Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Anies Ingin Prioritaskan Pejalan Kaki

Anies Ingin Prioritaskan Pejalan Kaki Erick Tohir Bertemu Anies Baswedan di Balai Kota. ©2019 Merdeka.com/Dwi Aditya Putra

Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengapresiasi penggunaan sepeda sebagai alat mobilitas terus meningkat. Jika bisa diurutkan, Anies mengaku ingin 'memanjakan' para pejalan kaki.

"Saya berkali-kali sampaikan kalau dibuat ranking, pemerintah ingin menyusun urutannya ranking nomor 1 adalah jalan untuk kaki," katanya di Jakarta, Rabu (27/11).

Kemudian setelah akses bagi pejalan kaki, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu ingin menambah ruas jalan serta meningkatkan kualitas jalur sepeda. Menurutnya, kenikmatan bersepeda baru bisa dirasakan jika pemerintah mengkhususkan jalur tersebut.

Kendati begitu, Anies menyadari urutan seperti angannya sulit tercapai di Jakarta, dengan tata ruang yang padat. Ia pun tidak menafikan mencapai jalur ideal bagi pesepeda tidak instan.

Sejauh ini, menurutnya, fasilitas istimewa yang diberikan Pemprov DKI masih sebatas penambahan jumlah armada dan trayek TransJakarta.

"Di Jakarta karpet merahnya soalnya baru Trans Jakarta. Tapi kita berharap nanti mudah-mudahan bisa lebih luas lagi dan teman-teman sekalian di komunitas sepeda kita perlu secara serius mengkampanyekan tentang kenyamanan bersepeda," tuturnya.

Anies optimis jika bersinergi dengan beberapa komunitas pesepeda minat masyarakat bermigrasi alat transportasi bahan bakar minyak menjadi alat transportasi ramah lingkungan bisa terealisasi.

"InsyaAllah nanti mudah-mudahan jalur sepeda wisata di semua tempat di Jakarta," tutupnya.

Pemprov DKI Masih Kaji 13 Titik untuk Lapak PKL di Trotoar

Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi DKI Jakarta, Adi Arianta mengatakan masih melakukan pengkajian kios atau booth seperti apa yang diperbolehkan berada di trotoar. Hal ini dipertimbangkan sebagai bentuk akomodir kebutuhan masyarakat.

Dalam satu diskusi mengenai penataan PKL, Adi menuturkan ada beberapa aspek lapangan yang dianggap patut didirikan lapak PKL di trotoar, misalnya, intensitas aktivitas masyarakat, sumber listrik, tempat sampah, sumber air.

"Sumber daya. Mereka butuh listrik kah, air, tempat sampah. Bagaimana potensi di sana jangan kita menempatkan titik tidak laku," kata Adi, Jakarta, Kamis (21/11).

Dengarkan Kritik Masyarakat

Dari hasil kajian itu, Adi menyebut Dinas Koperasi dan UMKM Jakarta telah menentukan 13 titik kios PKL. Namun demikian, ia memahami adanya kritik terhadap langkah Pemprov mengizinkan lapak PKL di trotoar.

Ia berdalih adanya langkah akomodir Pemprov terhadap PKL dikarenakan kebutuhan masyarakat. Ia mengatakan masih akan terus mengkaji aspek hukum atas langkah tersebut.

"Memang pendekatannya seperti itu apakah kita tidak memperhatikan kebutuhan masyarakat. Masyarakat jalan dari patung kuda, keluar MRT tidak ada itu (kios penjual minuman atau makanan). Tapi kita juga kaji aspek hukumnya masih kita bahas supaya lebih matang," tandasnya.

Ia menargetkan kajian pendirian lapak PKL di 13 titik akan rampung Desember 2019. Yang jelas, Adi menuturkan penempatan lapak PKL tetap mengutamakan estetika tata kota.

(mdk/fik)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP