Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Lelah Hadapi Banjir Jakarta

Lelah Hadapi Banjir Jakarta tinggal di bantaran kali ciliwung. ©2020 Merdeka.com/bagus kusumo sejati

Merdeka.com - Nur Aini, salah satu warga terdampak banjir di bantaran sungai Ciliwung, RT 10/RW 8, Jatinegara, kampung Melayu mengaku lelah dengan banjir yang melanda Jakarta beberapa hari ini.

Bahkan tetangga yang menetap di samping rumahnya, telah pindah rumah lantaran tak kuat menghadapi terjangan banjir yang terus terjadi.

"Iya samping rumah katanya enggak kuat dia bersihin lumpur terus, kita juga sebenarnya enggak kuat badan pada pegel-pegel, warga sini juga pada sakit gara-gara bersihin lumpur mulu hampir tiap minggu," ujar Aini di lokasi, Senin (24/2).

Aini mengungkapkan, dirinya heran mengapa akhir-akhir ini terus terjadi hampir setiap Minggu. Hal tersebut karena biasanya banjir berlangsung lama, tetapi langsung surut dan tidak terjadi luapan lagi.

"Iya kalau dulu-dulu itu banjir nih lama, tapi abis itu surut, lah ini kita banjir udah surut, eh tiba-tiba ada pengumuman lagi kalau bakal naik (air)," katanya.

Aini pun mengaku resah akibat banjir yang kerap melanda. Hal tersebut karena dirinya tak bisa menjajakan dagangannya lantaran khawatir tak ada yang membeli.

"Bingung sih kita ini kalau misal ada pengumuman air bakal naik kan kita sibuk amanin barang, kalau paksain dagang gorengan ini malah enggak habis, akhirnya kebuang kan rugi," ujar Aini.

Tempat tinggai Aini dilanda banjir pada Minggu (23/2) dan telah surut. Warga pun sudah kembali beraktivitas dengan normal.

Erwin, salah satu warga terdampak lainnya mengatakan banjir, terjadi akibat hujan lebat disertai angin dan petir yang melanda sekitar pukul 04.00 WIB pagi. Lalu permukaan air sungai Ciliwung mulai meluap pukul 10.00 WIB pagi dan surut pukul 22.00 WIB malam.

"Kemarin banjir cuma enggak parah, kalau di sini paling di atas mata kaki dikit," kata Erwin di lokasi.

Dirinya merasa bersyukur karena banjir tak separah saat tahun baru yang mencapai 3 meter. Bahkan, barang-barang yang berada di lantai 2 pun ikut terdampak.

"Wah iya ini mendingan sih dibanding pas banjir awal tahun itu, barang-barang warga pada rusak, malah yang banyak juga yang anyut kebawa banjir kaya TV, macam-macam lah," tuturnya.

Erwin yang telah tinggal selama 40 tahun di lokasi mengungkapkan, banjir kerap terjadi lantaran sungai yang terus mengalami pendangkalan akibat sampah dan lumpur.

"Dulu itu kali dalemnya lebih dari lima meter, sekarang mah paling cuma 2 meter doang malah kalau pinggirnya paling tinggal semeter," ungkapnya.

Erwin pun berharap, pemerintah dapat memberikan solusi terbaik untuk warga yang hidup di bantaran Ciliwung.

Pasalnya, Erwin mengaku warga di bantaran Ciliwung pun ingin kehidupan yang layak dan terhindar dari banjir.

"Kita berharap pemerintah kasih yang terbaiklah, kalau misal mau digusur, sediain dulu tempat buat kita tinggal," tuturnya.

Reporter Magang: Bagus Kusumo Sejati

(mdk/rnd)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP