Ide menggeser bukan menggusur Agus Yudhoyono dinilai biasa dilakukan

Merdeka.com - Calon Gubernur DKI Jakarta Agus Harimurti Yudhoyono menjadi sorotan, lantaran berjanji untuk tidak menggusur warga di bantaran kali. Dia memilih untuk menggeser, bukan menggusur seperti yang kerap dilakukan Basuki T Purnama, calon petahana di Pilgub DKI 2017.

Pengamat Tata Perkotaan Stevanus J Manahampi mengatakan, apa yang disampaikan Agus bukan barang baru dan bisa diterapkan. Terutama, terkait konsep menggeser.

"Soal geser dan bukan gusur misalnya. Strategi ini sudah sering digunakan oleh Perumnas dalam peremajaan hunian-hunian lama yang sudah kumuh dan memerlukan peremajaan," kata Stevanus dikutip dari Antara, Selasa (31/1).

Pria yang berprofesi sebagai arsitek ini, mencontohkan konsep menggeser tersebut, telah dilakukan Perumnas di Sukaramai Medan. Dimana, konsepnya mengubah dari lantai 4 menjadi ke lantai 19.

"Saat ini yang sedang jalan dilakukan Perumnas itu di Sukaramai Medan. Kebetulan saya salah satu tim perencanannya. Rusun Sukaramai Medan dari 4 lantai, akan dikembangkan jadi 19 lantai. Warga lama dapat ganti rugi unit dengan luasan yang sama dengan unit mereka sebelumnya. Selama konstruksi, mereka diberi uang kontrakan," jelas Stevanus.

Menurut dia, dengan konsep tersebut, selain warga mendapatkan hunian yang layak, juga bisa meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

"Dari metode pengembangan ini, tidak saja berhasil meningkatkan kualitas hunian bagi warga asli yang sudah tinggal lama di sana, tapi juga menyediakan kurang lebih 1.700 unit hunian baru," kata Stevanus.

Karenanya, Steve menilai, konsep penataan kota yang diusung Agus, berfokus kepada subyek, yaitu warga kota.

"Dia nampaknya paham bahwa warga kota itu harusnya menjadi perhatian dan fokus utama, serta harus dilibatkan sebagai komponen penting dalam pembangunan dan penataan kota. Penataan kota tidak bisa melulu berorientasi pada estetika atau ekonomi. Ada aspek sosial budaya dan psikologis yang harus juga diperhatikan," tandas Stevanus.