang Belanda. Namun itu membuat rakyat Aceh marah dan menganggap Teuku Umar sebagai pengkhianat karena telah bekerjasama. Setelah beberapa tahun bergabung dengan Belanda Teuku Umar dan Cut Nyak Dien balik menyerang Belanda.
Setelah fasilitas lengkap dan mencukupi Teuku Umar mengumpulkan rakyatnya membagikan senjata dan menyerang Belanda kembali. Saat perang terjadi pada tanggal 11 Februari 1899 membuat Teuku Umar tewas tertembak. Cut Nyak Dien lalu memimpin perlawanan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh.
Usia Cut Nyak Dien yang saat itu sudah relatif tua serta kondisi tubuh yang di grogoti berbagai penyakit seperti encok dan rabun membuat satu pasukannya yang bernama pang laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya di tanggkap dan di bawa ke Banda Aceh. Disana ia di rawat dan penyakitnya mulai sembuh.
Keberadaan Cut Nyak Dien di anggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuatnya kemudian di asingkan ke Sumedang.
Peristiwa 6 November 1908, Kematian Cuk Nyak Dien
Setelah Belanda akhirnya berhasil menyingkirkan Teuku Umar. Namun, kematian sang suami tak membuat Cut Nyak Dien gentar. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Cut Nyak Dien tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah pedalaman Meulaboh dengan pasukan kecilnya. Pasukan Cut Nyak Dien terus bertempur hingga kalah pada tahun 1901, karena tentara Belanda sudah sangat terbiasa untuk berperang di daerah Aceh.
Di samping umurnya yang semakin tua dan kondisi matanya mulai rabun, jumlah pasukan Cut Nyak Dien juga terus berkurang. Bahkan beliau dan pasukannya kesulitan untuk memperoleh makanan.
Setelah ditangkap Belanda, Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Tepat pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien menghembuskan napas terakhirnya karena faktor usia.
Makam Cut Nyak Dien sendiri baru ditemukan pada tahun 1959, itupun karena permintaan Gubernur Aceh kala itu, Ali Hasan. Cut Nyak Dien diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964. (mdk/nof)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cut Nyak Dien bahkan pilih bunuh diri ketimbang menyerah pada Belanda.
Baca SelengkapnyaSosok srikandi asal Aceh menjadi panglima perang menggantikan Cut Nyak Dien saat melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaCut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.
Baca SelengkapnyaIni wujud gelas yang pernah menjadi saksi bisu pengasingan Cut Nyak Dhien di Sumedang.
Baca SelengkapnyaHari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaRumah ini dibangun untuk mengenang salah satu pahlawan nasional Indonesia dalam mempertahankan tanah kelahiran dari para penjajah.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.
Baca SelengkapnyaTeuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh.
Baca SelengkapnyaSosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.
Baca SelengkapnyaNamun nyatanya, sosok Kapitan bernama Nyai Gan Djie yang dipandang sebelah mata itu justru membantu perkembangan ekonomi di Batavia.
Baca SelengkapnyaBegini kondisi rumah 'penjara' Cut Nyak Dien saat diasingkan ke Sumedang.
Baca SelengkapnyaMalahayati merupakan seorang laksamana wanita dari Aceh yang berhasil menaklukan Kapten Belanda, Cornelis de Houtman.
Baca Selengkapnya