Kasus peluru nyasar, Polri usul ruang kerja DPR menghadap lapangan tembak dicek

Merdeka.com - Tiga proyektil kembali ditemukan di Gedung DPR RI hari ini setelah dua sebelumnya. Tiga proyektil itu diduga masih ada kaitannya dengan penembakan oleh tersangka IAW dan RMY pada Senin (15/10) lalu.
Kepala Bidang Balistik, Metarlugi Forensik Puslabfor Polri, Kombes Ulung Kanjaya, mengatakan kemungkinan temuan peluru masih bisa terjadi. Sebab, Ulung menjelaskan, jenis senjata Glock memiliki kapasitas 16 butir peluru.
"Bisa sampai 16 butir sekali isi," katanya usai dihubungi merdeka.com, Rabu (17/10).
Sebelumnya, polisi menyebut hanya melepaskan empat tembakan saat kejadian. Namun dengan temukan ketiga pada hari ini, kata Ulung, bukan tak mungkin tersangka berbohong, atau lupa berapa banyak peluru yang dia isi.
"Kadang-kadang orang isi peluru nggak hitung-hitung jadi lupa, dia keseruan nembak main masuk-masukin aja peluru. Yang penting dipenuhi sisanya berapa," ujarnya.
Dalam kasus ini, Ulung meminta kepada pihak Polda Metro Jaya untuk memeriksa seluruh Gedung DPR RI yang menghadap ke Lapangan Tembak Senayan.
"(Bakal temukan proyektil kembali) Takutnya juga ada gitu, mangkanya DPR ini supaya ini lapor semua yang punya satu hadapan lapangan tembak periksa satu-satunya, kalau nggak TKP lagi TKP lagi. Padahal nembak ya Senin, tadi aja nggak ada kegiatan tembak ada," bebernya.
"Nanti dari Polda ke anggota DPR yang ngadep ke lapangan diperiksa satu-satu jadi polisi periksa keseluruhan nya," usul Ulung.
Untuk diketahui, pada hari ini peluru menembus ruangan kerja 1003 milik anggota Fraksi Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya dan ruangan 2003 milik Totok Daryanto dari Fraksi PAN. Kemudian disusul temuan peluru nyasar di ruangan 915 milik Khatibul Umam Wiranu.
Sebelumnya pada Senin lalu, peluru nyasar ke ruangan anggota Komisi III DPR Wenny Warouw dan Bambang Heri Purnomo di lantai 13 dan 16.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya