Anies Baswedan kritisi peran aplikasi Qlue buat ketua RT dan RW

Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ingin memperkuat peran RT RW di masyarakat. Ini dikarenakan tataran pemerintahan paling rendah tersebut langsung berhubungan dengan masyarakat.
Hanya saja pengelolaan RT RW yang dilakukan pemerintah saat ini sangat disayangkan oleh Anies. Sebab para ketua RT dan RW berkewajiban melaporkan semua kegiatannya lewat aplikasi Qlue hingga 3 kali dalam satu hari.
“Kita akan sederhanakan itu, kita punya kegiatan. Jangan kesannya tidak pedulikan RT RW. Justru kami ingin memberikan kepada mereka masyarakat. Kan mereka dipilih masyarakat dan mereka bukan bagian dari aparatur pemerintah,” kata Anies saat ditemui di Jakarta Selatan, Rabu (21/12).
“Mereka (RT RW) adalah pimpinan komunitas. Jadi berikan kepercayaan kepada mereka. Selalu kita katakan akan memberikan aplikasi yang terkait pengelolaan dana dari APBD yang nanti di breakdown per wilayah. Tetapi nanti aplikasi RT RW nanti menjadi lebih baik pelibatan publiknya bukan sekedar pelaporan,” sambung Anies.
Bila terpilih pada 15 Februari mendatang, Anies ingin ada aplikasi juga melibatkan peran RT RW. Sehingga warga tak hanya melaporkan keluhan lewat aplikasi kemudian dieksekusi oleh pemerintah pusat tanpa melibatkan peran RT RW.
“Kita ingin aplikasi itu dicek dulu pada RT RW. Jangan kita bikin aplikasi itu pemerintah kayak gitu, bikin dulu, seakan-akan paling tahu terus ngalamin kita ngalamin,” ujar Anies.
Artikel terkait Anies Baswedan juga bisa diakses di Liputan6.com
Mantan Mendikbud itu justru menginginkan sebaliknya, mengajak duduk bersama membahas kebutuhan warga sebelum memutuskan suatu kebijakan. “Jadi pengguna dipanggil untuk mereka yang tahu masalahnya lalu dibuatkan aplikasi seusai RT RW. Jangan dibalik kita buat lalu kita paksa mereka,” ungkap Anies.
Anies melanjutkan konsep aplikasi qlue yang merupakan bagian dari smart city itu dinilai salah. Sebab masyarakat diasumsikan cerdas lantaran menggunakan teknologi. Padahal teknologi hanyalah alat.
“Jangan seakan-akan kita kalau sudah ada alat ini jadi smart city. Asumsinya semua orang menjadi smart karena sudah ada smart board. Bukan, smart board itu, kalau pemanfaatannya. Smart city membuat warga kalau dalam bahasa lainnya educating city, kota yang memang mencerdaskan, mencerahkan,” tutup Anies. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya