813 Warga Jakarta Terjangkit DBD, Penderita Terbanyak di Kalideres
Merdeka.com - Awal tahun 2019 ini, sebanyak 813 warga Jakarta terdata menderitademam berdarah dengue (DBD). Hal itu terhitung meningkat sebanyak 151 orang dari data awal yakni 662 orang.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Widyastuti menyampaikan, penderita demam berdarah terbanyak ada di kecamatan Kalideres dengan 104 orang. Disusul Cengkareng dengan 60 orang dan Jagakarsa 51 orang.
"Penderita di Kecamatan Cipayung sebanyak 41 orang dan di Kebayoran Baru sebanyak 39 orang," tutur Widyastuti saat dihubungi, Jumat (1/2).
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Kapan kasus DBD di Jakarta meningkat? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Siapa yang lebih banyak terkena DBD di Jakarta Barat? Pasien mayoritas merupakan anak-anak. 'Total pasien sudah dirawat sejak 1 Januari 2024 sampai dengan hari ini ada 67 kasus. 70 persen kasus adalah anak-anak dan mayoritas usia SD dan SMP,' kata Ngabila dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (30/3).
-
Kenapa DBD meningkat di Jakarta Barat? Memang, Jakarta Barat menyumbang penyebaran kasus DBD tertinggi hingga 26 Maret 2024 dengan jumlah kasus mencapai 716, disusul Jakarta Selatan 576, Jakarta Timur 562, Jakarta Utara 262 kasus, Jakarta Pusat 172 dan Kepulauan seribu 18 kasus.
-
Kapan puncak kasus DBD di Jakarta? 'Trend kasus DBD akan meningkat pasca El Nino dan pola kenaikan per bulannya khas pada musim penghujan dan sama dari tahun ke tahun akan mulai meningkat Desember, puncak April, lalu kembali turun,' terangnya.
Widyastuti menyebut, pendataan wilayah rawan demam berdarah terus dilakukan dengan maksimal. Dia menilai upaya antisipasi dengan fogging dirasa belum cukup menangkal penyebaran penyakit tersebut.
"Iya (enggak efektif). Kita sampaikan warga fogging itu bukan untuk pencegahan," jelas dia.
Menurutnya, fogging yang dilakukan dengan intens dapat membuat nyamuk menjadi lebih kebal dengan asapnya. "Kayak obat kalau diminum tanpa indikasi yang kuat lama-lama nyamuk itu bandel," kata Widyastuti.
Untuk pencegahan demam berdarah, pihaknya berupaya menyebarluaskan informasi kepada masyarakat menggunakan media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) hingga media sosial. Isinya terkait waspada penyakit demam berdarah berikut pengendaliannya yakni lewat Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
"Peningkatan sistem kewaspadaan dini penyakit DBD melalui penguatan jejaring pelaporan kasus berbasis rumah sakit," terang Widyastuti.
Masyarakat juga diimbau turut menyebarluaskan informasi tersebut dan diminta aktif melakukan upaya pengendalian demam berdarah lewat 3 M. Yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang tempat nyamuk berkembang biak.
Tidak ketinggalan, pihaknya mengimbau warga rutin memeriksa jentik bersama Juru Pemantau Jentik (Jumantik) minimal seminggu sekali.
"Serta pemutusan mata rantai penularan dengan fogging fokus pada kasus DBD dengan hasil Penyelidikan Epidemiologi positif," Widyastuti menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber : Liputan6.com
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ditemukan 200an lebih kasus DBD di satu wilayah Jakarta
Baca SelengkapnyaAni menambahkan untuk fasilitas kesehatan (faskes) di DKI Jakarta sangat mencukupi dan hingga saat ini semua dalam keadaan siaga 24 jam.
Baca SelengkapnyaKasus DBD di Jakarta tersebut terhitung sejak Januari hingga Juni 2023.
Baca SelengkapnyaKegiatan fogging ini dilakukan untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengunjung museum di tengah tingginya kasus DBD.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat 750 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak awal 2024. Dari ratusan kasus itu, empat orang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaJumlah korban meninggal dunia itu berasal dari 62.001 kasus DBD yang teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaDari data terakhir yang dihimpun hingga 26 Maret 2024, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan penyebaran kasus DBD terbanyak yakni 716 kasus.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaUpaya pengasapan juga terus dilakukan di beberapa kawasan yang terbilang rawan.
Baca SelengkapnyaJumlah ini naik dua kali lipat dibanding tahun 2023. Adapun rinciannya, pada Januari 2024 sebanyak 68 kasus, Februari 119 kasus, Maret 68 kasus.
Baca SelengkapnyaRSUD Tamansari Rawat 67 Pasien DBD Sejak Januari 2024, Mayoritas Anak-Anak
Baca Selengkapnya