Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Peristiwa 6 November 1908 : Cut Nyak Dien Meninggal Dunia Setelah Diasingkan Belanda

Peristiwa 6 November 1908 : Cut Nyak Dien Meninggal Dunia Setelah Diasingkan Belanda Potret Makam Cut Nyak Dien Srikandi Aceh. Instagram @aniesbaswedan

Merdeka.com - Cut Nyak Dien merupakan salah satu sosok wanita yang hebat yang ada di Aceh dan mampu memegang peranan penting di bidang politik maupun di bidang lainnya. Semangat perjuangan beliau memasuki barisan paling depan dalam memimpin perang melawan Belanda. Beliau adalah wanita yang tangguh, kuat, semangat, berani dan memiliki strategi perang yang tidak bisa di jangkau oleh Belanda sehingga membuat Belanda kewalahan menghadapi pasukan pimpinan Cut Nyak Dien di Aceh.

Cut Nyak Dien tidak pernah ragu mempertaruhkan jiwa raganya dalam mempertahankan apa yang di pandangnya sebagai soal kebangsaan dan keagamaan. Keberanian dan kesatriaan wanita Aceh melebihi segala wanita yang lain, lebih-lebih dalam mempertahankan cita-cita kebangsaan dan keagamaannya,dan ia berada baik di belakang layar maupun secara terang-terangan menjadi pimpinan perlawanan tersebut.

Sayangnya Cut Nyak Dien harus gugur dalam perjuangannya. Ia meninggal dunia karena sakit yang dialaminya setelah diasingkan Belanda tepatnya pada tanggal 6 November 2022. Berikut ini informasi lengkap mengenai peristiwa 6 November 2022, Cut Nyak Dien meninggal dunia setelah diasingkan Belanda telah dirangkum merdeka.com.

Perjuangan Cut Nyak Dien hingga Diasingkan

Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa perang Aceh. Ia mulai ikut mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda pada tahun 1880. Tidak terlepas dari tewasnya suami Cut Nyak Dien, Teuku Cik Ibrahim Lamnga saat bertempur pada tanggal 29 Juni 1878.

Kematian suaminya membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda. Pada tahun 1880 Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar dan mempersilahkannya untuk ikut bertempur di medan perang. Bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh melawan Belanda. Kemudian perang di lanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fisabilillah.

Pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar membuat siasat perang dengan menyerahkan diri kepada Belanda bersama pasukannya. Cara itu dilakukan untuk mempelajari taktik perang Belanda. Namun itu membuat rakyat Aceh marah dan menganggap Teuku Umar sebagai pengkhianat karena telah bekerjasama. Setelah beberapa tahun bergabung dengan Belanda Teuku Umar dan Cut Nyak Dien balik menyerang Belanda.

Setelah fasilitas lengkap dan mencukupi Teuku Umar mengumpulkan rakyatnya membagikan senjata dan menyerang Belanda kembali. Saat perang terjadi pada tanggal 11 Februari 1899 membuat Teuku Umar tewas tertembak. Cut Nyak Dien lalu memimpin perlawanan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh.

Usia Cut Nyak Dien yang saat itu sudah relatif tua serta kondisi tubuh yang di grogoti berbagai penyakit seperti encok dan rabun membuat satu pasukannya yang bernama pang laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya di tanggkap dan di bawa ke Banda Aceh. Disana ia di rawat dan penyakitnya mulai sembuh.

Keberadaan Cut Nyak Dien di anggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuatnya kemudian di asingkan ke Sumedang.

Peristiwa 6 November 1908, Kematian Cuk Nyak Dien

Setelah Belanda akhirnya berhasil menyingkirkan Teuku Umar. Namun, kematian sang suami tak membuat Cut Nyak Dien gentar. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Cut Nyak Dien tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah pedalaman Meulaboh dengan pasukan kecilnya. Pasukan Cut Nyak Dien terus bertempur hingga kalah pada tahun 1901, karena tentara Belanda sudah sangat terbiasa untuk berperang di daerah Aceh.

Di samping umurnya yang semakin tua dan kondisi matanya mulai rabun, jumlah pasukan Cut Nyak Dien juga terus berkurang. Bahkan beliau dan pasukannya kesulitan untuk memperoleh makanan.

Setelah ditangkap Belanda, Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Tepat pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien menghembuskan napas terakhirnya karena faktor usia.

Makam Cut Nyak Dien sendiri baru ditemukan pada tahun 1959, itupun karena permintaan Gubernur Aceh kala itu, Ali Hasan. Cut Nyak Dien diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964. (mdk/nof)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kisah Cut Nyak Dien, Tak Sudi Menyerah pada Belanda hingga Dikhianati Sang Panglima
Kisah Cut Nyak Dien, Tak Sudi Menyerah pada Belanda hingga Dikhianati Sang Panglima

Cut Nyak Dien bahkan pilih bunuh diri ketimbang menyerah pada Belanda.

Baca Selengkapnya
Srikandi Asal Aceh Ini Jadi Panglima Perang Lawan Penjajah Belanda, Penerus Perjuangan Cut Nyak Dien
Srikandi Asal Aceh Ini Jadi Panglima Perang Lawan Penjajah Belanda, Penerus Perjuangan Cut Nyak Dien

Sosok srikandi asal Aceh menjadi panglima perang menggantikan Cut Nyak Dien saat melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Kisah Hidup Cut Nyak Meutia, dari Pertempuran Melawan Kolonial hingga Percintaan yang Rumit
Kisah Hidup Cut Nyak Meutia, dari Pertempuran Melawan Kolonial hingga Percintaan yang Rumit

Cut Nyak Meutia, pahlawan srikandi asal Aceh dengan kisah asmara yang rumit.

Baca Selengkapnya
Unik, Gelas yang Pernah dipakai Cut Nyak Dhien Buatan China Banyak yang Memintanya
Unik, Gelas yang Pernah dipakai Cut Nyak Dhien Buatan China Banyak yang Memintanya

Ini wujud gelas yang pernah menjadi saksi bisu pengasingan Cut Nyak Dhien di Sumedang.

Baca Selengkapnya
21 Juli Wafatnya Teuku Nyak Makam, Panglima Perang Asal Aceh yang Gigih dan Berani
21 Juli Wafatnya Teuku Nyak Makam, Panglima Perang Asal Aceh yang Gigih dan Berani

Hari ini adalah 128 tahun wafatnya Teuku Nyak Makam yang patut dikenang oleh masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya
Berkunjung ke Rumah Cut Nyak Dien, Mengenang Perjuangan Sang Pertiwi untuk Aceh
Berkunjung ke Rumah Cut Nyak Dien, Mengenang Perjuangan Sang Pertiwi untuk Aceh

Rumah ini dibangun untuk mengenang salah satu pahlawan nasional Indonesia dalam mempertahankan tanah kelahiran dari para penjajah.

Baca Selengkapnya
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda
Pocut Baren, Panglima Perang Wanita Asal Gome yang Gigih Berjuang Melawan Belanda

Sosok pahlawan dan ulama wanita dari Serambi Mekkah ini begitu besar tekad dan kegigihannya dalam melawan Belanda demi mempertahankan tanah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Teuku Nyak Arif, Tokoh Pergerakan Nasional Melawan Belanda hingga Gubernur Pertama Aceh
Mengenal Sosok Teuku Nyak Arif, Tokoh Pergerakan Nasional Melawan Belanda hingga Gubernur Pertama Aceh

Teuku Nyak Arif, sosok pejuang dan gubernur pertama Aceh.

Baca Selengkapnya
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang
Sosok Siti Manggopoh, Kisah Pemimpin Perang Melawan Kolonial Belanda di Ranah Minang

Sosok pahlawan wanita berdarah Minang ini berjuang di garda terdepan melawan dan menentang sistem kolonialisme Belanda.

Baca Selengkapnya
Dipandang Sebelah Mata karena Janda, Ini Kisah Nyai Gan Djie Kapitan Tionghoa yang Sukses Pimpin Perdagangan Batavia
Dipandang Sebelah Mata karena Janda, Ini Kisah Nyai Gan Djie Kapitan Tionghoa yang Sukses Pimpin Perdagangan Batavia

Namun nyatanya, sosok Kapitan bernama Nyai Gan Djie yang dipandang sebelah mata itu justru membantu perkembangan ekonomi di Batavia.

Baca Selengkapnya
Potret Rumah Singgah Cut Nyak Dhien di Sumedang, Begini Kondisi Kamarnya Banyak Misteri
Potret Rumah Singgah Cut Nyak Dhien di Sumedang, Begini Kondisi Kamarnya Banyak Misteri

Begini kondisi rumah 'penjara' Cut Nyak Dien saat diasingkan ke Sumedang.

Baca Selengkapnya
Kisah Malahayati, Pahlawan Perempuan dari Aceh yang Menaklukan Cornelis de Houtman
Kisah Malahayati, Pahlawan Perempuan dari Aceh yang Menaklukan Cornelis de Houtman

Malahayati merupakan seorang laksamana wanita dari Aceh yang berhasil menaklukan Kapten Belanda, Cornelis de Houtman.

Baca Selengkapnya