Fakta Baru Kematian Sekeluarga di Kalideres: Mau Pinjam Uang Rp50 Juta
Merdeka.com - Kematian empat orang sekeluarga di dalam rumah di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat masih misterius. Fakta terbaru, salah seorang korban sering memesan jamu via WhatsApp.
Hal itu disampaikan R seorang tukang jamu yang biasa mangkal di sekitar perumahan tersebut. Dia mengatakan, keluarga korban merupakan salah satu langganan.
Awalnya, salah satu korban menemuinya di tempat biasa berjualan. Namun lama-kelamaan, R yang diminta mengantarkan langsung ke rumah.
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
-
Siapa yang menemukan mayat itu? 'Awalnya saksi melintas di jalan tersebut, saksi menemukan bungkusan kasur yang menghalangi jalan,' kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Baktiar Joko Mujiono di Tangerang.
R mengayuh sepeda sambil membawa jamu sesuai yang dituliskan di WhatsApp. R menguraikan, kebiasaanya 5 bungkus salah satunya kunyit asam-manis.
"Si Dian kan suka jamu. Biasanya kerupuk dua ya mbak, jamunya lima bungkus. Iya (saya antar). sekuriti juga tahu. Nah semenjak Corona tidak pernah pesan jamu lagi sama saya," ujar dia.
Menurut R, salah satu korban menghubungi tak tentu waktu. Terkadang, dua minggu, atau satu bulan sekali. Terakhir kali, keluarga korban memesan pada awal-awal pandemi Covid-19 terjadi di Indonesia sekitar Maret 2020.
"Pokoknya semenjak Corona itu bu Dian enggak pernah pesan jamu. Mungkin karena pas Corona tidak pernah keluar-keluar lagi," ujar dia.
R mengatakan, meninggalnya satu keluarga diketahui dari rekannya sesama pedagang. Saat itu, pedagang rokok bertanya penghuni rumah yang tinggal di Blok AC5 No 7. R kemudian teringat dengan sosok Dian.
"Lah itu mah langganan saya. Saya kenal dia itu ya di sini doang. Karena dia langganan ya kenalnya di sini. Saya juga tidak nyangka dia meninggal itu," ujar dia.
Sempat Mau Pinjam Uang
R mengungkap komunikasi terakhir terjadi pada saat pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu. Ketika itu, tiba-tiba salah seorang korban menghubunginya untuk meminjam uang sebesar Rp50 juta.
"Dia pernah WhatsApp ke saya minjam duit Rp50 juta buat operasi. Operasi untuk apa saya enggak tahu," kata dia.
R mencoba mengingat lagi kata-kata yang dikirimkan oleh salah satu korban.
"Katanya 'mba, aku boleh minta tolong dong, minjem uang Rp50 juta," tulis korban dalam pesan WhatsApp.
"Waduh, duit segitu mana punya saya bu, saya ini tukang jamu," balas R.
"Kali kerabat mbak ada," jawab korban lagi.
"Saya tidak punya saya juga tidak berani ngomong-ngomong sama saudara saya pinjam duit segitu. Buat apa emang bu?" R kembali menjawab.
"Buat operasi saudara saya,” korban kembali membalas.
Sakit Liver dan Gula
R mengaku menyarankan kepada salah satu korban ke bank pelat merah. Namun, korban mengaku tak sanggup lantaran tidak ada yang bisa dijaminkan.
"Saya bilang bu kasih jaminan apa gitu sertifikat rumah,” kata si tukang jamu.
"Justru itu mbak, saya juga tidak punya jaminan” jawab korban kala itu melalui WhatsApp.
“itu kata dia. Sudah saya dari situ tidak pernah ke ke sana lagi," ucap R.
R mengatakan, sepengetahuannya di rumah hanya ada ibu, bapak, dan Dian. Sementara, sosok Budyanto Gunawan, R tak tahu-menahu.
"Saya tahunya di rumah itu hanya tiga orang. (Pamannya) saya malah tidak pernah tahu. Wong saya kalau habis anter jamu langsung tutup gerbang," ujar dia.
Menurut informasi, bapaknya memang kondisinya sakit-sakitan. Sepengetahuannya, ayah Dian mengidap penyakit liver dan gula.
"Jadi kan kalau bapaknya pernah minum jamu bilangnya, 'kalau penyakit liver apa ya obatnya?' waduh saya kurang tahu. Mending bapak ke dokter saja gitu. Sama diabetes gula katanya. Kalau itu mending ke dokter saja pak. Saya kan bukan dokter," ucap dia.
Reporter: Ady AnugrahadiSumber: liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebelum tewas bunuh diri, salah satu korban sempat meminjam uang ke warga apartemen dengan nominal Rp20 juta.
Baca SelengkapnyaJasad keluarga yang terdiri dari 4 orang yaitu EA (51), JL (18), AIL & JWA (13) ditemukan pukul 16.15 Wib
Baca SelengkapnyaKorban HR merupakan pedagang ponsel keliling. Dia tinggal bersama tiga korban lain, yakni ibunya dan dua anaknya sejak bercerai dengan istrinya dua tahun lalu.
Baca SelengkapnyaPenyidik masih melakukan olah TKP dan menunggu hasil autopsi keempat jenazah di RS Bhayangkara Palembang.
Baca SelengkapnyaBisnis kapal tersebut bangkrut ketika pandemi Covid-19 lalu.
Baca SelengkapnyaWarga yang penasaran masuk ke rumah dan menemukan satu mayat. Warga akhirnya melapor ke polisi dan ditemukan tiga mayat lagi di rumah tersebut.
Baca SelengkapnyaPolres Malang mengungkap motif kasus satu keluarga yang diduga melakukan bunuh diri pada Selasa (12/12).
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa sejumlah saksi untuk mengetahui motif bunuh diri satu keluarga tersebut.
Baca SelengkapnyaMelihat kondisi korban, diyakini keempatnya sudah tewas lebih dari tiga hari.
Baca SelengkapnyaWarga awalnya hanya mencium bau busuk dan tak mencurigai rumah korban menjadi sumber aroma tersebut.
Baca Selengkapnya"Ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres, oleh karenanya pola sama, ditemukan jenazah sudah rusak," kata Kombes Pol Hengki.
Baca SelengkapnyaDiduga keduanya menjadi korban perampokan dan dibunuh oleh cucu tiri nya
Baca Selengkapnya