Anggaran Janggal RAPBD DKI, Mendagri Tito Tak Mau Intervensi
Merdeka.com - Usulan RAPBD DKI 2020 atau KUA-PPAS APBD 2020 tengah mendapat sorotan. Sebab, beberapa usulan anggaran dinilai tak masuk akal. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian tak mau ikut campur soal itu sebelum RAPBD Jakarta rampung.
"Saya tak mau intervensi daerah sebelum mereka final, karena mereka memiliki mekanisme sendiri, contoh di tingkat provinsi masih ada pembahasan diulangi oleh bagian perencanaan, setelah itu ada inspektorat untuk lakukan cross checking, setelah itu baru masuk ke DPRD," kata Tito di Kemendagri, Jakarta, Jumat (1/11).
Setelah dari DPRD, draf RAPBD baru diajukan ke Kemendagri. Dari situ, kata Tito, pihaknya baru bisa menilai apakah menyentuh sasaran atau tidak.
-
Siapa yang diingatkan Jokowi soal pengelolaan anggaran? Jokowi mengingatkan Pemda agar program-program harus berorientasi kepada hasil, sehingga ada return ekonomi.
-
Apa yang harus jadi prioritas saat menentukan anggaran? Buat daftar elemen pernikahan yang paling penting bagi kamu dan pasangan, seperti lokasi, pakaian, dekorasi, dan makanan. Fokuskan dana pada elemen-elemen tersebut, dan cari cara untuk menghemat pada bagian lainnya.
-
Mengapa penting untuk menetapkan anggaran? Sangat penting untuk membuat anggaran yang cukup fleksibel agar dapat menyesuaikan dengan fluktuasi harga atau kebutuhan mendesak, tetapi tetap ketat untuk menghindari pemborosan.
-
Bagaimana Jokowi meminta kepala daerah mengelola anggaran? 'Fokus. Jangan sampai anggaran diecer-ecer ke dinas-dinas semuanya diberi skala prioritas enggak jelas. Ada kenaikan 10% semua diberi 10 persen. Enggak jelas prioritasnya yang mana,' kata Jokowi.
-
Kenapa Tito Karnavian mengingatkan Pemda untuk memonitor inflasi? 'Artinya apa? Ini daerah-daerah ini masyarakatnya sudah susah, kita tidak bisa mengambil patokan gembira dengan angka 3 persen nasional,' ungkapnya.
-
Kapan Jokowi menyampaikan pesan tentang pengelolaan anggaran? Jokowi menyampaikan alasan mengapa semua negara memiliki ketakutan terhadap hal-hal tersebut.'Karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja, beban fiskal itu akan sangat, sangat besar,' jelasnya.
"Rasional atau tidak (RAPBD itu), tentu saja sekarang masih di tahap provinsi, kita tak bisa dan tak ingin intervensi," ucapnya.
Paling tidak, Mendagri hanya mengingatkan tentang prinsip penggunaan anggaran itu bukan cuma memikirkan belanja pegawai rutin dan belanja barang operasional. Namun, apakah belanja modalnya tepat untuk kepentingan rakyat atau tidak.
"Utamakan juga belanja modal yang tepat untuk kepentingan rakyat, itu paling penting, agar betul-betul dirasakan masyarakat. Jangan belanja modal beli barang tapi gak dipakai, jadi harus tepat dan dirasakan masyarakat," tuturnya.
Tito mendapat laporan dari Dirjen Bina Keuangan Kemendagri yang mengevaluasi APBD 2019 pekan lalu. Dia menyebut bahwa banyak daerah yang APBD tahun 2019 hanya terserap sebanyak 60 persen.
"Ternyata banyak sekali daerah-daerah, tapi saya enggak bilang Jakarta, yang daya serap baru 60-an persen, padahal tinggal dua bulan lagi," ucap Tito.
Maka dari itu, Tito mengingatkan para kepala daerah bisa memaksimalkan anggaran untuk 2019 sebelum waktunya selesai. Ia berharap anggaran tersebut digunakan untuk keperluan rakyat, bukan hanya dibelanjakan barang.
"Nah saya membayangkan kalau 60 persen itu belanja pegawai, dan barang saja, berarti yang menikmati ini pegawai, yang dinikmati masyarakat mana?" ungkapnya.
"Penggunaan anggaran itu selain belanja pegawai rutin, belanja barang operasional, utamakan juga belanja modal yang tepat untuk kepentingan rakyat, itu paling penting, agar betul-betul dirasakan masyarakat," papar Tito.
Mantan Kapolri itu berharap para kepala daerah bisa memperhatikan dengan cermat ke mana saja aliran anggaran-anggaran tersebut digunakan. Dia ingin anggaran dapat digunakan secara maksimal.
"Maka di belanja modal itu harus betul-betul dipelototin oleh kepala daerah, DPRD, dan nanti juga sampai ke kita, dan juga para pengawas, apalagi kita kerjasama dengan KPK, dengan BPKP, BPK," tutupnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi mengingatkan agar anggaran besar tidak dibagikan ke dinas-dinas terkait
Baca SelengkapnyaIuran Tapera akan dipungut dari pegawai swasta dan mandiri
Baca SelengkapnyaSekretaris Daerah (Sekda) Bali Dewa Made Indra menanggapi soal ucapan Presiden. Meskipun Presiden tak menyebut spesifik daerah yang dimaksud.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta pemerintah pusat dan daerah tidak membuat banyak program.
Baca SelengkapnyaRieke mengaku tidak khawatir kunjungan Jokowi akan menggerus suara PDIP di Jateng.
Baca SelengkapnyaTugas BPKP bukan untuk mencari-cari kesalahan instansi
Baca Selengkapnyaokowi ingin agar rencana pembangunan jangka panjang hingga menengah baik di daerah dan pusat berjalan sinkron.
Baca SelengkapnyaBima Arya menyampaikan, Prabowo meminta kepada pemerintah pusat dan daerah untuk hemat agat tidak ada biaya yang dihambur-hamburkan.
Baca SelengkapnyaMenteri ATR juga tidak menampik bahwa masih ada sejumlah permasalahan soal lahan yang ada di IKN.
Baca SelengkapnyaDidapati dana Rp10 miliar hanya Rp2 miliar yang dibelanjakan untuk manfaat rakyat.
Baca SelengkapnyaHeru pun mempersilakan calon yang ingin berkontestasi di Pilkada Jakarta berlaga dengan cara yang sehat
Baca SelengkapnyaPenggunaan anggaran tersebut harus tetap dilakukan secara hati-hati seperti pada tahun-tahun sebelumnya.
Baca Selengkapnya